Midnight Fantasy

194 8 0
                                    


Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku. Sesaat aku berada di ruangan yang serba putih, sedetik kemudian aku berada di sebuah apartemen yang penuh dengan pria - pria berisik yang berkumpul dan melantunkan kata - kata yang aneh. Satu yang mengejutkanku, aku melayang di atas mereka. Tunggu sebentar, bukankah mereka Super Junior, grup K-pop yang selama ini aku idolakan selama ini? Dan apa yang sebenarnya mereka lakukan di tengah malam seperti ini? Aku terbang mendekat, mengintip dan melihat sebuah papan arwah. Kuputuskan untuk bermain dengan mereka sejenak, kau tahu, menjawab pertanyaan - pertanyaan konyol mereka. 

"dan, pertanyaan selanjutnya wahai roh, apa kau tahu Super Junior?" Kyuhyun bertanya.

YA

" apakah kau seorang ELF?" Donghae bertanya.

YA

"Pertanyaan terpenting selanjutnya, siapa bias-mu?" tanya Eunhyuk kemudian.

Lucunya mereka, berdebat tentang bias dari sesosok roh, pikirku. Aku menatap seseorang dengan malu - malu sebelum menggerakkan penunjuknya saat mereka mulai berdebat seru tentang kepopuleran mereka. 

C..L..

"Yah..ini terlalu berisik.. YAH!!" aku berteriak, tanpa sadar, menggunakan kekuatan yang berlebihan sehingga membuat para anggota terlempar jauh, kecuali Yesung oppa, yang kukagumi. Ia nampak heran atas apa yang terjadi kepada teman - temannya. 

"Sebaiknya kita selesaikan ini sebelum kita mulai dihantui." kata sang leader.

"Tapi hyung, kita tidak menyelesaikannya dengan benar. Bukankah itu artinya rohnya masih tertinggal?" tanya Kyuhyun ketakutan.

"Kalau begitu berharaplah tidak ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi kepada kita." jawab Heechul.

"Yah, kalian semua, aku seorang ELF, mana mungkin aku akan mencelakai kalian." kataku sia - sia, karena tidak seorangpun yang bisa mendengarku.

Para anggota berpencar, kembali ke kamar tidur masing - masing. Suatu kekuatan asing seperti menarikku mengikuti Yesung oppa ke kamarnya. Tunggu, ini bukan yang kubayangkan akan terjadi selanjutnya. Aku berusaha menjauh saat ia mulai melepas pakaian dan berganti ke piyama, tapi jarak kami tidak bisa lebih jauh dari 2 meter. Apa yang sebenarnya terjadi? Sepertinya aku benar - benar terikat kepadanya. Aku tidak punya pilihan lain selain duduk di mejanya, mengawasinya merangkak ke tempat tidurnya dan beranjak tidur. Sepertinya roh tidak benar - benar tidur, karena aku sama sekali tidak merasakan kantuk. Jam menunjukkan pukul 3 subuh saat Yesung oppa mulai bergerak dan membuka matanya. Ia melihat ke arahku sebelum wajahnya berubah kaget dan kebingungan. Akhirnya ia menutup matanya rapat - rapat, membalikkan badan, dan menutupi kepalanya dengan selimut. Apakah ia bisa melihatku? Ia pasti sangat ketakutan. aku beranjak ke sisinya dan berbisik "mianhae oppa."  Sebaiknya aku menyingkir dari pandangannya sebelum membuatnya ketakutan sampai mati, karena tentu saja aku tidak ingin membunuh bias-ku. 

Tiga hari berikutnya, aku terpaksa mengikuti Yesung oppa ke mana pun seperti tidak ada pilihan lain. Jangan khawatir, aku selalu menutup mataku saat ia berganti pakaian, mandi atau melakukan kegiatan privat lainnya, sehingga pada dasarnya, aku tidak melihat apapun yang tidak pantas. Sekarang sudah lewat tengah malam, saat aku melihat Yesung oppa mulai gelisah dalam tidurnya, nampaknya ia bermimpi buruk. Aku berharap itu bukan karena diriku. Aku mencoba membelai kepalanya saat tiba - tiba aku tertarik ke suatu ruangan yang gelap. Ruangan itu sangat luas dan gelap kecuali dibawah lampu sorot di atas Yesung oppa yang memegang ponselnya.  Saat ia mulai membuka ponselnya, tulisan dengan berbagai ukuran muncul, melayang di udara. Aku mulai membaca beberapa, sebagian besar adalah sapaan, ungkapan cinta, dan beberapa pujian. Akan tetapi saat muncul komentar jahat, tulisan itu berubah menjadi sebuah beban di pundaknya. Makin banyak komentar jahat yang muncul, makin berat beban di pundaknya, membuatnya kewalahan. Aku sungguh tidak tahan melihatnya. Aku mulai berjalan ke arahnya, memeluknya dari belakang, dan berusaha menghiburnya.

"Jangan khawatir oppa, kau masih yang terbaik, ELF dan Clouds akan selalu bersamamu." aku berkata dengan nada yang menenangkan. Ia mendapatkan kembali kekuatannya, kemudian berbalik ke arahku. "terima kasih." katanya, saat aku tersentak kembali ke kamarnya, memandangnya tersenyum dalam tidurnya.

*Yesung POV*

Hal itu terjadi setelah semua anggota kecuali diriku terlempar oleh kekuatan gaib saat kami memainkan papan arwah, sebuah perasaan tertinggal di dalam hatiku. Perasaan itu seperti kerinduan yang dalam dan murni kekaguman. Dan bersyukurlah pada kebiasaan tidur ini, aku melihat sesosok gadis yang duduk di atas mejaku malam itu pula. Ia mengenakan gaun putih selutut dan bertelanjang kaki. Rambut hitam sebahunya sangat kontras dengan kulitnya yang seputih susu, hampir seperti bersinar. Kaget dan kebingungan, aku berusaha kembali tidur, dan menutup kepalaku dengan selimut saat seseorang membisikkan "mianhae oppa" di telingaku. Aku tidak pernah melihatnya lagi sejak itu.  

Hampir satu minggu setelah malam itu, aku mendapatkan mimpi buruk, sebagian besar karena komentar jahat yang muncul di layar ponselku. Itu membebaniku dan hampir membuatku hancur saat seseorang memelukku dari belakang dan mengucapkan sesuatu yang terdengar seperti "kami akan selalu bersamamu." Aku tidak begitu mengingat apa yang ia katakan, tetapi itu membuat beban terangkat dari bahuku. Aku berbalik dan melihat gadis yang sama dengan yang kulihat malam itu. "terima kasih" aku berkata kepadanya sebelum akhirnya ia menghilang dari mimpiku.  

*Yesung POV selesai*

Malam - malam selanjutnya, aku bisa mengunjungi Yesung oppa dalam mimpinya dengan menyentuh kepalanya saat ia mulai bermimpi. Sebagian besar adalah mimpi yang bahagia. Aku mulai mengenal pribadinya, berjalan sepanjang sungai Han, bercakap dan bercanda, menghabiskan waktu dalam mimpinya. Ia menerimaku sebagai bagian dari mimpinya, dan aku bisa melihat perubahan yang baik bahkan dalam kehidupan nyatanya. Saat itu adalah sebuah mimpi yang lain saat aku berjalan di sisinya di sebuah tempat yang tinggi, memandang matahari tenggelam dan lampu - lampu yang mulai menyala di bangunan bawah kami. Kami berjalan bergandengan tangan saat ia mendadak menghentikan langkahnya, menarikku dalam pelukannya, memelukku dengan erat, membisikkan sesuatu seperti terima kasih dan I love you, sebelum akhirnya bibirnya menyentuh bibirku dan memberiku ciuman yang lembut. Aku masih belum ingin pergi darinya saat suatu kekuatan besar menarikku menjauh darinya. 

Aku perlahan membuka mataku, ini adalah suatu ruangan yang serba putih dengan berbagai mesin yang menempel di tubuhku. Aku melihat ibu tertidur di sisiku dan appa tertidur di sofa. Keduanya nampak kelelahan dari begadang sepanjang malam. Air mata mengalir di pipiku. Aku seperti bermimpi panjang, tapi tidak dapat mengingat apa yang terjadi dalam mimpiku, hanya sebuah perasaan kehilangan yang tertinggal di hatiku. Membutuhkan waktu lebih dari sebulan untuk penyembuhanku. Nampaknya, aku mengalami kecelakaan saat akan mengikuti audisi di SM ent. dan membuatku jatuh koma selama lebih dari satu minggu. Setelah masa penyembuhanku, butuh waktu sebulan lagi mempersiapkan diriku untuk audisi yang lain.

Aku tidak tahu mengapa aku memilih gaun putih selutut, jaket denim dan sneaker untuk hari ini. Appa memutuskan untuk mengantarku ke gedung SM, mungkin takut putrinya terjebak dalam kecelakaan lainnya. Turun dari mobil appa, aku berjalan mundur, melambaikan tangan saat aku menubruk seseorang. Ia seorang pria tinggi, mengenakan pakaian serba hitam, topi, kacamata hitam bahkan masker yang menutupi mukanya. Ia memelukku untuk mencegahku jatuh ke tanah, dan tak terasa air mata mengalir di pipiku. Kenangan mulai kembali dalam pikiranku, mempertontonkan saat - saat itu, membawaku kembali saat aku hidup dalam mimpinya. 

"Yesung oppa..."

TAMAT

Y's story (Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang