4

444 16 0
                                    

"Lo sih ngajakin bolos," protes Rakan, sambil menunjuk-nunjuk ke arah Reno.

"Lah si kutil badak gue bilang juga apa di cafe, perasaan gue ga enak." Sesal Jevan

Begini sudah kelakuan mereka kalau dihukum, pasti tunjuk-tunjukan. Di saat itu juga Rakan tidak sengaja melihat Rissa menuju perpustakaan.

Yaa, rissa bagi seorang Rakan adalah anak kelas 11 SMA yang kelakuannya beda dari perempuan lainnya. Perempuan yang lain selalu menjaga imagenya di depan laki-laki, ya seperti para sahabatnya Rissa. Bertingkah manis hanya di depan laki-laki saja. Rissa hanyalah seorang perempuan yang tidak ada malunya saat ia bersalah, selalu berpenampilan urak-urakan, bertindak semaunya di sekolah, dan masih banyak lagi kelakuan Rissa yang sudah Rakan hafal di luar kepala. Tetapi rasanya nyaman jika ia melihat mata yang indah milik Rissa.

"Hey!." Panggil Edgar.

Mendengar Edgar memanggilnya Rakan pun menoleh mencari Edgar.

"Tayo dia bis kecil ramah..." belum sempat ia melanjutkan kepalanya sudah dijitak duluan oleh Rakan.

"Eh ada Rissa dan pembantu-pembantunya nih." ujar Edgar sambil mengedipkan satu matanya.

"Heh enak aja pembantunya Rissa, daripada lo cuman serpihan debu anj...." ucapan Alodie terpotong

"Alodie mau bilang apa kamu ?" tanya Bu Hany dengan tegas.

"Sudah cepat kalian semua masuk ke dalam perpustakaan, rapikan buku-bukunya, bersihkan debu-debunya, sapu, dan pel lantai dua perpustakaan." Ucap Bu Hany dengan satu tarikan nafas.

-Perpustakaan SMA Bakti Jaya-

"Kita bagi aja deh biar cepet gimana ?" tanya Alvin pada semuanya.

"Yaudah gitu aja gue mau ke kantin soalnya, laper hehe." jawab Eva.

"Begini aja deh. Rakan, Reno, Rissa rapikan buku-bukunya. Eva, Jevan, Edgar bersihkan debu-debu, pake kemoceng ya Gar jangan pake baju lo. Alodie, Elin, sama gue nyapu sama ngepel deh. Adil kan ?" tanya Alvin.

"Adil darimana lo menang banyak gile." Ucap Reno.

"Udah gini aja biar cepet." Ucap Rissa kesal.

"Rakan Reno ayo. Yaela malah diam disitu, ishhhh" sambungnya lagi sambil menarik tangan Rakan dan Reno.

Grep....

Rakan bingung mengapa Rissa tiba-tiba menarik tangannya. Merasa canggung dengan keadaanya, ia langsung melepaskan cekalan tangan Rissa.

"Eh sorry." Ucap Rissa.

"Gapapa." Jawab Rakan sambil tersenyum canggung.

'Buku sastra dimana ya ?' tanya Rissa dalam hati.

'Oh ini dia.'

Bruk...

Salah satu buku di bagian novel-novel ternama jatuh. Rissa segera mengambilnya sebelum terjadi keributan. Karena di bagian meja peminjaman buku terpampang tulisan yang sangat besar "JANGAN RIBUT". Saat ia ingin mengembalikan novel tersebut pada raknya. Terdapat satu buah buku yang sangat tebal siap menghantam kepalanya,

Hap...

Hampir saja kepala Rissa terkena buku tersebut, tetapi Rakan dengan sigap mengambil buku tersebut.

"Hati-hati lain kali." Ucap Rakan dengan satu tangan berada di saku celana.

"Eh iya makasih lho." Ucap Rissa terkejut dengan perlakuan Rakan kepadanya.

Entah angin darimana Rakan bisa dengan sigap menolong Rissa. Mungkin cuman kebetulan pikir Rakan. Setelah tidak ada lagi sepatah kata pun Rakan pergi meninggalkan Rissa.

"Uno game !" teriak Reno.

"LAH JADI DARITADI KALIAN MAIN UNO HAH ?" bentak Alodie sambil berkacak pinggang.

Merasa tertarik dengan pemandangan di meja perpus Rakan pun menghampiri teman-temannya. Dengan maksud ingin ikut bermain uno.

"Kuy dah gue ikut." ucap Rakan.

"Telat lo, keburu monyet galak ini datang kan. Intinya Edgar traktir soto Mang Ucup." ujar Alvin.

"Eh enak aja gue dibilangin monyet, gue cantik gini miripnya sama bidadari bukan monyet." Pelotot Alodie.

"BTW, tadi Edgar mau traktir soto Mang Ucup ya, gue juga dong Gar ya ya." Eva memohon.

Merasa bosan dengan kegiatannya. Rissa pun tertarik setelah mendengar keributan di meja perpustakaan. Ia pun segera menghampiri teman-temannya.

'Gila ya mereka udah tau di perpus ga boleh ribut'
'Bodo ah gue mau ikut juga' pikir Rissa dalam hati. Ya begitulah Rissa sebenarnya ia tahu letak kesalahan-kesalahannya tetapi ia tetap mengikuti kemauannya.

Dan pada akhirnya mereka semua tidak mengerjakan hukuman yang diberikan oleh Bu Hany. Mereka menganggapnya hanya angin lewat saja.

Rissa, Rakan, dan teman-temannya sekarang sedang asik memainkan kartu uno dengan syarat yang kalah harus melakukan tantangan yang akan diberi oleh salah satu temannya.

Permainan berlangsung dengan sangat seru dan lama sekali. Sepertinya mereka cukup takut dengan tantangan yang akan diberikan nantinya. Apalagi mereka bermain dengan anak-anak yang bisa dibilang sangat nakal.

Sampai akhirnya Jevan menang pertama. Disusul oleh Eva dan Alvin. Setelah Alvin menang karena memiliki kartu berwarna merah, Reno pun mengeluarkan kartu merah terakhirnya.

"Uno game !" seru Reno

Sekarang terjadilah permainan yang sangat sengit oleh Alodie, Rissa, dan Rakan.

Deg... Deg.... Deg...
Rissa sangat takut sekarang. Ia berfikir disini ada Edgar, pasti Edgar akan memberikan tantangan yang kelewatan untuk Rissa. Tidak mau ambil pusing Rissa pun mengeluarkan plus dua dari ketiga kartu yang ada ditangannya. Dan ternyata Rakan juga mempunyai plus dua yang merupakan kartu terakhirnya, sehingga sekarang menjadi empat kartu yang harus diambil Alodie. Tetapi dewi keberuntungan berada di tangan Alodie dan.

"Uno game yuhuuuuu !"

"Widih selamat gue asli dah." Ucap Rakan kegirangan.

Edgar pun langsung menatap Rissa dengan pandangan usil.

"Gue tau ni guys," ujar Edgar.
"Gimana kalau......." Ucapan Edgar terpotong karena.

"Astaga jadi daritadi kalian ini bermain disini. Hukuman yang saya berikan belum cukup buat kalian hah? Masih belum jera juga kalian mau saya kasih tugas apa lagi untuk membuat kalian jera ?" Tegas Bu hany sambil melototkan matanya.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA : )
BIAR MAKIN RAJIN UPDATENYA.
XOXO;)

AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang