"Ehem kak, yang itu nggak mau dikenalin ke ayah sama ibu?" Wira menunjuk Leo yang berdiri dekat pintu.
Setelah acara penuh tangisan, Wira beranjak ke sofa dan meminta Leo bergabung bersamanya.
"Itu siapa sayang?" Tanya Irfan kepada putrinya
"Pacarnya kakak, yah" Goda Wira
"Dih, Wira" Keluh Hana
"Beneran kak? Ganteng loh itu" Goda ibunya
"Kenalin dong sayang" lanjut Irfan tersenyum
Wajah Hana mulai berubah warna menjadi pink karena tatapan menggoda yang diberikan orang tuanya.
"Ibu, Ayah. Kenalin itu namanya Leo. Atasan Hana dikantor"
Leo berdiri dari duduknya mendekati Diandra dan Irfan untuk menyalimi keduanya.
"Oh ini toh yang namanya Leo. Terima kasih ya nak" Diandra tesenyum hangat
"Iya bu" Leo tersenyum ramah
"Terima kasih ya nak. Ibu berutang banyak sama kamu" Diandra menggengam tangan Leo
"Tidak bu, ibu nggak berutang apa-apa kok. Saya memang ingin melakukannya"
"Wira udah cerita" Diandra tersenyum
Dan tentu saja dibalas senyuman oleh Leo.
"Lah? Apalagi ini?" Heran Hana
"Nggak usah kepo lu kak" ejek Wira
"Ini dikenalinnya sebagai atasan doang nih nak? Bukan sebagai yang lain?" Goda Irfan.
"Ih ayah. Emang mau dikenalin sebagai apa?"
"Calon mantu" sela Diandra dengan senyuman.
"Ih apaan sih" wajah Hana merona
Wira sudah ngakak sambil memegangi perutnya. Melihat kakaknya memerah dan salah tingkah membuat pria itu benar-benar merasa lucu.
Hana melempar bantal kepada Wira
"Berhenti nggak?!" Galaknya.
"Gimana kabar kamu selama ini nak?"
Hana mengalihkan perhatiannya kepada ayahnya yang bertanya.
"Alhamdulillah, Hana baik-baik aja ya. Oh ya, Hana berhasil loh punya banyak gelar dibelakang nama Hana" Gadis itu memamerkan deretan giginya.
"Oh ya? Apa aja sayang?"
"Hana berhasil dapat gelar Dokter, Sarjana Teknik, Bisnis, Psikologi, sama Kelautan"
"Eh buset kak. Nggak capek apa lu kuliah nya?" Wira hampir menjatuhkan rahangnya mendengar gelar kakaknya.
Dia yang mengejar 1 gelar saja merasa sangat ribet. Bagaimana bisa Hana yang notabenya kakaknya malah mendapat 4 gelar.
Irfan mengelus rambut Hana dengan sayang. Ia merasa sangat bersalah dan gagal sebagai seorang ayah. Bagaimana bisa ia mengusir putrinya yang saat itu baru lulus SMA dan meminta agar gadis itu tidak kembali sampai ia sukses.
Ia menyesal karena termakan omongan orang. Harusnya ia sadar, putrinya tidak mungkin berbuat curang dalam Ujian Nasional. Irfan menatap sendu Hana yang masih berdebat dengan Wira.
"Maafin ayah ya. Ayah jadi nggak bisa ngeliat kamu wisuda"
Hana menoleh,
"Hana nggak papa kok yah. Yang penting ayah sehat, Hana nggak masalah sama yang lainnya"
"Eh, nak Leo. Bagaimana Hana dikantor?" Tanya Diandra penasaran
"Hana bekerja dengan baik bu, meskipun dia masih muda tapi pengetahuan dan keterampilannya tidak perlu diragukan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Secretary ✔ [Tamat Di Karyakarsa]
Random"Maaf Pak, apa yang harus saya kerjakan?" Pertanyaannya dianggap angin lalu oleh Leo, Hana mencoba bersabar dan menunggu bosnya itu menyelesaikan pekerjaannya. Ia menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, mencoba menghapuskan rasa bosan yang mener...