Hatiku berdetak kencang untuknya, tapi aku tak tahu mengapa. Seorang pria yang bahkan belum pernah kutemui. Hanya sebuah foto yang disodorkan ibuku untuk rencana perjodohan bodoh ini. Tapi, entah mengapa jantungku berdetak kencang untuknya.
>>Y<<
*Jongwoon POV*
"Tapi eomma, aku belum mau menikah." jawabku tegas pada wanita setengah baya yang duduk di hadapanku kini.
"Kau tidak perlu menikah sekarang juga. Kau hanya perlu menemuinya satu atau dua kali saja. Cobalah dahulu." jawab ibuku sambil menyodorkan map yang kuyakin berisi foto dan nomor kontak gadis yang akan dijodohkannya denganku.
"Apa kau tidak mau menyenangkan hati ibumu yang sudah tua ini? Bagaimana nanti kalau aku mati sebelum bisa melihatmu menikah?" Aku menghempaskan tubuhku ke sofa sambil membuang nafas panjang.
"Jangan berkata seperti itu eomma. Kuyakin kau akan hidup cukup lama hingga melihat cicitmu nanti." kataku sambil memeluknya. Aku membenci saat ia mengatakan tentang kematian dengan begitu mudahnya.
"Jadi kau akan menemuinya?" tanyanya memastikan.
"Baik. Baik. Aku akan menemuinya. Tapi hanya satu kali ini saja. Ini yang terakhir. Jangan mencoba menjodohkanku dengan anak teman eomma yang lainnya."
"Baiklah. Eomma berjanji." katanya sambil tersenyum manis.
>>Y<<
Aku melepaskan mantelku dan merapikan rambut pendek sebahuku yang sedikit basah karena hujan yang tiba-tiba turun.
"Apa anda sudah membuat pesanan, nona?" seorang pelayan menghampiriku.
"Ah, meja atas nama Kim Jongwoon." jawabku sambil kembali mengecek pesan di ponsel tentang kencan perjodohan kali ini.
"Baiklah. Mari, saya antar." Aku berjalan perlahan, menahan debaran dalam dadaku sambil mengikuti pelayan yang membawaku menuju salah satu meja di sisi jendela yang menghadap ke jalan. Seorang lelaki bangkit berdiri dari tempatnya dan menyambutku.
"Kim Jongwoon." Aku menjabat tangan yang ia ulurkan lalu duduk di kursi yang berseberangan dengannya.
"Kau mau pesan apa?" tanyanya sambil melihat buku menu."Bisa kau pilihkan untukku? Aku tidak pernah makan masakan Perancis." Jawabku malu-malu. Ia memesan beberapa menu dan juga sebotol champange. Aku tidak dapat berhenti memandang wajahnya, ia nampak familiar sekaligus asing untukku.
"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanyanya membuyarkan lamunanku.
"Ah, tidak. Um, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyaku terus terang.
"Kurasa tidak. Saya tentu tidak akan melewatkan jika pernah bertemu dengan wanita semanis anda." Ah, ia sungguh pandai dalam berkata-kata dan berhasil membuat pipiku memerah. Aku menekan dadaku sedikit keras karena debarannya makin kencang.
"Apa kau baik-baik saja?" tanyanya sedikit khawatir. Aku segera menurunkan tanganku dan meletakkannya di pangkuanku.
"Aku baik-baik saja. Hanya luka lama yang sedikit kembali." Aku memperbaiki leher gaunku yang sedikit turun. Aku tidak ingin ia melihat luka jelek yang membelah tubuhku ini, tidak di kencan pertama tentunya.
>>Y<<
*Jongwoon POV*
Aku kembali memandang gadis manis yang kini duduk di sampingku ini. Untunglah aku dulu menerima saran eomma untuk bertemu dengannya. Aku menggenggam tangannya dan kembali memfokuskan pandanganku ke layar besar yang terpampang di depan kami. Film ini sungguh menyedihkan, aku tidak tahu mengapa wanita menggemari film-film seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y's story (Indonesia)
Fiksi PenggemarCerita oneshot Yesungxreader Peringatan: mungkin mengandung muatan dewasa, telah diusahakan agar tidak terlalu vulgar. Catatan: akan diupdate dengan cerita baru saat ada ide yang muncul., tidak ada jadwal tetap.