"Woy bro," kata salah satu pria yang melemparkan bola basketnya kepada Rakan. Rakan menangkap tepat di telapak tangan kanannya, dan men-dribble bola nya menuju ring. Dan ya bola tersebut tepat lurus masuk kedalam ring.
"Masih jago aja lo Rak, padahal udah lama ga main kesini!" Pria yang bernama Kevin tersebut menepuk pundak Rakan. Dan mengajak Rakan untuk bertanding 1 by 1. Tanpa basa basi Rakan menerima ajakan tersebut.
Selama 15 menit pertandingan berlangsung, dengan diikuti sorakan dukungan dari teman-temannya yang lain. Tentu saja yang memenangkan pertandingannya Rakan, meski skor akhir nya hanya selisih 1 point.
"Lain waktu, gue bakal ngalahin lo deh," ucap Kevin yang masih dengan nafasnya yang ngos-ngosan habis bertanding tadi.
"Hahahaha, gue tunggu. Sampai lo bisa ngalahin gue!"
Mungkin Rissa udah selesai dengan kegiatannya sekarang. Rakan pun segera membereskan tasnya. Membuka handphone mengecheck notif dari Rissa.
Benar saja Rissa mengabari Rakan bahwa ia sudah selesai latihan renangnya, dan sedang menunggunya di Lobby. Baru saja Rakan ingin beranjak pergi, seseorang menepuk pundaknya.
"Buru-buru banget, mau datengin sape lu?" ternyata benar itu adalah Kevin.
Kevin adalah teman basketnya Rakan, mereka sudah saling kenal dari awal Rakan bermain basket di sport center tersebut. Mereka bisa dibilang sangat dekat dulunya, sampai-sampai dulu, jika Rakan memiliki masalah selalu cerita pada kevin. Jadi jangan heran kalau kevin tau semua tentang masa lalu Rakan. Paras Kevin sendiri, keliatan kan dari namanya aja udah bisa bayangin seberapa gantengnya dia. hihihi.
"Jemput calon pacar gue," ucap Rakan datar.
"Oh punya cewe lo sekarang, katanya sih gabisa move on dari yang dulu. Tau tau udah ada yang baru nih," Kevin memainkan alisnya.
"Bangsat!"
Handphone Rakan berbunyi. Ada pesan masuk dari Rissa. Kevin melirik Handphone Rakan dan mengambilnya, oh jelas tidak lupa Kevin melihat isi dari pesannya.
"Rak, ditunggu tuh sama kekasih barumu!" Kevin memonyongkan bibirnya, mengedipkan matanya menggoda Rakan.
Bisa dibilang Kevin memiliki karakter tak jauh seperti Edgar, sama-sama hobby jahilin dan ngisengin orang. Bedanya Kevin memiliki paras yang lebih tampan, bahkan sangat tampan dari Edgar. Boro-boro tampan, wajahnya Edgar lebih mirip dibilang seperti tukang bakso pinggir jalan.
"Bangsat, udah ah. Gua balik duluan!"
----
Rissa melihat sekitar, belum melihat tanda-tanda Rakan akan datang. Ia pun memutuskan untuk pergi sebentar membeli air mineral. Setelah 5 menit Rissa kembali ketempat tadi, ia membawa 2 air mineral yang satunya akan ia berikan pada Rakan. Tak lama Rissa kembali, Rakan pun datang membawa 2 air mineral juga ditangannya.
"Lo udah beli air?" tanya Rissa melihat tangan Rakan membawa 2 botol air mineral.
"Udah nih. Satunya buat lo" jawab Rakan menyodorkan air mineral tersebut pada Rissa.
"Yah. Gue juga udah beli 2 nih. Satunya juga buat lo." Mereka pun tertawa bersamaan. Rissa tak menyangka bahwa Rakan juga akan membeli air mineral untuknya.
"Yaudah gini aja. Nih air nya buat lo. Nah air yang lo beli kasi ke gue," Rakan mencari jalan tengah. Meskipun cara tersebut tidak membantu sedikit pun.
"Sama aja dong, kan! Gimana sih lo?" Rissa tertawa ngakak, ia tidak berpikir bahwa cowok seperti Rakan juga bisa dibilang bego.
"Lah iya juga ya, gue baru nyadar anjir!" Rakan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Disisi lain Rakan merasa bahagia bisa melihat Rissa tertawa lepas seperti tadi. uuu makin sayang deh.
Dan akhirnya 2 air mineral tadi mereka berikan kepada pak satpam. Kebetulan yang bertugas disitu ada 2 satpam, jadi mereka memberikan dua-duanya untuk satpam tersebut.
Mereka beranjak pergi menuju parkiran mobil. Sebelum mempersilahkan Rissa masuk kedalam mobil, Rakan berkata "Lain kali gue aja yang beli air, biar ga kedouble kaya tadi."
Rissa tidak ingin berdebat sekarang, karena ingin segera beristirahat dirumah. Pertandingan renangnya tinggal beberapa hari lagi, ia harus memantapkan fisiknya. Rissa pun memilih nurut saja "Iya."
Didalam mobil tiba-tiba Rissa teringat akan dare dari Edgar. Sudah beberapa hari yang lalu Edgar tak pernah meneror Rissa lagi untuk mengingatkannya akan dare yang ia berikan sebelumnya. tumben banget tu anak ga neror gua lagi. Rissa tersadar bahwa dare yang edgar berikan udah berakhir. Ia baru ingat bahwa hanya seminggu waktu yang Edgar berikan untuk mendekati Rakan. Sontak Rissa refleks berkata, "Pantesan anjir, tu anak ga neror gua lagi,"
"Hah, lo bilang apa?" Rakan yang memakai airpods sebelah telinganya hanya samar-samar mendengar perkataan Rissa.
Rissa berpikir apa seharusnya dia memberitahu saja pada Rakan bahwa selama ini dia mendekati Rakan dengan maksud ingin menyelesaikan dare dari Edgar, tapi Rissa takut Rakan akan marah dan menjauhinya. Selama ia bersama Rakan, Rissa sudah mulai nyaman berada didekat Rakan. Otaknya mungkin berkata bahwa Rissa harus menyelesaikan darenya dan mulai menjauhi Rakan seperti sebelumnya. Namun hatinya tak bisa berbohong, bahwa Rissa ingin selalu bersama Rakan. Bisa dibilang Rissa mulai jatuh cinta padanya..
"Gapapa kok,"
"Ris.. "
"hmm?" Rissa hanya berdehem. Ia sangat ngantuk. Matanya pun sudah tidak bisa ditolerin untuk menunggu sampai ke rumah.
"Kalo misalkan, gue baper sama lo. Lo marah ga?"
"Ngapain marah sih, kan lo laper. Itu terserah lo lah mau makan apa engga," Rissa sudah setengah sadar, perkataan Rakan saja ia tidak dengar jelas. Baper kok jadi laper, hedehh.
Rakan terkesiap. Rakan menoleh ke samping. Ternyata Rissa sudah tertidur lelap. Rissa terlihat sangat kelelahan, latihan renang membuatnya kelelahan dan mengantuk. Alhasil dia pun tertidur sepanjang jalan.
Rakan menghela napas. Ia merasa lega Rissa tidak mendengar pertanyaan konyolnya tadi. Cewek mana coba yang mau ditanya seperti itu. Dasar Rakan. Lain kali ia harus menyusun kata yang lebih tepat agar tak jadi salah paham.
Sepanjang jalan Rakan memandangi wajah Rissa yang tertidur lelap disiang hari yang sedang terik ini. Parasnya yang manis, mampu meluluhkan hati Rakan. Tenang aja, Rakan masih fokus sama jalanan kok.
Wajah Rissa terkena pantulan sinar matahari, itu membuatnya terbangun dari tidur siangnya. Rissa mengucek matanya melihat keadaan sekitar.
"Eh gue ketiduran yak,"
"Iya, dari 30 menit yang lalu Ris," Rakan tersenyum.
"Anjir, tapi kita kok ga nyampe-nyampe kan?" tanya Rissa bingung. Waktu yang mereka tempuh dari sport center kerumah Rissa seharusnya hanya 15 menit, sedangkan ia ketiduran dari 30 menit yang lalu.
"Anu, gue muter-muter dulu. Soalnya ga tega bangunin lo," jawab Rakan menggaruk lengannya yang tidak gatal.
"Bego anjir, lo kenapa ga bangunin gue sih." Rissa frustasi. Perkiraannya salah, ternyata Rakan lebih dongo dibanding Edgar.
~~
hai readers, gimana Rakan udah mulai menyatakan perasaannya nih?🤪makin seru kan ceritanyaa, jangan lupa dong vommentsnyaaa!!salam author, xoxo