Hari ini ialah hari keberuntungan bagi para siswa SMA Bakti Jaya. Bagaimana tidak? Hari ini guru-guru sedang ada rapat mengenai kelulusan siswa kelas 12. Tentu saja kegiatan belajar mengajar diliburkan dan siswanya diperbolehkan pulang maupun tetap disekolah saja. Rakan dan teman-temannya memilih untuk tetap berada disekolah saja. Alasannya sih bosan dirumah, tidak ada aktivitas lebih baik mereka tetap berada disekolah. Padahal sebenarnya Rakan sedang merencanakan sesuatu saat itu.
Suasana kelas 11 mipa 3 sedang rusuh saat itu. Siapa lagi kalau bukan ulah dari Edgar and the genk sedang mengadakan konser abal-abalnya.
"CENDOL DAWET SEGER, PIRO"" teriak Edgar memegang botol air mineral yang dijadikannya seolah-olah sebagai microphone.
"LIMA NGATUSAN"
"TERUS???" Sahut Reno sambil memukul meja yang ia jadikan sebagai gendang.
"GAPAKE KETAN, JI RO LU PAT TAK KITAK KITAK..." Perpaduan suara ketukan meja dan suara emas dari Edgar sukses memecahkan konser dangdut mereka pagi itu. Jangan tanya apakah teman kelas lainnya tidak terganggu dengan ulah mereka? jawabannya tidak. Mereka sudah terlalu sering menyaksikan keusilan Edgar and the genk. Itu sudah merupakan makanan mereka sehari-hari.
"Ya para hadirin, itu saja yang bisa kami tampilkan pada pagi hari ini, kami tau kalian pasti sangat terhibur bukan?" ucap Alvin bak mc profesional.
"Anjing terhibur dari sudut mananya?" teriak cika bendahara kelas yang galaknya tak mengalahi guru killer.
Rakan tidak peduli dengan kerusuhan yang sedang terjadi dalam kelasnya. Ia sedang disibukkan dengan pikirannya sendiri. Rakan masih ingin meyakinkan dirinya, apakah ia harus melakukannya atau tidak.
"Diem-diem bae, nape lu?" tanya Jevan yang baru saja datang dari kantin. Jevan yang pendiam memilih pergi kekantin dan tidak ikutan konser dengan Edgar. Teman kelas mereka sendiri saja bingung, mengapa Jevan bisa bergabung dengan genknya Rakan yang jelas-jelas usil dan suka buat onar.
"Argh anjing! nyatain cinta ke cewek gimana sih?" tanpa sadar Rakan berkata seperti itu didepan semua orang, tidak luput dari pendengaran Edgar.
Edgar turun dari meja guru yang ia naiki sewaktu konser tadi, dan langsung menghampiri Rakan yang terbujur menahan malu. Rakan menjadi pusat perhatian oleh cewe-cewe teman kelasnya. Bayangkan saja, selama ini tidak pernah muncul gosip bahwa Rakan memiliki kekasih.
"Siapa anjir cewe yang lu maksud?" tanya Jevan.
"Siapa lagi kalo bukan neng Rissa geulis sia mah," Edgar menyenggol bahu Rakan. Sontak setelah mendengar perkataan Edgar. Reno dan Alvin bergegas bergabung bersama. Sekarang mereka sudah berada di sekeliling Rakan, sudah siap untuk menginterupsi Rakan.
"Saran gue sih, lo nembaknya lewat surat. Nah suratnya gue aja yang bikinin," tawar Edgar.
"Alah skip, gara-gara surat buatan lo. Sampe sekarang Eva ga ada ngerespon gue ya!!" Sontak sorot mata mereka langsung tertuju pada Reno. Memang hanya Edgar yang tau bahwa Reno sedang mendekati Eva. Itupun Reno terpaksa memberti tahu Edgar.
"Ah itu mah, lo nya aja yang kurang menggoda!" jawab Edgar membela diri.
"Ah anjing, keceplosan kan gua." Reno terlihat sudah pasrah. Ia bakal menjelaskan nya nanti setelah urusan Rakan selesai.
"Nanti gue ceritain anjir, lo pada ga usah kepo. Sekarang waktunya interupsi Rakan!" ucap Reno memimpin.
"Kok lo semua ga ada ekspresi kaget atau apa gitu?" tanya Rakan bingung. Rakan tidak pernah memberi tahu mereka, bahwa ia sedang mendekati Rissa.
"Lo kira kita bego, udah ketauan kalo lo naksir sama Rissa yekan??" tanya Alvin.
Edgar melihat handphone Rakan tergeletak diatas meja. Segera ia mengambilnya hati-hati.
Tanpa sepengetahuan Rakan dan yang lainnya. Edgar diam-diam mengirim pesan teks kepada Rissa lewat handphone milik Rakan.