suatu kali kala kakimu menapak dalam genangan air, kepalamu tertuju pada langit.
awan jatuh menjadi bulir.
hitam hilang bergilir dengan terang.
suatu kali kala tanganmu menyentuh dada, detakan seirama ombak lautan itu bertalu. tubuhmu rebah, samudera mengalir padamu.
kau bimbang pada apa apa kepastian yang dibawa. ragumu memenuhi senyap suara suara liar di sebagian diri. takut, umur, dan mati seolah melahapmu menjadi kepingan pasir pantai berdesir.
kemana doa doa itu membumbung?
dimana ia bergema meraung tiap kata?
sebuah yang dalam dirimu membuatmu mengerti kadang, ada senyap kosong bertuan menuntunmu untuk diam.
tak bertanya.
sunyinya menuntunmu pada tenangnya samudera setelah badai. hangatnya mengantarmu pada cahaya surya menyiram pekarangan. cantiknya memperkenalkanmu pada bulan di langit malam. dan miliaran bintang kau temukan beradu membentuk sebuah tubuh.
dan pantai itu tak lagi bisa buatku tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakon Abad
Poesíaperihal 20 tahun hidup. membersamai abad yang barangkali tak genap. [pelarian buat tetap waras] [ l o w e r c a s e m a a p ]