sorotmu tak lepas pada pancaran layar kotak dingin tak bernyawa.
jarimu lengket pada abjad tercetak, menyentuh tiap tanda baca.
kamu yang tak peduli wanita tua yang menyapa kala langkahmu membersamainya. kamu yang tak sadar tangan yang menengadah minta belas kasih. tak kau lihat manusia manusia yang sayangnya tak sepertimu itu, berlalu lalang. berseberangan.
masih saja bersembunyi, opinimu, pada anonim username. peduli mati dengan gaya rambut orang, dengan baju nyentriknya, dengan sakit mentalnya. setajam pisau katamu membunuh mereka, satu demi satu.
Bertetes darah tak kau sadari.
Berapa nyawa tak kau perkirakan.
Tombol close pada aplikasi handphonemu memang jalan keluar terbaik untuk melupa komentar komentarmu pada username anonim, meninggalkannya-
-seolah tak bertuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakon Abad
Poesiaperihal 20 tahun hidup. membersamai abad yang barangkali tak genap. [pelarian buat tetap waras] [ l o w e r c a s e m a a p ]