Sebuah cerita di suatu pagi. Ku buka mata ku saat ku dengar suara derap langkah mu yang menjadi hal biasa disetiap pagi. Dengan sebuah kecupan singkat dan alunan suara mengucap "SelamatPagi". Tak ada yang lebih ku inginin dari ini. dari dirimu yang selalu ada dikala ku membuka mata hingga ku menutup mata di penghujung hari. tentang semua lelah seolah menguap saat sebuah pelukan ku dapatkan saat pertama ku membuka pintu. Oh.. betapa ku begitu mencintai mu. -Mew-
Wedding Day
Gulf mondar mandir tak mau diam di ruang ganti, tangannya berkeringat dan degup jantungnya berdetak tak beraturan. Gulf memandang pantulan dirinya di cermin, ia menggunakan Tuxedo berwarna hitam dengan kemeja berwarna putih, dilengkapi dengan sepatu pantofel berwarna senada dengan tuxedo-nya. Ia menarik nafas dalam-dalam, ia gugup setengah mati. Sampai ketika pintu ruang gantinya terbuka dan ia melihat Mew disana, mengenakan tuxedo berwarna sama dengan dirinya dan dengan tatanan rambut yang berbeda dari biasanya. Dan itu membuatnya tampak berkali-kali lipat lebih tampan.
"Kau kenapa?" Ucap Mew sambil berjalan menghampiri Gulf. "Aku gugup Phi, lihat tangan ku berkeringat." Ujar Gulf sambil memperlihatkan tangannya yang basah. Mew mengambil lengan Gulf dan megenggamnya. "Dengarkan aku, berada dengan mu sekarang disini. Adalah mimpi yang bahkan dulu aku tak berani untuk sekedar membayangkannya. Tapi, aku disini. Melihat mu, menyentuh mu. Satu hal yang pasti, jangan ragukan perasaan ku pada mu. Sampai berjumpa di altar Nong." Ujar Mew sambil mencium lembut punggung tangan Gulf. Gulf tak sanggup berkata-kata. Mew pergi meninggalkannya untuk kembali bersiap-siap diruang gantinya sendiri.
Gulf sendiri tak paham, kenapa dia bisa segugup ini. Bukan perasaan Mew yang ia ragukan. Bukan itu. Dia hanya takut, bahwa nanti ia tak akan bisa menjadi pasangan yang baik untuk Mew, selama ini Mew telah banyak memberi, Gulf menerima banyak dari Mew. Tapi, kata-kata Mew barusan entah kenapa bisa dengan sekejap mata menenangkan hatinya. Sentuhan Mew barusan, masih saja memberikan efek yang sama untuk Gulf. dan Gulf tau, bahwa pilihannya tidak salah.
........................................................
Mereka mengadakan pernikahan dengan tema garden party, hanya ada sedikit tamu undangan yang diundang. Itu permintaan Gulf, ia ingin suasana pesta lebih intimate dan lebih hangat. Gulf tergila-gila dengan film Twilight dan ia ingin pernikahannya seperti di film tersebut. Mew hanya mengiyakan dan menuruti semua mau Gulf. Seluruh dekorasi, baju, dan semuanya adalah atas mau Gulf.
Mew berdiri di tengah tempat pesta pernikahannya yang akan diselenggarakan sebentar lagi. Ia menatap Altar yang masih kosong, yang hanya berisikan sebuah podium dengan hiasan bunga yang di dominasi dengan warna hijau. Sampai sebuah tepukan di bahu menyadarkan dirinya dari lamunan. "Apa yang sedang kau pikirkan, Nak ?" Ucap Nyonya May, ia mengenakan gaun berwana hijau lembut dengan rambut yang di gelung ke atas. Sederhana, namun cantik. "Ibu." Ucap Mew setengah kaget. "Apa yang sedang kau pikirkan ?" Tanya Nyonya May lagi. "Ini semua bagaikan mimpi untu ku Bu, aku takut jika tiba-tiba saja aku bangun dan semuanya memang mimpi." Ucap Mew lagi. Nyonya May tersenyum mendengar jawaban dari Mew, lalu tiba-tiba saja Nyonya May mencubit lembut lengan Mew. "Aww." Ucap Mew. "Sakit kan ? berarti kau tidak bermimpi." Ucap Nyonya May lagi.
"Kenapa kau masih diam ?" Tanya Nyonya May lagi, "Tiba-tiba aku takut tidak akan bisa membuat Gulf bahagia." Ujar Mew lagi. "Kau mencintai anak ku kan ?" Tanya Nyonya May lagi. "Sangat." Ujar Mew mantap. "Kenapa kau harus takut ? Dengar Nak, Ibu tau cinta kalian tidak biasa. Tapi Love always win, dengan kalian berdua berada disini adalah bukti nyata dari kalimat yang ku katakan barusan. Mungkin nanti kedepanya tidak akan mudah, akan ada saja kerikil di perjalan kalian. Tapi, tetaplah bersama, tetaplah saling percaya satu sama lain, dan tetaplah saling mencintai satu sama lain. Gulf tidak pernah pacaran, tidak pernah jatuh cinta. Dia hanya jatuh cinta pada mu, aku mengenal anak ku dengan baik, dan dia mencintai mu sama besarnya dengan cinta mu padanya. Jadi, tidak perlu takut. Karena Ibu yakin, kalian akan saling membahagiakan, akan saling memberi. Ku percayakan anak ku pada mu, karena ku yakin kau begitu mencitainya." Ucap Nyonya May dengan pandangan mata yang berkaca-kaca. "Ku titipkan Gulf pada mu." Ucap Nyonya May lagi sambil memberikan pelukan hangat kepada Mew.
.......................................................................
"Phi, kau sudah siap ?" Tanya Thorn begitu masuk ke ruang ganti Mew. Mew hanya memberikan anggukan mantap.
Mew berjalan sendirian menuju Altar, ia melihat teman-teman dekatnya, dan teman-teman dekat Gulf sudah mengisi bangku-bangku tamu undangan. Mew menarik nafasnya ketika ia berdiri di depan Altar. Ia tersenyum kepada pendeta yang sudah lebih dulu berdiri di Altar. Tak berapa lama iringan lagu "Its You" dari Alie Gatie mengiring dengan lembut, hanya instrumen tanpa penyanyi namun membuat suasana semakin romantis dan khidmat. Gulf berjalan kearahnya dengan bouquet bunga dengan warna dominasi hijau dan putih di tangannya. Mew menatap Gulf dengan seulas senyum bahagia diwajahnya. Gulf menatapnya. Hanya menatapnya. Gulf berjalan perlahan, dan setelah alunan musik selesai Gulf tepat berdiri dihadapan Mew. Mew mengulurkan tangannya, dan tanpa ragu Gulf menyambut uluran tangan Mew. "Kalian sudah siap ?" Tanya Pendeta yang tersenyum melihat mereka berdua.
..............................................................................
"Mew Suppasit, apa kah kau menerima Gulf Kannawut sebagai suami mu ? selalu bersama dalam suka dan duka, sakit dan sehat ?" Tanya Pendeta. "Ya, saya bersedia." Ujar Mew mantap. "Silahkan untuk ucapkan wedding vow mu." Ujar Pendeta lagi. Mew berbalik untuk menatap Gulf. "Berdiri disini, adalah hal yang ku impikan sepanjang hidup ku. Menemukan mu adalah takdir yang selalu dan terus akan ku syukuri. Mencintai mu adalah anugrah yang selalu ku syukuri pula. melihat mu disaat pertama kai membuka mata, dan tetap melihat mu disaat akan menutup mata adalah mimpi ku yang menjadi kenyataan. Kamu adalah manivest dari semua mimpi dan bayangan ku akan kehidupan. I'll always love you Nong, we'll be together though thick and thin. Saat ini, disini aku bersumpah akan mencintai mu selamanya." Ujar Mew tanpa sedikitpun melepaskan pandangannya dari Gulf dan megenggam erat lengan Gulf.
"Dan kau, Gulf Kannawut, apakah kau menerima Mew sebagi suami mu ? Selalu bersama dalam suka dan duka, sakit dan sehat ? Tanya Pendeta lagi sambil menatap Gulf. "Ya, saya bersedia." Ujar Gulf sama mantapnya dengan Mew barusan. "Silahkan ucapkan wedding vow milik mu." Ujar Pendeta. Gulf menatap Mew, dan Mew menatapnya masih dengan pandangan yang sama. "Tak pernah terpikir akan ada di tahap ini, berdiri berdua, mengucap sumpah yang tak akan pernah ku ingkari. Saat ini, Dihadapan Tuhan aku bersumpah untuk mencintai sebanyak yang aku mampu. Mencintai mu adalah hal terakhir yang akan selalu ku lakukan. Tak akan pernah melepas tangan ini, we'll be together in thick and thin. Sampai nanti, selamanya. Karena, ku pastikan kita akan kembali bersama di kehidupan yang lain." Ucap Gulf sambil terus menatap Mew yang menatapnya dengan pandangan mata berkaca-kaca.
"I love you." Ucap mereka berdua nyaris bersamaan. Tak bersuara, hanya gerakan bibir yang hanya bisa dilihat oleh keduanya.
FIN
.......................................................................................................................
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
Fanfiction- Mew Suppasit - Pengacara muda, terkenal, sukses, tampan. Tapi, tak semua orang tau bahwa dia menyimpan trauma masa lalu. - Gulf Kanawut - Remaja tanggung berusia 18 tahun. masih dengan jiwa bocahnya, egois dan ingin menangnya sendiri.