3

5.2K 178 4
                                    

Malam ini sepertinya adalah malam yang paling menyedihkan bagiku dan Namjoon.

Bagaimana tidak?
Besok adalah hari dimana aku akan melangsungkan pertunangan dengan seorang lelaki yang bahkan tidak aku ketahui siapa dan seperti apa asal usul keluarganya.

Disini... Di pinggir sungai Han, Aku dan Namjoon menghabiskan malam hanya dengan diam.

Iya.. Diam.. Hanya perih yang saat ini aku rasakan.
Mungkin Namjoon juga merasakan hal yang sama saat ini.

"Sayang.."

Panggil Namjoon lembut sambil mendekatkan tubuhnya memeluk pinggangku dari samping.

Saat aku menoleh ke arah wajahnya pun,aku sudah melihat bulir bening membasahi pipinya.

Hatiku sungguh sakit melihat orang yang sangat aku cintai menderita karenaku.
Aku sungguh tidak tega melihatnya.

Hanya bisa mengusap bulir bening itu dengan kedua ibu jariku.

"Aku mohon jangan seperti ini." Pintaku di iringi pelukan erat dari seorang Kim Namjoon.

Yaa.. Pelukan yang ku balas dengan tak kalah eratnya.
Aku ingin saat seperti ini tidak lekas berakhir.

Kenyataan pahit yang tak hanya aku saja,tapi Namjoon juga yang harus menelan mentah-mentah.

Dalam fikiranku saat ini hanya ada kata-kata Tuhan sangat tidak adil kepada kami.
Aku tau tidak baik berkata seperti itu,tetapi takdir ini sungguh membuatku sangat kecewa.

Hari sudah sangat larut malam dan waktunya aku untuk pulang.
Dan Namjoon mengantarku sampai depan pagar rumah.

"Aku harap setelah ini kita masih tetap bisa melihatmu." Ucap Namjoon sebari memegang kedua tanganku.

"Aku pasti akan selalu menghubungimu Joon.. aku mencintaimu."

Tanpa jawaban Namjoon hanya memeluk ku untuk terakhir kalinya dan melepaskan pelukan nya mengisyaratkan aku harus segera masuk kedalam rumah.

Dengan langkah yang sangat berat aku berjalan mundur menuju rumah.
Pandanganku tetap tertuju sayu ke wajah kekasihku.

Begitu pula Namjoon.. tatapan mata nya yang sayu tetap memandangku melangkah semakin menjauh dari tempatnya berdiri saat ini.

Dan dia mulai membalik kan badan nya dan melangkahkan kaki saat aku  membuka pintu dan masuk kedalam rumahku.

"Han Eunsoo.. aku mencintaimu." Teriaknya sontak membuat hatiku seperti di hujam ribuan belati tajam.

Aku bersandar pada pintu dan merosotkan tubuhku terduduk lemas di lantai.
Aku mencoba menahan sesak di dada menahan tangis,tapi semakin sakit pula yang aku rasakan.

"Sungguh lelaki yang malang."

Aku tersontak mendegar suara itu.
Suara seorang lelaki yang tiba-tiba muncul dari ruang tamu.

"T..t..tuan.." sapa ku gugup dan lekas berdiri dari tempatku.

"Aku tau sangat menyakitkan meninggalkan kekasih mu untuk menikah denganku.. tapi kau harus memenuhi janji pamanmu kepadaku."

Ucapnya sembari perlahan berjalan menghampiriku sukses membuat tubuhku merinding dan pasti semakin sakit hati ku.

"Mm..maaf tuan..aku pasti akan menepati janji paman..anda tidak perlu mengkhawatirkan itu." Jawabku lagi sembari menunduk.

Jujur aku sangat takut melihat wajahnya.
Tatapan matanya yang sangat dingin dan terlihat arogan membuatku semakin takut.

"Baguslah.. aku kesini untuk memberimu gaun dan sepatu untuk acara pertunangan kita besok.. persiapkan dirimu,sore pukul 16.00 sopirku akan menjemputmu."

FF Park Jimin (Forced Marriage) NC21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang