satu sampai tujuh menghitung waktu.
berulang pada minggu yang cepat berlalu.
tak menyapa, atau barangkali mengetuk.
yang kutau, ruang waktu takkan repot menunggu.sedang raga tak beranjak barang sedikit pada lekat tak bergairah di bawah temaram langit kamar.
dua puluh dan empat.
detik dan detak mempertegas sunyi senyap berkelana.
pada celah cahaya menelusup jendela,
pada derai derai hujan menampar kacanya.dan waktu terus menyeretku maju.
melukai, menyakiti, tak kenal ampun.untuk yang satu, aku ingin ia tak berlaku.
tak berulang,
mati.
pada jengah tak berkesudahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakon Abad
Poésieperihal 20 tahun hidup. membersamai abad yang barangkali tak genap. [pelarian buat tetap waras] [ l o w e r c a s e m a a p ]