Part 17

2.1K 253 24
                                    

i love you wildly, insanely, infinitely

Begitu memasuki apartemen Gulf segera berlari menuju lift dan menekan angka "15". Dengan langkah tergesa dan setengah berlari ia menuju apartemennya. Begitu ia berdiri dihadapan pintu dengan tulisan "1530" di depannya, ia segera menekan sandi apartemennya. Begitu pintu terbuka, Gulf segera masuk dan melepaskan sepatunya serampangan. "Ibu, Ibu." Ucap Gulf setengah berteriak. "Kenapa, Ibu disini." Ujar Ibunya dari arah dapur. 

Gulf melangkahkan kakinya menuju dapur dan mendapati sang Ibu sedang menata meja makan untuk makan malam. "Ibu bagaimana bisa ?" Ujar Gulf buru-buru dengan nafas yang masih terputus-putus, sisa berlari tadi. "Duduklah dulu. nanti Ibu jelaskan." Ujar Ibunya lagi. Gulf menarik kursi makan dihadapan Ibunya. "Kau sudah makan ?" Tanya Ibunya. Gulf hanya menggeleng. "Ini makan dulu, Ibu sudah masak makanan kesukaan mu." Ujar Ibunya sambil menggeser piring berisi Tomyum dan Padthai. "Ibu, ku mohon jelaskan apa yang terjadi. Aku tidak bisa makan jika tidak tahu kondisi jelasnya." Ucap Gulf lagi. Ibunya hanya tersenyum lalu menghela nafas, terlampau hafal akan sifat anak semata wayangnya itu.

"Tadi, saat Ibu hendak bersiap-siap untuk bekerja di ruang ganti, Tiba-tiba Bos Tee datang menemui Ibu dan memberikan pilihan pada Ibu untuk tetap bekerja atau tidak." Jelas Ibunya. Gulf hanya diam mendengarkan. "Lalu, hutang ku bagiamana, tanya Ibu tadi." Lanjut Ibunya. "Dan Boss Tee bilang bahwa hutang Ibu sudah lunas. Ibu sempat berpikir bahwa kaulah yang melunasi hutang Ibu." Ucap Ibunya sambil menyentuh lembut pucuk kepala Gulf. Gulf hanya menunduk, malu karena bukan dia yang membereskan hutang-hutang Ibunya. Walau sebenarnya dia berniat begitu. "Tapi kemudia Boss Tee menyerahkan ini." Ucap Ibunya sambil menyodorkan kertas kecil berwarna putih dengan tinta emas diatasnya. Sebuah kartu nama. Gulf mengambil kartu nama tersebut dan seketika jantungnya seolah berhenti berdetak begitu melihat sebuah nama yang tertera diatasnya. "Suppasit Jongcheveevat." Tanpa sadar Gulf bergumam "Phi." "Kau kenal Nak?" tanya Ibunya, yang ternyata dapat mendengar gumaman Gulf barusan.

"Kenal Bu, sangat kenal malah." Ujar Guf tanpa sedikitpun mengalihkan pandangan dari kartu nama yang masih berada di genggamannya. "Bagaimana bisa?" Tanya Ibunya lagi. Gulf menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Ibunya. "Dia, ..." Ujar Gulf menggantung. "Dia kenapa ?" Tanya Ibunya lagi. "Dia, dia pacar ku Bu." Ujar Gulf pada akhirnya, yang entah darimana ia mendapatkan keberanian untuk berkata sejujurnya pada sang Ibu. "Tapi, dia..." Ujar Ibunya menggantung. "Laki-laki." Ucap Gulf melanjutkan perkataan Ibunya. "Lalu, apa Ibu masalah dengan itu ?" Tanya Gulf. Ibunya menatap Gulf untuk beberapa saat untuk akhirnya berucap, "Tidak, ibu hanya terkejut. Ibu tidak ada masalah dengan siapa kau jatuh cinta. Itu hati mu. Itu hak mu untuk menentukan kepada siapa kau akan jatuh cinta. Selama kau bahagia, Ibu sungguh tidak masalah." Ujar Gulf sambil mengelus halus lengan Gulf. Gulf menatap Ibunya, "Terimakasih Bu." Ucap Gulf. "Sini, Peluk Ibu." Ujar Ibunya sambil merentangkan tangannya. "Apa kau bahagia ?" Tanya Ibunya ditengah pelukan mereka. "Sangat Bu, sangat." Ujar Gulf sambil mengeratkan pelukannya.

.............................................

Gulf memperdalam ciumannya, seolah dengan begitu ia dapat mengalihkan rasa sakit di bagian selatannya. Setelah Gulf melepas ciumannya dan memeluk Mew erat. "Sakit?" Ujar Mew sambil menatap Gulf khawatir. Yang hanya dibalas dengan gelengan. "Aku baik-baik saja. Berhenti bertanya dan cumbui aku dengan benar." Ujar Gulf sambil  kembali mencium penuh nafsu bibir mew.

Mew memompa perlahan, ia beregrak selambat yang ia mampu. Ia tak mau menyakiti Gulf walau sebenarnya ia harus bertarung dengan nafsunya. Melihat Gulf berada dibawah kungkungannya, dibawah kendalinya, dengan peluh membasahi wajahnya, dengan kulit kecoklatannya yang bersemu kemerahan dan bibir tebalnya yang sedkit terbuka, sambil sesekali mendesah saat Mew menemukan titik yang tepat. Sungguh itu adalah pemandangan yang paling indah untuk Mew. Mew tersentak sedikit kaget saat Gulf membawa tangannya menuju bagian bawah tubuh Gulf. "Phi, bantu aku." Ujar Gulf sambil memejamkan matanya.

Mew mencengkram lembut bagian bawah Gulf, ukurannya tidak tertalu besar sehingga tangan Mew yang lumayan lebar dapat melingkupi semuanya. Mew memompanya dengan perlahan dengan tangan dan bergerak seirama dengan bagian tubuhnya yang lain yang berada di dalam Gulf.

"Sayang, kau membuat ku gila." Ujar Mew tepat ditelinga Gulf. Gulf membuka matanya dan menatap Mew, "Diam, kau terlalu banyak bicara." Ujar Gulf sambil mencium lagi bibir Mew yang entah sejak kpan menjadi candu untuknya.

..................................................

Gulf terbangun dengan peluh membasahi tubuhnya, dan ia meraba tempat tidur deisebalahnya dan tidak menemukan Mew disana. "Phi." Ucapnya dengan suara khas bangun tidur. "Good Morning, sleepy head." Ujur Mew diambang pintu kamar hanya dengan mengenakan boxer dan memamerkan bahunya yang lebar serta perut sixpack nya dengan beberapa tanda kemerahan didadanya, ulah Gulf semalam.

Seketika wajah Gulf bersemu merah mengingat kejadian semalam. "Kau kenapa?" Ujar Mew sambil duduk disampingnya dengan piring berisi sarapan. "Tidak apa-apa." Ujar Gulf sambil menyembunyikan wajah diantara kedua lututnya. "Kau malu ?" Ujar Mew menahan gemas. "Tidak." Ujar Gulf sambil beranjak dari tempat tidur, dan Gulf lupa bahwa dibawah selimut tadi ia tidak mengenakan apa-apa.

"Sayang, pakai dulu celana mu. Jangan menggoda ku pagi-pagi." Ujar Mew sambil tertawa melihat Gulf yang panik sambil menyambar asal boxernya yang berserakan di bawah ranjang.

......................................................

TBC


Dear All, makasih yang sudah baca sampai sejauh ini dan tetap setia memberikan comment atau voted. Sebenarnya, di draft yang sudah dibuat ceritanya jauh lebih panjang dari ini. tapi, jadinya akan saya buat 2 part. Karena sepertinya 1 part lagi akan ending + 1 chapter epilog. Luv u all ..



COVER FOR MY NEXT STORY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

COVER FOR MY NEXT STORY .. 

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang