15

201 4 1
                                    

"Eh engga kok pak, bapak aja yang salah denger, coba tanya Alodie deh pak," Jawab Eva mengedipkan sebelah matanya pada Alodie dengan berharap Alodie paham maksud Eva memberi kode untuk melindunginya dari pertanyaan pak Heri.

Ternyata harapan Eva salah, Alodie si gadis yang sangat lugu itupun tak paham maksud dengan kedipan mata Eva tadi. Tanpa ada ancang-ancang dari Eva, Alodie berceletuk "Ngapain lo kedipin mata ke gue, geli anjir."

Sontak Eva refleks memukul paha Alodie, tidak keras tapi tetap saja sakit bagi Alodie.

bangsat anjing asu, ini anak gue buang aja ke laut.

~~

"Dari awal juga, gue udah ngerasa kalo Alvaro tu cowo yang ga bener Lin,"

"Tiba tiba pacaran sama sahabat gue sendiri, saat itu gue berfikir mungkin persepsi gue ke Alvaro aja yang salah, eh ternyata.."

Inilah alasan kenapa Rissa sampai sekarang masih tabu untuk menjalin hubungan asmara pda siapapun. Dia takut, hal yang seperti ini akan terjadi juga padanya. Bagi Rissa sebuah hubungan dijalin bukan sekedar saling sayang atau saling cinta, namun sebuah perasaan yang saling mengerti dan takluk pada egonya masing-masing.

"Udah mba ngocehnya?" tanya Elin yang sedang membersihkan air mata terakhir yang ia sia-siakan untuk cowo brengsek 'Alvaro'. ya terakhir karena Elin tidak ingin lagi berurusan apapun yang bersangkutan dengan mantan terburuknya itu. apapun yang berbau Alvaro pokoknya.

"Tenang Ris, cewe cantik kaya gua mah santuy,"
"Ntar juga, warga sekolah habis denger rumor gue putus pada ngantri mau pdkt sama gue,"

Kalau ditanya tentang paras wajah yang Elin miliki bisa dibilang sempurna dimata pria. Wajar jika setelah ini banyak pria yang mengantri untuk berkencan dengan Elin.

"Oh santuy ya, tapi kok nangis sampe abisin tisu 2 pack," Rissa menekankan kata '2 pack'

"Hehehehe," jawab Elin cengengesan.
"Eh btw Ris, kok lo bolos sih?"

"Oh itu, tadi gue sarapan dulu sama Rakan. Jadi telat deh,"

shit keceplosan

"ANJING LO! temennya lagi bersedih kaya gini, lo asik tutuy ya sama Rakan!" Elin menatap Rissa tajam seolah ingin melahapnya.

"Gue ga tutuy ya, plis deh," Rissa mengelak. Tapi sebenernya Rissa tidak tau persis apa definisi dari kata 'tutuy' daripada dia salah kaprah lebih baik mengelak. Gumamnya

"Tapi no problem sih. Gue support kok kalo lu sama Rakan," kata Elin mengedipkan sebelah matanya pada Rissa.

"Kurang ajar!"

Rissa merenggangkan tubuhnya yang keram karena kebanyakan duduk dari tadi pagi. Rissa menyelonjorkan kakinya pada sofa merah milik Elin. "Bosen banget cuk, tau gitu mending gue masuk sekolah," Rissa menghela nafasnya kasar.

"Ajak jalan Rakan noh, ga masuk juga kan dia,"

"Diem lu, dah ah gue mau ke toilet!" Rissa pergi menuju toilet, ia tak perlu menanyakan dimana toiletnya berada. Rissa sudah hapal mati seluk beluk rumah Elin, bahkan bisa dibilang lebih hapal daripada tuan rumahnya.

Elin melihat notif yang masuk dari handphone milik Rissa. Setelah membaca chat dari siapa, munculah sebuah ide licik dari otak Elin.

Elin melihat Rissa sudah kembali dari toilet, segera Elin meletakkan handphone milik Rissa kembali diatas meja, agar si pemilik handphone tidak curiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elin melihat Rissa sudah kembali dari toilet, segera Elin meletakkan handphone milik Rissa kembali diatas meja, agar si pemilik handphone tidak curiga.

"Suguhin gue minum dong, gue tamu loh disini," Rissa berlagak memegang lehernya kehausan.

"Bacot, biasanya juga ambil sendiri,"

Rissa beranjak pergi ke dapur ingin mengambil soft drink. Sudah seperti rutinitas Rissa jika kerumah Elin selalu minum soft drink yang ada didalam kulkas. Namun, Rissa terkejut setelah membuka kulkas yang didalamnya dipenuhi oleh susu kotakkan dan beberapa yogurt. Kebetulan mba imah sedang ada didapur segera Rissa bertanya. "Mba, tumben coca-cola ga ada?"

"Oh itu neng, Elin mau hidup sehat katanya, jadi mba bolehnya beli minuman sehat aja."

Rissa tercengang. Tidak dapat berkata-kata. Semenit kemudian dia tertawa lepas.

anjing sakit perut gua, ketawa mulu.

"Ris ada yang nyari tuh!" teriak Elin dari ruang tamu.

Rissa beranjak pergi meninggalkan dapur. Tujuannya yang ingin mengambil soft drink di kulkas pun tak jadi, karena semua isi dari kulkas tersebut berubah 180 derajat.

"Jadi ke mall ga ris?"

Rissa menoleh mencari asal suara tersebut. Betapa terkejutnya Rissa setelah melihat Rakan sedang berdiri didepan pintu. Rakan tidak lagi memakai seragam putih abu-abunya, melainkan sudah berganti memakai kaus oblong berwarna hitam dan celana jeans.

"Heh, diajak jalan tuh sama Rakan. Malah bengong," Elin menyenggol lengan Rissa pelan dan melemparkan senyuman kemenangan sekaligus meledek Rissa.

"Perasaan gue ga ada ngajak-" Rissa tak sempat melanjutkan omongannya sudah dipotong terlebih dulu oleh Elin. "Udah, jangan malu-malu dong ris, sono pergi," ucap Elin mendorong Rissa mendekati Rakan.

Rissa merasa ada yang aneh disini. Rissa mengecek handphonenya.Tak selang beberapa waktu, Rissa pun mengetahui siapa kedok dari semua ini. Rissa menatap tajam Elin. Elin yang sedang ditatap pun memasang tampang lugunya yang seolah tak tahu apa-apa.

kurang ajar lo. Umpat Rissa dalam hati

"Gue tunggu dimobil ya." Rakan pergi duluan menuju mobil yang terparkir dihalaman rumah Elin.

"Ssttt diem, gue tau lo mau mengumpat. Tunda aja dulu Ris. Rakan udah nungguin tuh," tutur Elin.

"Kurang ajar lo,"
"Gue cuma mau bilang, semangat ya hidup sehatnya. HAHAHAHAHAHA." Rissa menepuk pundak Elin dengan tawanya yang meledek Elin.

anjing gue malu

~~

"Mau kemana dulu nih?" tanya Rakan saat mereka sudah masuk ke dalam mall.

Rissa diam sejenak. Dia tidak tahu apa tujuannya pergi ke mall, toh sebenernya yang ngajak jalan bukan dia tapi Elin yang menyamar jadi Rissa.

Rissa baru ingat ia harus membelikan Arven sepatu futsal yang baru. Dua hari yang lalu Arven mengajak Rissa bermain game online dan yang kalah dalam pertandingan itu harus menuruti permintaan si pemenang. Sebagai kakak Rissa tak ingin terlihat cupu. Rissa pun menerima taruhan tersebut. Tak usah ditanya lagi tentu saja yang kalah adalah Rissa. Alhasil dia pun harus menuruti permintaan Adik kesayangannya itu.

"Gue mau beliin sepatu buat Arven, bantuin gue ya. Lo kan cowok, pasti tau kan sepatu futsal yang bagus."

"Sepatu futsal ya?" Rakan memegang dagunya sedang berfikir.

~~

haii sorry banget telat sehari updatenya, you know lah. disekolah tugasnya ga main-main. Btw, besok author ujian fisika nih, doain ya biar bisa jawab semua soalnya wkkwkwkwkw, udah itu aja. JANGAN LUPA VOMMENTNYA!!

Oh iya, fyi tutuy tuh artinya kaya berdua-duan gitu loh sama pasangannya.

salam author, xoxo

AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang