Happy Reading
Hidup sebagai salah seorang yang memiliki keterbatasan sangat menyulitkan khanza,banyak hal yang membuat khanza berfikir seolah dunia tidak mendukung khanza,hanya di pantilah yang membuat khanza bisa bebas berekpresi,meski sedikit banyak khanza masih sering melamun memikirkan bagaimana masa depannya kelak.
Meski kini perempuan berusia dua puluh satu tahun itu bisa tersenyum lepas,khanza tidak mengelak jika kehadiran azka berhasil membuat hari-harinya jauh lebih bewarna,jika di ibaratkan mungkin azka bagaikan hujan di musim kemarau,datang lalu membawa secercah harapan untuk bertahan di masa yang akan datang.
Di cermin panjang itu khanza tersenyum lebar,ia sudah rapi dengan setelan dress polos semalam azka memintanya untuk menemani ke mall mencari baju yang akan azka kenakan di hari kelulusan.
Deret suara pintu mengalihkan atensi khanza,menatap lembut ke arah bunda Aan.
"Udah siap? Azkanya udah di depan"
Khanza mengangguk,ia berbalik mengambil selempang putih lalu mengikuti langkah bunda Aan.
"Hati-hati ya"sejak khanza mengalami kecelakaan tempo lalu bunda aan tidak akan lupa mengingatkan khanza untuk lebih hati-hati.
"Berangkat dulu bunda"khanza menyalim tangan bunda Aan,diikuti azka.
"Berangkat dulu bunda"
"Hati-hati ya ka"peringat bunda sekali lagi.
Tanpa menjawab azka berdiri tegak menggerakkan tangannya bak pasukan tentara. "Siap bunda"
Lalu keduanya berjalan kedepan,azka memasangkan khanza helem memastikan khanza aman lalu keduanya berkendara,masih dengan vespa metic pink milik alisya.
*¤¤¤¤¤*
Grand mall jakarta ramai,seperti biasa,kedua insan dengan saling bertaut mengelilingi pusat perbelanjaan menyusuri satu-satu stand toko keduanya asik dengan sesekali azka yang kekeuh ingin membeli dan khanza eggan menyetujui,judulnya azka yang berbelanja tapi nyatanya lelaki itu terus menerus melirik stand baju perempuan yang jelas itu untuk khanza.
"Kamu deleveri makanan alesannya nggak ada duit,tapi ini belanjaiin aku baju ada"gadis itu memberenggut kesal.
"Ya nggak apa-apa sesekali ini pake uang aku kok"bela azka,lelaki itu kini menarik tangan khanza ke salah satu restoran jepang.
"Suka makan sushi nggak? Ayo kita makan dulu terus baru deh kita cari baju aku"
Khanza menolak "aku nggak suka makanan mentah"
Langkah kaki azka berhenti "nanti aku pesenin yang enak,yang egga mentah,ayo"
Lagi-lagi khanza menurut ia hanya mengikuti langkah kaki azka meski sebenarnya ia enggan.
"Maaf"
Khanza mendogak "untuk??"
"Aku nyebelin ya hari ini?"
Khanza terkekeh geli,lalu menggeleng "egga kok"
"Tapi lain kali jangan belanjaiin aku banyak gini,aku nggak enak nerimanya"
"Iya ini terakhir deh"balas azka menirukan bahasa isyarat khanza.
"Jangan ikut-ikutan"
KAMU SEDANG MEMBACA
KHANZA ✔
ChickLitselamat datang di kisah khanza. yang selalu ceria tanpa suara. yang selalu tersenyum tanpa ada tawa. yang akan menangis ketika ia merasa terluka. Hanya itu yang dapat saya tulis untuk mendeskripsikan isi dari keseluruhan cerita ini. Jika penasaran m...