langkahku masih searah dengan laju roda roda penggilas aspal gersang tak bertuan.
peluh, enggan berteduh. merangkak menelusur tiap kulit.
ragu menundukkan kepalaku, prespektif masa depan tak jarang hendak kusirnakan, ilusi tentang waktu seolah paling tau, bertalu talu menggemakan
kau akan gagal,
kau akan berhasil,
kau akan bahagia,
kau tak tertolong harapanmu lebur sirna.
kakiku masih menendang kerikil. berusaha mengusirnya jauh, menghukum tajamnya yang berusaha menyentuhku.
aku berhenti. hidupku terlalu asing untuk menjadi baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakon Abad
Poetryperihal 20 tahun hidup. membersamai abad yang barangkali tak genap. [pelarian buat tetap waras] [ l o w e r c a s e m a a p ]