Parallel lines

49 1 0
                                    

Teruntuk, dua istri online Yesung paling halu se-grup chat.

>>Y<<

Seoul, Agustus 1984

Seorang pria nampak duduk di kursi dengan gugup. Kedua tangannya berpangku di lutut, menopang dagunya. Sementara kakinya terus diketukkan ke lantai sebagai tanda kecemasan. Kedua bola matanya terpaku ke satu arah, kehilangan fokusnya.

Ooeeeeee...

Suara tangisan bayi membuyarkan lamunannya. Ia membuang nafas lega dan menyandarkan tubuh kurusnya di kursi. Tak lama kemudian, seorang pria berpakaian serba putih keluar dari ruangan di dekatnya. Pria tadi segera bangkit dari tempatnya duduk, menyambut kedatangan pria lainnya dengan bersemangat.

"Tuan Kim?"
"Selamat, putra anda sudah lahir dengan sempurna. Ibunya juga dalam keadaan sehat." katanya sambil menjabat tangan pria itu.
"Boleh saya melihatnya, dok?" tanyanya.
"Tentu saja. Silahkan masuk."

Segera, pria tadi memasuki ruangan di depannya. Seorang wanita duduk bersandar di tempat tidur sambil menimang seorang bayi yang dibungkus kain.

"Lihatlah anak kita, yeobo. Aku yakin dia akan jadi anak yang hebat." katanya pada pria yang menghampirinya. Pria itu berdiri di sampingnya dengan mata berkaca-kaca.
"Akan diberi nama apa anak kita, yeobo?" katanya lagi.
"Jongwoon. Kim jongwoon." jawab pria itu singkat.

Indonesia, Agustus 1984

. . .

>>Y<<

Seoul, Juli 1987

Seorang anak laki-laki duduk di sebelah ayahnya yang menunggu dengan cemas. Ia menggoyangkan kakinya yang tidak dapat mencapai lantai dari tempatnya duduk. Kursi panjang tempat mereka duduk ikut bergoyang karena ulahnya. Ayahnya menoleh dan menegurnya.

"Jongwoon, bisakah kau tenang?" Nada suaranya yang tegas membuat anak laki-laki itu terdiam seketika.
"Ye, abeoji." Dengan cepat anak laki-laki itu duduk dengan tegap, kedua tangannya diletakkannya di lutut.

Ooeeee...

Suara tangisan bayi kembali membuyarkan situasi dingin di antara mereka. Dengan cepat, mereka berdua berdiri menyambut dokter yang keluar dari ruangan.

"Pak dokter, adik aku sudah lahir? Cowok atau cewek?" tanyanya sambil melompat-lompat dengan bersemangat.

"Jongwoon." Ayahnya kembali menegur dengar tegas. Anak laki-laki itu menghentikan lompatannya dan menundukkan kepalanya. Dokter yang keluar dari ruangan itu mengacak rambutnya kemudian berjongkok di hadapan anak itu.

"Adikmu cowok. Kau harus jadi kakak yang hebat, ne?" katanya kemudian.

"Eung." jawab anak laki-laki itu sambil menganggukkan kepala dengan bersemangat.

Indonesia, Juli 1987

. . .

>>Y<<

Seoul, Maret 1991

Seorang wanita berjalan sambil menggendong seorang anak laki-laki sementara seorang lagi berjalan di sampingnya. Gerbang sekolah hanya berjarak beberapa meter di hadapan mereka.

"Jongwoon." panggilnya dengan lembut saat anak laki-laki itu berusaha berlari meninggalkannya. Langkah kaki kecilnya terhenti, menunggu ibunya yang berjalan sambil menggendong adik kesayangannya.

"Jongwoon sudah tidak sabar mau bersekolah ya?" tanyanya lagi dengan lembut.

"Eung." jawab anak laki-laki itu sambil menganggukkan kepala.

Y's story (Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang