Kau hadapkan padaku sepiring detik seolah tak menyadari hiruk pikuk yang mengawasi.
Kau harapkan padaku seutas tali mengikat tanganku yang menggenggam abu.
Lalu hancur.
Sang detik meronta, bertahun berlalu dan aku mau pergi saja.
Katamu hidup seolah ada di buaian senja. Kau tak peduli pada matahari yang perlahan tumbang tanpa bekas tak bersisa.
Katamu hidup tenggelam saja. Tak usah risau dengan detik detik tajam seolah akan menikammu, jangan.
Aku tak mengerti tiap tiapnya.
Butuh berapa kapsul vitamin, untukku bisa mencerna katamu, untukku bisa mengerti tenangmu, menulusur sepi yang seolah membawamu pada rindu.
Aku juga ingin tenggelam, aku tak mau risau dengan yang tumbang.
Aku
ingin
hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakon Abad
Poetryperihal 20 tahun hidup. membersamai abad yang barangkali tak genap. [pelarian buat tetap waras] [ l o w e r c a s e m a a p ]