16.Tragedi

4.1K 302 1
                                    


Happy reading!!
_____

Dua orang yang masih saling menatap itu tersentak ketika seseorang lelaki berumur menghampiri keduanya.

"Nak khanza kan?"

Khanza segera menoleh,ia tersenyum dengan sedikit aggukan.

"Senang bisa bertemu lagi,terakhir kita ketemu di bandung,dan saya kagum dengan keahlian kamu" lelaki itu mengulurkan tangannya yang diterima khanza dengan senang hati.

"Nama saya januar"

"Khanza pak,dan saya azka"

Pak januar mengalihkan tatapannya ke arah azka,yang yang kini juga mengulurkan tangannya,mereka sedikit berbincang-bincang tentang seni lukis,pasangan itu terlihat sangat serasi ketika azka menjadi perantara bahasa untuk pak januar,dengan sabar azka berujar apa yang ia baca dari bahasa khanza.

"Hamm khanza,saya ingin membicaran beberapa hal sebenarnya,pertama-tama apa jika ada pameran lukisan lain  kamu bersedia berpartisipasi? Selain itu saya juga kenal beberapa studio yang memang menjual lukisan,kamu bisa menjual beberapa lukisan kamu kemereka,agar lukisan kamu lebih dikenal luas"

Khanza tidak tahu harus menjawab apa,ia menoleh ke arah azka,dan dengan tatapannya azka seolah menjelaskan 'gue dukung semua keputusan lo'.

"Saya akan berusaha sebaik mungkin,jika memang bapak ingin saya dengan senang mau ikut berpartisipasi"

Senyum ramah kembali muncul dari mulut pak januar,lalu tidak begitu lama pak januar pamit terlebih dahulu,untuk menemui seniman-seniman lain.

"Ayo kita pulang" azka menautkan jemarimya pada jemari khanza,kedua insan itu pergi meninggalkan pameran lukisan.

*****

"Lo tunggu di sini,gue beli air mineral dulu ya" saat ini azka dan khanza sedang menikmati angin sore di taman kota dekat jalan raya,ketika azka pamit untuk membeli air minum,khanza sendirian,menghabiskan seplastik pentol yang azka beli tadi.

Saat itu keadaan jalan cukup ramai,meski bukan jalan utama,jalan itu bisa terhubung ke beberapa tempat,karena itulan jalan taman kota tidak pernah sepi..

Khanza kembali mengigit pentol,ketika matanya tidak sengaja menatap seorang ibu-ibu yang sedang menyebarang,di kedua tangannya ada banyak paperbag,bola mata khanza membola ketika dari jauh sebuah sepeda motor melaju cepat, khanza bangkit berlari secepat mungkin mendorong ibu-ibu hingga kedua perempuan itu berguling kepinggir jalan,naasnya kepala khanza terbentur sebuah pembatas jalan dengan troktoar

"KHANZAAAAAA"

******

"Sekali lagi tante minta maaf ya Ka,karena kecerobohan tante,khanza terkena imbasnya"perempuan paruh baya yang di tolong khanza ternyata adalah samira,istri dari rekan kerja ayah nya,sekaligus ibu dari marrisa,sungguh dunia begitu luas tapi mereka seolah saling terikat dalam lingkaran takdir kehidupan.

Mendengar permohonan maaf itu hati kecil azka tercubit,merasa bersalah,nyatanya di sini tidak ada yang salah,semua yang terjadi hanyalah musibah,jika tidak dengan ini,mungkin saja kan ada hal lain yang terjadi pada khanza,lelaki yang kini menggenggam erat jemari tangan khanza hanya mengangguk.

"Nggak seharusnya tante minta maaf,nggak ada yang salah di sini,semuanya murni kecelakaan,khanza berniat baik menolong tante,dia bahkan nggak tahu ini bakal terjadi"

Senyum teduh samira berikan,ia mengelus rambut panjang khanza yang teurai,mata nya terpejam,sebenarnya tidak ada yang parah,khanza hanya terluka di bagian kening,namun tetap saja azka membawa nya ke rumah sakit dan menghebohkan kenzoe melalui telpon.

KHANZA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang