Akhirnya aku bisa menyentuh kasur. Rasanya sangat lelah padahal ini baru minggu pertama. Tapi siapa yang sangka aku akan bertahan dengan sikap singa itu.Hana menerawang kembali membayangkan hari pertama dia bekerja. Kerjasama dengan perusahaan Adithama yang berhasil didapat oleh mereka meskipun tiba-tiba dan hanya mengandalkan kemampuan Hana dan Leo.
Jujur saja Hana mengharap sedikit saja pujian dari Leo, tapi tentu saja itu hanyalah harapannya. Ia malah dimarahi karena tidak mempersiapkan penawaran itu sejak awal. Seandainya bukan karena ingin membuktikan dirinya bisa, mungkin sejak awal dia mengundurkan diri dari sana.
Wajah Hana tiba-tiba cerah mengingat besok dan lusa dirinya akan terbebas dari sikap pemarah Leo. Ia mulai merancang apa saja yang akan ia lakukan selama dua hari itu sampai tidak sadar ia memasuki dunia mimpi
******
Drrt.. Drrt...Hana menggeliat karena getaran yang dia rasakan.
Hah? Getar?
Matanya langsung membelalak panik. Gempa!
Gempa! Astaga ya Tuhan aku belum mau mati. Belum nikah ini ah. Masih muda, masih pengen sukses dulu. Ampun pokoknya nggak mau mati sekarang!
Ia terus melafalkan doa tanpa memperhatikan bahwa disekitarnya sama sekali tidak ada benda yang berguncang.
Drrt.. Drrt
Setelah mengumpulkan nyawa, ia baru sadar bahwa sumber getaran saat ia tidur tadi adalah HP nya sendiri. Dengan kesal dia meraih benda pipih itu
"Halo, ada perlu apa?!" Nada bicaranya naik beberapa oktaf
"Kamu baru bangun?"
Deg
"Iya pak. Ada perlu apa?"
"Cewek kok bangunnya siang. Nggak baik"
"Ck, saya hanya sedang menikmati weekend saya. Menurut saya tidak ada yang salah dengan itu"
"Terserah kamu sajalah. Susah ngomong sama anak kecil"
Anak kecil?! Dasar singa liar yang hobbynya nyinyir Kesal Hana
"Pak Leo ada perlu apa sih?!"
"Kamu siap-siap nanti sore kita pergi ke puncak sama semua anak marketing"
"Dalam rangka apaan tuh pak?"
Hana bergerak meninggalkan kasurnya, lalu membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar.
"Hadiah penandatanganan kontrak kerja sama dengan perusahaan Adithama"
"kita nginep?"
"Kamu banyak nanya ya. Yaiyalah kita nginep kalau nggak ngapain berangkatnya sore" sinis Leo.
"Santai aja dong pak. Sinis mulu perasaan, nggak capek apa?" Kesal Hana
"Yaudah ah pak. Saya mau mandi, mau siapin barang-barang."
Hana mematikan sambungannya. Bukannya mandi, ia malah melangkahkan kakinya ke dapur.
"Hmm, ngomong ama singa ternyata bisa bikin laper juga" gerutu Hana.
Ia memutuskan membuat ayam goreng tepung dan sayur sop. Ia mulai mengambil bahan makanan dari kulkas dan kemudian mengolahnya. 1 jam kemudian semua masakannya telah rampung.
Hana memang sudah terbiasa memasak. Semenjak kuliah ia belajar berbagai macam jenis masakan. Awalnya tidak mudah, mengingat ia dulunya adalah gadis pemalas yang anti dengan dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Secretary ✔ [Tamat Di Karyakarsa]
Diversos"Maaf Pak, apa yang harus saya kerjakan?" Pertanyaannya dianggap angin lalu oleh Leo, Hana mencoba bersabar dan menunggu bosnya itu menyelesaikan pekerjaannya. Ia menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, mencoba menghapuskan rasa bosan yang mener...