Peringatan: memuat adegan dewasa dan kekerasan ringan.
Sudah hampir satu jam aku berkumpul bersama teman-teman di tempat ini. Seorang teman mengajakku untuk ikut acara kencan buta sepulang kuliah, dan di sinilah aku sekarang. Suasana mulai memanas karena alkohol dan permainannya. Aku merasakan alkohol mulai mempengaruhi kesadaranku. Diam-diam aku mengambil ponsel, mengetikkan pesan dan mengirimkannya sebelum kembali ke permainan.
"Minum. Minum. Minum. Minum." Sorakan mereka tidak berhenti sementara aku melihat gelas berisi somaek di hadapanku, ragu-ragu untuk meminumnya. Tiba-tiba seseorang berdiri di dekatku dan mengambil gelas somaek itu dan menenggaknya habis. Kerumunan yang tadi menyorakiku terdiam sejenak dan kembali riuh saat pria itu mengosongkan gelas dan menaruhnya terbalik di meja di hadapanku. Ia sedikit terhuyung dan berpegangan pada pundakku untuk menjaga keseimbangannya. Aku tersenyum melihatnya dan mengambil tasku kemudian berpamitan.
"Kurasa aku harus mengantar anak ini pulang sekarang. Ia sudah mabuk hanya dengan segelas somaek. Aku permisi." Kataku sambil berdiri mengapit lengannya, melambaikan tangan dan bergegas keluar dari tempat itu. Sudah cukup jauh kami berjalan dari tempat itu saat ia mulai membuka mulutnya.
"Apa yang kau lakukan di tempat itu, noona?" Tanyanya sambil berusaha berjalan tegak. Aku tersenyum melihatnya dan bertanya balik kepadanya.
"Kenapa kau habiskan gelas itu Woonie? Kau tahu kau tak bisa minum sama sekali." Kataku sambil menuntunnya pulang.
"Kau tadi mengirimiku pesan untuk menyelamatkanmu noona." Ia memandangku setengah tidak percaya.
"Maksudku, jemput aku supaya aku bisa keluar dari tempat itu. Bukan untukmu minum dan menghabiskan segelas alkohol itu." Aku mengingat pesan yang kukirimkan kepadanya.
Save me Woonie. Bar XX jalan xxx no xx. Now.
"Kupikir kau butuh seseorang untuk menjadi kesatria dan menghabiskan alkohol itu." Katanya sambil cemberut. Ia sangat imut saat ia memanyunkan bibirnya.
"Okay. Okay. Terima kasih sudah menjadi kesatriaku Woonie kecil." Kataku sambil tersenyum dan mengusap rambutnya. Ia tersenyum awalnya kemudian menghalau tanganku dari kepalanya dan kembali cemberut.
"Aku sudah besar sekarang noona. Aku bukan Woonie kecil lagi." Ya, ia memang sudah tidak kecil lagi. Aku tak sadar mulai dari kapan ia bertumbuh secepat ini. Sekarang tingginya sudah melebihiku, aku hanya lebih tinggi sedikit dari pundaknya sekarang.
"Sekarang aku merindukan Woonie kecilku yang selalu mengikutiku." Jawabku sambil cemberut. Ia memelukku sejenak sebelum melanjutkan berjalan. Ada lompatan kecil di jantungku saat ia melakukannya.
"Kalau begitu aku akan selalu jadi Woonie kecilmu noona." Ia tersenyum manis dan menarikku sambil berlari kecil menuju rumahku yang masih gelap.
Woonie, atau Kim Jongwoon lengkapnya adalah temanku sejak kecil. Ia pindah ke daerah ini saat berumur 7 tahun. Aku lebih tua 2 tahun darinya. Ia bertubuh kecil dan kurus waktu pertama kami bertemu. Anak-anak yang lebih besar sering mengerjainya karena itu. Aku tidak suka melihatnya dan membantunya untuk menghalau anak-anak itu. Sejak saat itu, ia selalu mengikutiku kemana saja.
Tapi hal itu berubah sejak junior high, Woonie mulai bertambah tinggi dengan cepat dan mulai berolahraga sehingga ia bukan lagi anak kecil dan kurus yang mengikutiku kemanapun. Apalagi sejak ia tergabung dengan klub basket di high school, badannya yang tinggi diimbangi dengan cukup otot yang bisa membuat wanita meleleh hanya dengan memandangnya. Ia juga menjadi semakin sibuk dan terkenal di kalangan gadis-gadis baik di sekolah maupun di lingkungan rumah. Ia baru saja memasuki umur ke 20 beberapa hari yang lalu, jadi belum lama sejak ia legal untuk meminum alkohol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y's story (Indonesia)
Fiksi PenggemarCerita oneshot Yesungxreader Peringatan: mungkin mengandung muatan dewasa, telah diusahakan agar tidak terlalu vulgar. Catatan: akan diupdate dengan cerita baru saat ada ide yang muncul., tidak ada jadwal tetap.