Terlihat seorang gadis tengah serius memilih baju yang cocok untuk dikenakan malam ini di dalam kamar bernuansa rust. Qinan Dandeliona, anak perempuan yang kurang mendapatkan kasih sayang dalam keluarga. Sang Ayah, Restu Dinandra, merupakan seorang guru di salah satu sekolah menengah atas. Tumbuh dalam keluarga sederhana membuat Qinan harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
"Qinan pamit dulu, Ma." Pelita melihat Qinan sudah rapi menggunakan dress simple berwarna navy.
"Mau kemana kamu?" tanya Pelita yang sedang menyetrika pakaian.
"Malam ini Tara ulang tahun, Ma. Qinan sama anak kelas diundang ke rumahnya." Pelita hanya acuh mendengar penjelasan Qinan. Terdengar hembusan nafas berat dari gadis itu.
"Qinan berangkat dulu Ma."
Pesta di rumah Tara Ayuni terlihat mewah, banyak alumni sekolahnya yang datang. Qinan melihat satu per satu orang yang dikenalinya, senyum dari mereka terbit mengingat dulu sewaktu SMA dia cukup dikenal oleh banyak siswa karena kecantikan dan kepintarannya.
"QINANNN."
Suara nyaring terdengar di sebelah sana, Qinan melihat Tara melambai ke arahnya. Terlihat juga Dasa melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar. Qinan segera menghampiri mereka berdua.
"Happy birthday, Tara!" ucap Qinan dengan senyum lebarnya sambil mengambil sesuatu dalam tasnya.
"Ini buat Tara." kata Qinan sambil menyerahkan sebuah kotak kecil untuk Tara.
"Aduh, makasih, Qi." Tara menerima pemberian Qinan dengan gembira.
Mereka bertiga bercerita banyak malam ini, mengingat momen lucu di sekolah dulu, wacana masa depan yang seorang pun belum tahu bagaimana ke depannya. Tepat pukul 10 malam, Qinan pulang dari pesta Tara. Qinan membuka pintu rumahnya, terlihat Restu sedang di ruang keluarga dengan laptop di depannya. Pasti ayahnya lembur lagi malam ini, pikir Qinan.
"Darimana saja kamu?" tanya Restu tanpa mengalihkan pandangannya dari depan laptop.
"Qinan dari acara ulang tahun Tara. "Qinan menatap takut-takut Ayahnya takut akan dimarahi karena pulang terlalu malam.
"Yasudah, kamu istirahat sana, besok harus kerja. Uang SPP adikmu buat bulan depan harus segera dilunaskan."
"Iya, besok Qinan usahakan Yah."
Qinan langsung pergi meninggalkan Ayahnya. Di dalam kamar, gadis itu memikirkan cara mendapatkan uang untuk membayar SPP adiknya. Kerja dari pagi sampai larut malam sudah menjadi kegiatan Qinan sehari-hari. Sejak kecil orang tuanya selalu bersikap acuh terhadap dia, keadaan keluarganya yang serba kekurangan membuat Qinan harus bekerja semenjak menginjak bangku SMA.
"Lo habis darimana kak, tumben jam segini baru pulang? "
"Nyari om-om, kenapa mau join lo?" Ceplos Qinan asal.
"Astaghfirullah mulut lo Qinan belum pernah disiram minyak panas ya!" ucap Arlin saraya melempar boneka kearah sang kakak, sedangkan gadis itu hanya tertawa melihat muka kesal adiknya. Arlin Melati adik Qinan yang hanya terpaut usia 2 tahun darinya, gadis yang hangat dan periang. Hanya Arlin yang selama ini menjadi tempat keluh kesah Qinan.
"kak, gue boleh ikut lo kerja nggak. Itung-itung buat ngurangin beban lo, gue nggak enak juga tiap hari jadi beban keluarga" Arlin sudah dari dulu meminta untuk ikut bekerja di tempat kakak nya, dia kasihan melihat kakaknya tiap hari harus bekerja.
"nggak! kewajiban lo sekarang itu sekolah bukan kerja. Biar gue yang kerja, lo bantu mama dirumah kasian mama kalo harus ngerjain pekerjaan rumah sendiri." Arlin hanya menghembuskan nafas putus asanya, sudah ia tebak kakak nya itu tidak akan mengizinkan dia untuk bekerja.
TBC
Hiii,ini cerita pertama aku mohon maaf ya kalo masi banyak kurang nya. Aku juga masi belajar hihihi.
Enjoy reading semuanyaaa love u❤️
Jangan lupa vote sama komen nya,jadilah pembaca yg bijak!
![](https://img.wattpad.com/cover/214760538-288-k185425.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
RomanceArjuna yang jatuh hati pada perempuan bernama Qinan, tidak mudah bagi Arjuna untuk mendekati Qinan. Ditambah dengan adanya pria menyebalkan bernama Kala, menurut Arjuna, Kala itu sok asik dan berisik.Sedangkan Qinan merasa hidup nya benar-benar berw...