Saat ini saat terbaik dalam hidupku.
Aku tumbuh bersama dengan lagu-lagu kpop generasi kedua, terutama super junior. Setelah lulus dari universitas, di usia 20an, aku berhasil bekerja sebagai junior stylist di grup favoritku. Kalian bisa menganggapku fans yang berhasil. Walaupun sebenarnya beban pekerjaannya tidak sesuai dengan gaji yang diberikan. Kebanyakan tugasku hanya membantu coordi unnie, yang artinya banyak berlari dan membawa barang-barang. Setidaknya aku bisa melihat idolaku secara langsung dan mendapat info berharga tentang mereka.Tidak, aku bukan stalker apalagi sasaeng. Aku hanya menggunakan info yang kudapat untukku pribadi. Aku membeli merk sabun dan parfum yang sama dengan biasku. Bukankah menyenangkan membayangkan tidur dengan aroma yang sama dengan bias kalian? Sedikit melenceng, aku mempunyai imajinasi yang sedikit terlalu aktif dan liar.
Hari ini hari terakhir konser super show encore di Seoul. Aku bergegas berangkat menuju venue setelah menyemprotkan parfum di tubuhku. Pakaian yang hari ini kukenakan biasa saja, sweater merah jambu dan celana jins dilengkapi sneaker kesayanganku. Seoul sudah mulai dingin walaupun masih awal musim gugur.
Di tengah konser, aku ditugaskan untuk membantu yesung oppa berganti kostum untuk lagu berikutnya. Aku berusaha untuk tidak menatap wajahnya terlalu lama karena aku merasa jantungku berdebar terlalu kencang. Bagaimana tidak, bias yang selama ini kuidolakan ada di dalam jangkauan tanganku, bahkan tubuhnya terekspos dengan sempurna di hadapanku.
Tanganku terulur ke lehernya untuk merapikan kerah kemejanya.
"kau..." dia terhenti sejenak sambil menatapku.
"ne?" jawabku.
"ah, tak apa, kukira itu bukan suatu yang penting sekarang." jawabnya sambil bergegas untuk naik kembali ke panggung.Tugasku sudah agak berkurang sekarang, mereka sudah hampir di akhir acara. Aku pun menyelinap ke sudut gelap di mana aku bisa melihat panggung tanpa ketahuan. Menonton konser mereka secara langsung masih menjadi keajaiban bagiku walau sudah beberapa bulan aku bekerja. Di hadapanku sekarang, yesung oppa sedang menyanyi dengan suaranya yang seksi. Mendengar dan melihatnya menari memancing gairah dalam tubuhku. Tanpa sadar aku mulai memejamkan mata dan menyentuh bagian tubuhku. Tidak secara eksplisit tentunya. Tanganku mulai menyentuh leher dan memeluk pinggangku sendiri. Aku menikmati membayangkan yesung oppa melakukannya sementara ia melantunkan nada tinggi yang sempurna.
Tiba-tiba aku merasakan pandangan tajam ke arahku. Aku membuka mata dan menghentikan aksiku, berpura-pura segalanya normal. Di panggung, yesung oppa menatapku tajam. Segera aku kabur dari tempat itu sambil berharap ia tidak mengenaliku.
Saat ini lewat pukul 10, konser telah usai. Para member dan manager serta staf telah meninggalkan tempat ini. Tugasku di sini juga telah selesai. Aku adalah salah satu dari yang terakhir meninggalkan venue. Aku mengemasi barang-barangku dan mengucapkan salam.
Aku berhati-hati kembali ke sudut gelap tempatku tadi bersembunyi. Memandang panggung yang kosong, aku mengingat kembali dan mulai menyentuh tubuhku lagi.
"Ya! Apa yang sedang kau lakukan di sana?" sebuah suara mengagetkanku.
Kulihat yesung oppa berdiri beberapa meter di hadapanku.
"Tidak, aku hanya merasakan kembali suasana konser tadi." kilahku dengan cepat sambil menurunkan tanganku.
Yesung oppa berjalan mendekatiku dengan tatapan tajam dan tidak percaya. Tingginya yang hampir 180cm sementara aku hanya 160cm membuatnya harus menunduk ke arahku. Kemudian ia mulai mengendus leherku. Aku mundur beberapa langkah untuk menajaga jarak.
"Kau pakai parfum yang sama denganku ya?" tanyanya.
Sial, dia mengetahuinya. Kupikir tidak ada gunanya berbohong.
"Benar oppa, aku menyukaimu" teriakku dalam hati.
"Benar, aku menyukai wanginya jadi kubeli yang sama." Tidak sepenuhnya bohong kan.Yesung oppa telah berjalan menjauhiku saat tiba-tiba ia berhenti dan berbalik. Ia benar-benar tidak memberiku kesempatan untuk bernafas lega barang sejenak.
"Apa yang tadi kau lakukan di tengah konser?" Matanya menatapku tajam penuh keingintahuan.
Sial, dia menangkap basah diriku.
"A..a..aku..tidak.." jawabku tergagap.
"Kau pasti sedang membayangkan member kami melakukan sesuatu yang tidak senonoh kan?"
Tepat sasaran. Aku hanya terdiam sambil menundukkan kepala. Aku merasakan mukaku menjadi panas.
"Siapa?" Aku mengangkat kepalaku, tidak percaya dengan pertanyaanya.
"Jangan bodoh, jangan mencoba berbohong kepadaku. Aku bisa membaca orang dengan tepat." katanya
"Jadi siapa member itu?" tanyanya lagi.
Kuputuskan untuk tidak mengelak, lagipula apa juga yang akan dia lakukan kepadaku jika ia mengetahuinya.
"Donghae-ssi" jawabku. Sebuah kebohongan yang jelas.
"Donghae? Bayi besar itu?" tanyanya tidak percaya.
Sekilas raut wajahnya terlihat gelap. Aku tidak tahu apakah itu karena ia ingin melindungi membernya atau alasan yang lain. Ia kembali berjalan ke arahku sambil tersenyum licik. Kurasa ia sudah memastikan tidak ada orang di sekitar kami saat itu.Ia kemudian mengambil kedua tanganku dan menahannya di atas kepalaku dengan satu tangan. Sementara tubuhnya menghimpit tubuhku, ia mulai berbisik di telingaku.
"Apa kau membayangkan dia melakukan ini?" tanyanya.
Aku hanya terdiam dan mencoba untuk tidak terpancing atas aksinya.
Ia kemudian mulai mencium leherku sambil meremas pinggangku dengan tangannya yang bebas. Aku pun mulai menggigit bibir bawahku untuk menahan gairah yang mulai meluap. Tapi tubuhku tidak bisa berbohong, mataku mulai terpejam menikmati sentuhan itu. Sementara tangannya yang bebas mulai masuk ke dalam sweater dan mengelus punggungku. Desahan pendek lolos dari bibirku. Mendadak ia menghentikan semua aksinya dan mundur untuk menatapku.
"Hahaha. Kau berbohong. Bukan donghae tapi aku kan yang kau bayangkan?" katanya sambil tersenyum penuh kemenangan.
Ia kembali berjalan mendekatiku sambil berkata "Katakan sejujurnya dan akan kuberikan apa yang kau inginkan."
Aku mencoba mengatur nafas dan perasaanku. Haruskah aku mengakui segalanya. Apa yang akan terjadi padaku nanti. Akankah ini menjadi kenangan buruknya tentangku. Apa yang dia maksud tentang memberikan segala yang kuinginkan. Segala pikiran berkecamuk dan akhirnya aku mengakuinya.
"it's you..." kubisikkan perlahan di telinganya. Kulihat sekilas senyum mengembang di bibirnya.Bibirnya kemudian menghampiri bibirku dan mengecupnya perlahan. Kecupan itu berbalas dan menjadi makin panas dalam waktu singkat.
"Sekarang, katakan apa yang kau inginkan." ujarnya di sela-sela ciuman itu. Aku memandangnya dan perlahan senyumku mengembang. Ia pun menarik tanganku dan membawaku naik ke atas panggung utama.
.
.
.
.
.
Sekarang hampir pukul 3 pagi saat kami meninggalkan tempat itu dengan penuh peluh. Yesung oppa memaksa mengantarku ke apartment dengan mobilnya. Sepanjang jalan ia tidak berhenti bercerita tentang segala hal. Aku tidak ingin merusak bahagianya. Sayangnya, ia tidak tahu hari ini adalah hari terakhirku bekerja. Aku akan meninggalkan seoul dan kembali untuk membantu usaha ayahku yang sedang sakit. Dan tidak terbersit keinginan untuk memberitahunya. Aku tidak ingin membebaninya. Biarlah ini menjadi kenangan indah di antara kami berdua dan terkubur selamanya.TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Y's story (Indonesia)
FanfictionCerita oneshot Yesungxreader Peringatan: mungkin mengandung muatan dewasa, telah diusahakan agar tidak terlalu vulgar. Catatan: akan diupdate dengan cerita baru saat ada ide yang muncul., tidak ada jadwal tetap.