Part 16

2.2K 235 25
                                    


When I'm with you, I act different, In a good way. I smile more and laugh more. With you, I can drop the fake smile and put on a real one. With you, I'm Happy.

Mew memakirkan mobilnya di pelataran parkir Nana Plaza, Ia keluarkan handphone  dari celana kerjanya dan mengirim pesan untuk Gulf.

To: My Nong

Aku pulang sedikit terlambat, tak usah menunggu ku untuk makan malam. Hati-hati dijalan untuk ku. 

Mew berjalan menyusuri bagian dalam Nana Plaza, dengan tampilan bak dewa yunani  ia banyak mengudang wanita-wanita yang bekerja disana untuk berebut menghampiri dirinya, tapi Mew hanya tersenyum dan menolak ajakan-ajakan tersebut dengan halus sambil berjalan dengan tergesa. Begitu tiba di Pub dimana tempat Ibu Gulf bekerja, Mew melangkahkan kakinya untuk memasuki Pub tersebut. Suasana didalam gelap, hanya ada pencahayaan dari meja-meja yang tersusun rapi di kanan kiri Pub, yang kebanyakan sudah terisi beberapa pria dan wanita. Ada yang hanya mengobrol dengan intim atau bahkan ada yang melakukan lebih dari itu. 

Seorang pramuniaga berpakaian kemeja putih dipadukan celana hitam serta vest berwarna senada celana menghampiri Mew. "Sudah resevasi?" katanya. "Belum." Jawab Mew. "Mohon maaf, saat ini table kami sudah terisi penuh. Jika belum reservasi anda tidak bisa masuk." Ujarnya lagi. "Maaf, tapi saya hanya mencari orang ini." Ujar Mew sambil menyerahkan handphone nya dengan foto Ibu Gulf dan Gulf disana. Pramuniaga tersebut menerima handphone Mew dan memperhatikan sebentar. "Tunggu disini sebentar." Ucapnya sambil berlalu meniggalkan Mew. Mew duduk di kursi di depan meja bar sambil mengedarkan padangannya ke seluruh area Pub, pemandangan yang ia lihat membuatnya sedikit tidak nyaman.

"Ada perlu apa dengan May ?" Ujar sebuah suara, dan Mew segera membalikan badanya untuk menatap sumber suara. Dihadapannya berdiri pria setengah baya dengan menggunakan jas hitam-hitam serta beberapa aksesoris di leher dan dipergelangan tangannya. "Ada yang ingin saya bicarakan." Ujar Mew lagi. "Dia sedang bekerja, jadi tidak bisa." Ucap laki-laki tersebut. Mew mengeluarkan kartu nama yang biasa ia simpan didalam dompet untuk selanjutnya ia serahkan terhadap pria itu yang kemudian ia tahu pria dihadapannya dipanggil dengan sebutan Boss Tee. "Ikut aku." Ujar Tee setelah melihat kartu nama yang Mew berikan.

Mew mengikuti langkah Tee untuk masuk menyusuri lorong yang dimana kanan dan kirinya berupa kamar-kamar yang Mew sudah tahu itu untuk apa. Mew sampai diujung koridor dan dihadapkan dengan pintu berlapiskan kain beludru berwarna ungu tua. Tee mengetuk pintunya untuk kemudian mendengar kata "masuk" dari dalam.

Mew melangkahkan kakinya kedalam ruangan tersebut dan begitu memasuki ruangan tersebut aroma pinus menyeruak kedalam indra penciumannya. Mew kembali dihadapankan dengan seorang laki-laki berpakaian serba hitam dan duduk dibalik meja besar dengan kursi berwarna senada dengan kain yang melapisi pintu masuk tadi. "Ada perlu apa dengan May?" tanyanya sambil menopang dagu. "Ada beberapa hal yang perlu saya bicarakan." Ujar Mew. "Kau pengacara?" Ucap pria tersbut yang hanya dibalas anggukan oleh Mew. "Kau tidak bisa bertemu dengannya, selama bekerja ia dilarang bertemu dengan orang di luar pelanggannya." Ujar pria tersebut sambil mengetuk-ngetukan jari telunjuknya diatas meja. "Itu perjanjanjiannya." Ucapnya lagi. "Perjanjian apa?" Ujar Mew. "Dia memiliki hutang padaku sebesar 10 juta bath. Sebelum ia dapat melunasi hutangnya dia harus tetap bekerja pada ku." Ujar pria tersebut. "Jadi, jika hutangnya lunas dia bia berhenti bekerja?" Ujar Mew lagi. "Ya, seperti itu perjanjanjianya." Ujar pria tersebut. 

..............................................

Gulf menekan tombol sandi apartemen Mew, terdengar bunyi "bip" sebelum pintu apartemen terbuka. Gulf melangkah masuk setelah ia melepaskan sepatu sekolahnya dan ia simpan di rak di sebelah kiri pintu masuk. 

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang