Part 14

2.1K 255 16
                                    

I CHOOSE YOU. AND I'LL CHOOSE YOU, OVER AND OVER. WITHOUT PAUSE, WITHOUT DOUBT, IN A HEARTBEAT, I'LL KEEP CHOOSING YOU. 



Selama perjalan menuju apartemen, tak sedikitpun Mew melepaskan genggaman tangannya. Tangan Gulf dingin, mungkin dia sudah menunggu lama di basement tadi. Gulf hanya menunduk dan sesekali terdengar terisak. 

Mew menuju dapur untuk membuat segelas hot chocolate favorit Gulf. "Are u oke ?" Ucap Mew sambil menyimpan mug berisikan hot chocolate di hadapan Gulf. Itu salah satu alasan mengapa Gulf menyukai Mew, Mew tidak pernah memaksa. Mew selalu mendahulukan apa yang Gulf rasakan, jika memang Gulf belum mau bicara, Mew  akan menunggu dengan sabar hingga sekiranya Gulf mau berbicara. Gulf menggelengkan kepalanya guna menjawab pertanyaan Mew barusan. "Sudah mau cerita Nong ?" Tanya Mew lagi. 

"Aku pergi dari rumah Phi." Ucap Gulf. "Aku pergi meningalkan Ibu." Lanjutnya. "Aku boleh tinggal disini ? Sebenarnya aku tidak mau alasan ini yang membuat ku ingin tinggal dengan mu. Aku mau alasan yang lebih benar atau jawaban yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan mu kemarin, tapi, aku tidak tahu harus kemana Phi, maafkan aku ternyata alasan ku untuk menjawab pertanyaan mu kemarin harus seperti ini." Ujar Gulf sambil mengeratkan genggaman tangannya yang gemetar. Mew mendekat ke arah Gulf untuk kemudian membawa tubuh bocah itu kedalam pelukannya. "Kau tau, aku tidak masalah dengan apapun alasan mu untuk memilih tinggal dengan ku. Begini saja sudah cukup untuk ku." Ujar Mew sambil membelai lembut punggung Gulf. "Sudah jangan menangis hemm, wajah mu jelek saat menangis." Ujar Mew sambil mengusap air mata disudut mata Gulf. "Soal Ibu mu, nanti biar aku pikirkan oke." Ujar Mew lagi. Gulf menunduk, selalu saja setiap sentuhan setiap perlakuan Mew padanya selalu membuatnya malu dan merasa seperti anak kecil. Tapi, Gulf selalu dan akan selalu suka saat Mew menjaganya.

................................................

Gulf membuka matanya, dan betapa kagetnya ia saat menyadari bahwa mungkin semalaman ia tertidur di pelukan Mew. Gulf mendongak untuk menatap wajah tertidur Mew. Bagai autopilot, lengannya meraih wajah Mew dan menyentuhnya perlahan, teramat perlahan takut jika santuhannya dapat membangunkan Mew dari tidurnya. Memang benar jika cinta itu tak terbatas gender,  jika dia memang harus memilih, Gulf akan selalu memilih Mew, tanpa ragu dalam setiap helaan nafas ia akan selalu memilih Mew. 

"Sudah menatapnya?" Ujar Mew dengan suara baritone nya yang semakin seksi karena baru bangun tidur namun tetap dengan mata yang terpejam. "Kapan kau bangun ?" Ujar Gulf kaget sambil menarik lengannya dari wajah Mew. Mew membuka matanya, dan melihat Gulf dengan bola matanya yang cemerlang sedang menatapnya. "Hemm, sejak sentuhan pertama mungkin." Ujar Mew sambil menyerongkan badannya agar dapat lebih jelas menatap Gulf. "Kenapa tidak langsung bangun ?" Ujar Gulf sambil hendak berdiri. "Mau kemana ?" Ujar Mew sambil menarik Gulf untuk dapat kembali ke pelukannya. Gulf menahan nafsanya, Mew dengan aromanya ditambah dengan suara baritone nya adalah kombinasi yang berbahaya untuk Gulf. "Lepaskan Phi, aku mau mandi. Ujar Gulf sambil menahan rasa malunya. "Morning kiss." Ujar Mew sambil memajukan bibirnya. "In your dream." Ujar Gulf sambil melemparkan bantalnya kearah Mew. "Pelit." Ujar Mew merajuk. Gulf menghentingkan langkahnya, dan berbalik menghadap Mew untuk memberikan kecupan singkat di bibir Mew dan setelahnya melesat ke kamar mandi. Mew kaget namun setelahnya ia tertawa dengan tingkah Gulf barusan. "Mandi bersama ya." Ujar Mew lagi. "Jangan coba-coba, atau aku akan benar-benar membunuh mu." Teriak Gulf dari dalam kamar mandi.


.........................................

Mew berjalan menuju dapur, karena mencium aroma roti panggang dari sana. Dan melihat Gulf masih berkutat dengan masakannya yang entah apa. Di beberapa waktu, masakan Gulf selalu bencana. Tapi, Mew selalu menghargai setiap usaha yang Gulf kerahkan dalam membuat setiap masakannya. "Kau sedang apa?" tanya Mew begitu berada tepat dibelakang Gulf. "Jangan dekat-dekat, geli." Ujar Gulf, padahal aroma after shave Mew bercampur dengan aroma Musk membuat kepalanya pusing. Mew tertawa lagi melihat tingkah malu-malu Gulf. 

Gulf meletakan piring berisikan beberapa helai roti dan telur mata sapi dihadapan Gulf. "Ini untuk mu." Katanya sambil menyerahkan piring berisikan setangkup roti dan telur didalamnya. Mew menerimanya sambil tersenyum. "Terimakasih." Ucap Mew sambil memotong roti untuk dimasukan kedalam mulutnya. Mew menghentikan kunyahannya, benar seperti dugaannya, Masakan Gulf selalu saja bencana. Telurnya terasa manis, mungkin ia salah mengira garam dengan gula. Mew mengambil gelas berisakan air, dan menegak isinya. Gulf menatapnya dan bertanya "Tidak enak ya?" dengan mata yang berbinar. Mew mana tega berkata jujur jika ditatap begitu. "Enak." jawabnya sambil memasuka lagi roti dan telur kedalam mulutnya. "Kau bohong." Ujar Gulf sambil merebut potongan roti dari piring Mew. "Ueekkkk." Kata Gulf sambil mengelurkan roti dari mulutnya. "Sudah kuduga, kau bohong. Ini tidak enak. jangan dimakan." katanya sambil menarik piring dari hadapan Mew. "Tidak apa, usaha mu membuatnya saja sudah cukup." Ujar Mew lagi sambil menahan pergelangan tangan Gulf. Seketika wajah Gulf kembali memerah. "Jika sakit perut, jangan salahkan aku. Kau sudah ku peringatkan." Ujar Gulf lagi.

"Yakin tidak mau ku antar ?" Ujar Mew sambil mengenakan sepatunya. "Tidak usah, aku naik bus saja." Ujar Gulf sambil mengenakan tas ransel di punggungnya. Saat seperti ini, perbedaan usia mereka terlihat kentara. Mew yang dewasa dan Gulf dengan seragamnya tampak seperti bocah.

Saat mereka membuka pintu apartemen, berdiri seorang wanita paruh baya dengan tampilannya yang wah. Sekilas saja kalian lihat, kalian akan tahu jika wanita tersebut adalah orang kaya.

"Ibu." Ucap Mew.

TBC


dear all, 

tadinya chapter ini mau dibuat lebih panjang lagi. tapi kayaknya segini dulu ya..  hehehe kemungkinan story ini bakal tamat 2 atau 3 chapter lagi. Karena aku ada story baru setelah ini, tetep setia baca carita ku ya. Terimaksih yang comment yang vote, i love you all :).

dan mohon maaf kalo chapter ini kurang sweet atau masih banyak kurangnya, i'm not in good condition, tapi otak mikir terus ceritanya mau gimana, jadinya harus langsung eksekusi. kalau enggak takutnya lupa hihihi.

intinya, aku cinta kalian semua yang udah baca story ku ini, tetep cinta #MewGulf dan dukung mereka yaa, :) 

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang