07.Sesuatu yang istimewa

5.6K 460 4
                                    


Happy reading!!

Sedari kecil hingga sedewa sekarang azka terbilang hampir tidak pernah meminta sesuatu pada kedua orang tuanya,azka tipikal orang yang akan mengusahakan sendiri apa yang dia mau,biarpun masih dengan uang jajan yang di berikan orang tuanya,sebisa mungkin azka membagi pemberian orang tuanya untuk main dan sedikit untuk ia tabung.

Azka bermimpi jika suatu saat nanti ia tumbuh dewasa ia tidak akan mau menggantungkan nasib nya di belakang nama rahadi,ia tau ayah nya orang penting,apapun bisa ayah nya berikan untuk azka dalam hitungan detik,namun azka tidak pernah menyalahgunakan kekuasaan ayah nya untuk kepentingannya sendiri.


Seperfect itu seorang azka,sudah memikirkan masa depannya bahkan ketika anak seusianya masih bermain dan bermain.

Jika bukan orang-orang terdekat, mereka tidak akan tahu siapa azka sebenarnya,karna nama akhir azka selalu di singkat menjadi R. Bahkan azka sangat jarang muncul di acara-acara besar yang di adakan keluarga nya,bukan tidak mau,azka hanya malas dan tidak ingin adanya fake friend yaitu orang-orang yang mendekatinya hanya untuk di mamfaatkan.

Azka juga tipe manusia sederhana,pakaiannya biasa -biasa saja,jarang ke kampus dengan motor harga selangit jika tidak kepepet,itupun azka akan mengendarai motor metic pink milik kakanya,jika sedang dalam keadaan senggan azka akan lebih memilih menaiki bus bewarna biru tua.

Dan siapa yang menyangka karena hobi nya yang suka menaiki bus,azka bertemu dengan pujaan hatinya,perempuan yang semempesona khanza,azka di buat jatuh hati dengan segala kepribadian khanza.

Sejak beberapa hari yang lalu,ketika mereka bertukar cerita di dalam bis adalah seuatu kemajuan dalam tahap pdkt nya dengan khanza,yaa biarpun azka lupa untuk meminta no ponsel khanza atau sekedar menanyakan alamat panti khanza.

Azka mendogak menatap langit yang begitu pekat,duduk bersila di atas sofa yang sengaja azka taruh di teras balkon,pada langit yang pekat azka seolah bisa melihat lukisan wajah manis khanza di sana bergambar di antara bintang-bintang yang bersinar.

Dari beberapa pertemuan dengan khanza,azka sudah bisa menebak,ada banyak kesedihan yang coba khanza simpan dengan rapat seolah hanya dirinya sendiri yang tahu.

Azka tersentak kaget ketika merasakan tangan bundanya menyentuh kening "bunnnn apaaan sihhh" ujar nya sembari menepis pelan tangan sang bunda.

"Cuman pengen ngecek kamu sehat atau enggak,dari tadi bunda perhatiin senyum-senyum sendiri,mikirin apa kamu" todong bunda nya dengan tatapan mata yang tajam.

Belum sempat azka menjawab bundanya kembali bersuara "kamu mikir hal-hal yang kotor yaaa" tatapan bundanya kembali memicing tajam.

Azka berdesis "kalau iya kenapa? Wajar dong,azka cowok normal"

"Heh,jangan macam-macam ya kamu" suaranya meninggi.

"Tadi nuduh,giliran di iyaiin ngegas,bunda aneh aneh deh" azka berdecak malas,ingin mengakhiri obrolan unfaedah nya dengan bunda.

"Ya kan bunda nebak,harusnya kamu sanggah dong"

Azka hanya berdehem malas.

"Kok diem? Kamu ngak suka bunda ajak ngobrol?" Tuduh bunda lagi.

"Bunda pernah jatuh cinta?" Azka mengalihkan topik obrolan.

Bunda dewi menoleh menaikkan sebelah alisnya "kalau nggak,kamu sama kakak nggak akan ada di dunia ini".

"Iya juga sih"

"Kenapa tiba-tiba nanya soal cinta,kamu lagi jatuh cinta?"

"Iya" azka mengulum senyumnya "kayak nya"lanjut nya tidak yakin.

KHANZA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang