8

342 11 3
                                    

'Eh... apaan sih,' bingung Rissa dalam hati.

Hanya memerlukan waktu 40 menit tugas yang diberikan Bu hani kepada Rakan dan Rissa telah selesai. Walaupun dengan bantuan Google. Hihj

Ya sebenarnya Rakan adalah tipikal anak yang bisa dibilang rajin. Maksudnya lebih rajin dari teman-temannya. Hihi.

'Tugas sudah selesai, nge-game aja lah,' pikir Rakan.

Sambil menunggu teman-temannya selesai, Rakan hanya merenung membiarkan pikirannya melayang kaemana mana. Lebih tepatnya melamunkan tentang perasaaannya kepada Rissa. Ia tidak mungkin menyatakan perasaannya secepat ini. Karena ia tahu fakta bahwa Rissa saat ini sangat sulit untuk jatuh cinta

"Rakan, siapa yang ngumpul tugasnya?" tanya Rissa.

'Anjir dicuekin gue'

Plak..

Rissa menampar pelan pipi Rakan.

"Eh apaan?" ucap Rakan salah tingkah. Karena ulah Rissa yang hanya menampar pelan pipinya.

"Siapa yang ngumpul tugasnya?" tanya Rissa kedua kalinya

"Gue aja." singkat Rakan.

...

Reno, Edgar, dan Jevan sudah kembali kerumah masing-masing. Begitu juga dengan teman-temannya Rissa. Elin yang tadinya mengantarkan Rissa kesini juga sudah pulang dengan terburu-buru. Karena Alvaro mengajaknya via chat untuk pergi ke pusat perbelanjaan, menemaninya membeli sepatu olahraga.

Tinggal Rissa sekarang. Duduk dengan tenang, sambil memikirkan tentang rumah ini. Rasanya sangat familiar dilihat.

Tidak ada yang berani memulai percakapan. Hanya suara ketikan dari handphone masing-masing, sampai Rissa baru menyadari sesuatu.

"Anjir gue baru ingat, kan supir gue lagi cuti. Ngapain gue telfon dari tadi." cerocos Rissa tidak mengingat ada Rakan disampingnya.

Melihat itu Rakan hanya tersenyum simpul. Rissa sangat cantik dilihat dari samping. Membuatnya betah berlama-lama untuk berada disini.

"Sama gue aja gimana ?" Rakan menawari Rissa.

"Gak-gak gue pulang naik ojek online aja," panik Rissa.

1
2
3

Rissa langsung tersenyum ke arah Rakan.

'njir Rissa kenapa senyumin gue.'

"Dompet gue ketinggalan di mobilnya Elin Kan. Hehe," ucap Rissa cengengesan.

"Yaudah yuk nanti kesorean. Gue mau gym," ajak Rakan sambil mengambil kunci mobilnya di meja.

Rakan berlari kecil menuju dapur untuk pamit kepada ibunya.

"Ma pergi dulu ya," sembari menyalami ibunya

"Nge-gym nak?" tanya Angelica.

"IYA MAAA." teriak Rakan sambil berjalan menuju teras rumah.

Selagi menunggu Rissa yang sedang memasang sepatunya. Rakan masih terbayang dengan senyum Rissa tadi. Rasanya sangat manis jika diingat lagi, senyuman yang diberikan Rissa untuk Rakan. Walaupun sebenarnya bukan dengan alasan rasa cinta ataupun sayang, hanyalah perihal dompet Rissa yang ketinggalan di mobil Elin.

Mungkin tetangga di depan rumahnya telah mengira ia sudah gila, karena senyum-senyum tanpa sebab.

"Udah gak ada yang ketinggalan kan di rumah gue ?" Tanya Rakan meyakinkan.

AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang