28.Terungkap

3.8K 262 5
                                    


_____
Langit pun pernah menjadi abu-abu sebelum pelangi muncul dengan berbagai warna.
____

Happy reading!!

****


Motor Vespa metic pink itu terparkir sempurna di halaman panti, sudah bermenit-menit yang lalu namun Khanza masih di posisi yang sama diam dengan memeluk tubuh Azka.

"Udah?? Lega kan sekarang??"

Perempuan itu mengangguk,dengan sedikit merenggakan pelukan,tangan Azka terangkat menghapus sisa-sisa air di ujung mata Khanza,"lain kali jangan tahan-tahan lagi,kalau mau nangis ya nangis aja,rasa sakit di tahan nggak akan bikin kamu sembuh,justru bikin luka itu sendiri semakin bernanah"

"Kamu di sini sekarang berdiri di hadapan aku,itu udah membuktikan kalau kamu adalah wanita yang hebat dan kuat"

"Makasih ka"

"Masuk sekarang ya, udah malam banget,bang Zoe udah melotot tuh di balik horden"

Reflek Khanza mendogak,bibir nya terangkat kala melihat siluet tubuh kenzoe dari balik horden jendela depan panti,Khanza turun dari motor dalam diam perempuan itu menatap lama Azka.

"Nggak usah liatin aku kayak gitu,sana masuk"

Khanza mengangguk,ia berbalik segera masuk ke dalam panti, menyisakan Azka seorang diri,lelaki itu menghela nafasnya,besok ia akan bertemu tersangka utama,biar semuanya jelas,jika perkiraan Azka salah maka ia tidak akan ikut campur lebih jauh,biarkan semesta bekerja sebagaimana mestinya.

*•••••*

Suara jemari yang bermain di atas keyboard komputer terdengar nyaring,sesekali Azka meneguk segelas kopi demi mengusir rasa kantuk yang semakin menyerang,semalam ia tidak bisa tidur rasa bersalah ketika mengusik masa lalu Khanza membuat Azka tidak bisa memejamkan matanya,tadi pagi lelaki itu sudah mengirim pesan pada om zikry,mereka akan berbicara serius nanti di jam makan siang,dan masih ada satu jam lagi.

Azka merebahkan punggung nya pada sandaran kursi matanya nyalang,memikirkan banyak hal, sampai-sampainya ia tidak sadar jika putri sudah berdiri di dekatanya.

"Azkaa"

Lelaki itu menoleh,lalu kembali fokus pada komputer di depannya.

"Mau makan siang bareng? Ehmm nggak berdua sama gue kok,ada yang lain juga"

Sebenarnya putri ini cantik,tubuhnya tinggi semampai  mirip model-model yang pernah Azka liat di majalah milik Raka,hidung mancung,bibir tipis,namun Dimata Azka,Khanza jelas lebih dari apapun.

"Maaf banget tapi gue ada janji sama orang"tolak Azka halus dengan senyum kecil.

Wajah kecewa dapat Azka tangkap,namun lelaki itu memilih abai,ia tidak mau putri merasa jika dirinya memberi lampu ijo,untuk tetap melangkah.

"Kenapa sih Lo selalu nolak? Gue cuman ajak makan siang bareng" suara putri terdengar frustasi.

"Lo tau jawabannya,ada hati yang mesti gue jaga"

Permpuan itu mendengus "pacar Lo itu cemburuan? Nggak bisa bedaiin mana temen mana selingkuhan?"

Azka menggeram kesal,ia bangkit dengan sedikit kasar,persetan dengan tatapan penghuni kubikel lain "nggak usah ngomong buruk tentang dia,Lo nggak tau apa-apa soal pacar gue"

KHANZA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang