Satu dua recehan tak pernah cukup bagi anak manusia.
Mengais, bertaruh, beradu pada gedung gedung tinggi dan mesin produksi.
Petinggi memaki maki, yang kecil tak pernah berarti.
Satu dua pecahan logam seolah tak pernah mampu menghidupi.
Saling raung, saling dorong.
Bumi sudah sesak, bumi hampir habis, masih tak lagi kenyang.
Apa daya, hidup menunggu mati, tapi betah tak mau mati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakon Abad
Poesíaperihal 20 tahun hidup. membersamai abad yang barangkali tak genap. [pelarian buat tetap waras] [ l o w e r c a s e m a a p ]