3

458 15 0
                                    

 "SEKARANG GUE YANG TANYA, GIMANA CERITANYA LO BISA JADIAN SAMA ALVARO!?"  teriak Rissa. Kesal terhadap temannya yang banyak tanya ini. Sedangkan yang ditanya malah senyum-senyum.

"Hehehe, santai aja kali ngomongnya Ris,"

"Alvaro kan tajir Ris, mobil banyak, motor apalagi, rumah udah kayak istana, uang nya jangan ditanya lagi, ya cewek mana si yang gamau," Elin mengeluarkan senyum manisnya.

"Ya ampun, jadi lo pacaran sama tu anak karena tajir doang. Matre lo dasar. Dulu aja bilangnya gamau sama cowok modelan Alvaro" ujar Rissa

"Eh sekarang malah kepincut dianya." sambung Eva

"Cuman mau kasih tau aja, karma is real  lin." ujar Rissa menakut-nakuti.

"Tau ah, kalian sok sok nasehatin gue tapi kalian semua masih JOMBLO wleee." Elin menekankan kata jomblo pada kalimatnya. 

Sekarang mereka sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Tiba-tiba Mbok Iyem datang membawa senampan makanan. Tanpa disuruh Mbok Iyem tahu bahwa anak majikannya suka makan, apalagi kalau sedang bersama dengan teman-temannya, mungkin bisa habis satu kulkas dimakan sama mereka. Rissa menyambut dengan sopan dan meletakkannya di meja.

"Makasih Mbok." ucap mereka kompak.

Mbok Iyem tersenyum. "Iya sama-sama, mari dimakan."

"Saya keluar dulu ya non, kalau ada sesuatu panggil saja."

"Okey siap Mbok." jawab Alodie yang mewakilkan Eva yang sudah melahap makanan duluan.

"Kue buatan Mbok Iyem gak pernah berubah rasanya, parah enak banget ya kan Va?" ujar Elin.

"Ya iyalah, gak kayak kue buatan lo Lin hihihi." celetuk Rissa mengejek rasa kue yang pernah Elin buat saat berkunjung kerumahnya.

"HEH, enak kali kue buatan gue, kata Bi Sri aja kue gue enak bangetttt." Elin membela diri.

"Anjir kue bantat kayak gitu Bi Sri bilang enak, yang ada Bi Sri bilang begitu karena dia takut dipecat, gara gara bilang kue buatan lo ga enak." ujar Rissa sambil menertawakan wajah Elin yang cemberut.

"Jahat banget kalian semua, perasaan gue mulu yang salah daritadi." Elin mengacuhkan pandangannya tidak ingin melihat wajah teman-temannya itu. Menandakan bahwa ia sekarang lagi ngambek.

Rissa melihat jarum jam dinding di kamar Eva menunjukan pukul 16.00 ia baru ingat bahwa jam 16.30 dia harus pergi latihan renang.

"Gue duluan ya, buru-buru mau latihan renang," ujar Rissa pamit.

"Oh iya Ris hati-hati, nanti Elin sama Alodie gue bilangin kalo lo pulang duluan." kata Eva sambil mengklik pause film horror yang ditontonnya bersama Elin dan Alodie yang sudah tertidur dari satu jam yang lalu, kekenyangan dan akhirnya ketiduran.

Rissa bergegas pergi meninggalkan rumah Eva dan pergi ke tempat latihan. Jam sudah menunjukan pukul 16.20 sedari tadi Pak ucup tidak datang-datang. Rissa mulai cemas ia takut materi renang telah dimulai.

"Duh gimana nih, bisa telat gue." keluh Rissa.

Matahari bersinar sangat terik. Rissa mengibas-ngibas wajahnya dengan tangan berusaha mengurangi hawa panas yang dirasakannya. Tidak lama kemudian Pak Ucup datang sambil membukakan pintu mempersilahkan Rissa agar masuk ke dalam mobil.

"Maaf lama neng, tadi di tengah jalan ban mobilnya bocor." ucap Pak Ucup meminta maaf sembari meninggalkan halaman rumah Eva.

"Iya gapapa Pak, agak cepet ya Pak. Udah ketinggalan materi kayaknya,"

"Oke neng."

-SMA Bakti Jaya-

Tap...tap...tap...

Suara hentakan sepatu Bu Hany menuju kelas IPA-3. Suasana kelas yang tadinya seperti pasar ramainya, seketika hening mencekam. Bu Hany yang sedari tadi kebingungan melihat banyaknya kursi kosong.

"Tempat duduk siapa ini ?" tanya Bu Hany dengan tegas.

Tidak ada yang berani menjawab, karena mereka tahu apa akibatnya jika ada yang memberitahu keeberadaan Rakan dan teman-temannya. Tiba-tiba ada salah satu anak yang berkata dengan polosnya,

"Tadi saya lihat Rakan dan teman-temannya membawa tas Bu, mereka tadi lewat belakang kantin." ucap Della dengan santai.

"Ya Tuhan, mereka itu tidak ada kapok-kapoknya diberi hukuman. Yasudah Ibu keruangan dulu. Terima kasih ya Della." ujar Bu Hany.

"Mampus lo Della." kata teman sebangkunya, Chika.

Della bingung melihat tingkah teman-temannya itu, mengapa orang seperti Rakan harus disegani dan ditakuti. Ia tidak tahu-menahu apa akibatnya nanti.

-Cafe Eksis-

"Eh eh kalau kita ketahuan bolos lagi gimana njir ?" tanya Reno ketakutan.

"Aelah biasanya juga gimana Ren, lo kan yang ngajak bolos." jawab Rakan santai.

"Uy ! daripada bosan mabar aja kuy." ajak Edgar dengan semangat.

"Kuy bosen gue." jawab Alvin yang sedari tadi hanya mengotak-atik isi Handphonenya.

"Tapi perasaan gue gak enak njir." ucap jevan tiba-tiba.

-IPA-3-

Pagi yang cerah, lagi dan lagi guru BK SMA Bakti Jaya datang menuju kelas IPA-3 dan pastinya menanyakan tentang keberadaan Rakan dan teman-temannya.

"Rakan, jevan, Edgar, Reno, dan Alvin ikut Ibu ke ruang BK sekarang, cepat !" bentak Bu Hany.

"Loh Bu ngapain, kan kita gak salah apa-apa." Rakan mengelak.

"Kalian ini pura-pura gak tau, Ibu tau kemarin kalian semua ini bolos kan ?" ucap Bu Hany dengan suara Khasnya.

"Yaela Bu bolos doang kok, bukan buat onar." jawab Reno.

"Kalian ini sudah keterlaluan, pokoknya kalian semua Ibu hukum bersihkan debu-debu dan rapikan buku-buku yang ada di perputakaan SEKARANG." bentak Bu Hany lagi.

"Apa salah dan dosaku sayang.." ucap Edgar bercanda, dan akhirnya Bu Hany menjewer telinga Edgar.

VOTE DAN KOMENNYAA : )







AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang