Time Slip

25 0 0
                                    

*Kim Jongwoon POV*

Pip pip pip pip pip pip.

Aku memasukkan kata sandi dan membuka pintu apartemen. Suara tangis bayi yang memekakkan telinga menyambut kepulanganku. Aish, wanita itu, apalagi yang sedang ia perbuat, pikirku dalam hati. Aku melepas sepatu dan kaos kaki secara sembarangan kemudian melemparkan tas kerjaku dan jas ke sofa.

"Ya, wanita sial. Tak bisakah kau diamkan mereka!"

Tangis bayi itu sama sekali tak berhenti dan tak terdengar suara wanita itu, bahkan sosoknya tidak nampak di manapun. Aku melangkahkan kakiku ke kamar bayi. Kedua bayi laki-laki itu sedang menangis hingga wajah mereka memerah di dalam boks tempat tidur mereka.

"Ya! Wanita sial, di mana kau? Cepat urus makhluk-makhluk berisik ini!" Mulutku ternganga setelah aku membalikkan badan. Tubuh wanita itu sudah pucat membiru, setengah tergantung di pintu kamar mandi. Rambut hitam sebahunya terurai menutupi sebagian wajahnya. Matanya kosong setengah terbuka menatapku. Bibirnya merah karena gincu yang dioleskan secara asal. Untuk beberapa saat, aku terduduk dalam diam di tepi tempat tidur kami, memandang tubuh kaku itu. Waktu berlalu secara kabur setelah itu. Sirene polisi yang meraung, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh orang-orang, mertua yang memandangku dengan marah, tamparan yang dilayangkan ke pipiku, kedua makhluk lemah yang diambil dari pandanganku.

>>Y<<

"Tanda tangani ini." Secarik kertas disodorkan ke hadapanku. Aku memandang pria di hadapanku, perwakilan pengacara keluarga istriku. Kubaca sekilas isi kertas itu, perjanjian penyerahan hak asuh atas kedua bayi laki-lakiku ke keluarga istriku dan kompensasi yang tidak sedikit untuk tidak menemui mereka lagi. Kutandatangani kertas itu dengan cepat. Tidak ada ruginya untukku. Aku bisa lepas dari pernikahan yang menjebak ini, tanpa ada kewajiban untuk menghidupi kedua makhluk kecil yang merepotkan itu. Ini saat kebebasanku.

*Flashback*

Namaku Kim Jongwoon, 36 tahun. Saat ini aku dalam masa keemasanku. Perusahaan yang aku rintis mengalami kemajuan pesat dan aku berhasil naik "kelas". Dengan wajah tampanku, banyak wanita mulai mendekatiku. Mereka bahkan dengan sukarela menyerahkan tubuhnya untukku.

"Bagaimana kalau kita bertaruh, yang kalah harus menaklukkan gadis itu." kata Heechul hyung sambil menunjuk salah satu gadis yang duduk di meja tak jauh dari kami. Gadis itu nampak naif, tidak cocok dengan lampu kelap kelip dan suara dentum memekakkan telinga di bar ini.

"Ehem, boleh aku menawarkan minuman untukmu?" kataku sambil menyodorkan gelas berisi koktail berwarna cerah pada gadis naif itu. Ia mengambilnya dengan ragu-ragu setelah teman-temannya dengan heboh mendukungku.

"Kenapa kau sudah kembali? Perjanjian kita, kau harus menaklukkannya." tanya Heechul hyung saat aku kembali ke meja.

"Tenang saja, hyung. Lihat saja sebentar lagi." kataku, tak melepaskan pandangan pada gadis itu. Gadis itu mulai menyesap koktail yang kuberikan padanya. Tak lama kemudian, ia bangkit dari tempatnya dan berjalan menuju ke toilet. Aku melihat ke jam di pergelangan tanganku, sudah waktunya.

"Hyung, aku pergi duluan." pamitku pada Heechul hyung.

"Hei, mau kemana kau? Taruhan kita belum selesai." katanya sambil menahan kepergianku.

"Tenang saja, hyung. Kau akan mendapat laporan keberhasilanku beberapa saat lagi di ponselmu." kataku sambil melambaikan ponselku. Aku buru-buru berjalan menuju toilet untuk mengejar gadis itu.

Kacha. Kacha. Kacha.
Picture sent.

Heechulie: Kau gila.
Bukan kau yang memintanya tadi?
Heechulie: Segeralah pergi dan hapus foto itu. Jangan sampai itu mengarah kepadaku.
Kau takut, hyung?
Heechulie: Aku tidak ingin terseret masalah ini.
Terserah kau saja.

Y's story (Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang