"Kenapa jadi kamu yang marah?"
Tanya Leo yang menghela napasnya. Dia tidak tahan melihat Hana sangat kusut dan diam sedari tadi. Sangat berlawanan dengan sifat yang biasa ia tunjukkan.
Hana diam tidak membalas ucapan Leo. Sebenarnya dia tidak marah kepada Leo hanya kesal saja. Lagipula gadis itu lebih memikirkan ibunya yang tadi siang tiba-tiba menelpon dan menyuruh gadis itu pulang.
"Han, say it. What's the problems?"
"Pak udah deh. Yang pasti masalah saya bukan tentang bapak"
"Hana"
Emosi Leo mulai terpancing namun dia memilih tidak melanjutkan pembicaraan, dia takut Hana akan lebih marah dan dia tidak bisa mengontrol perkataannya. Setidaknya sebelum kejadian ini dia akan mengira Hana marah jika gadis itu masih menggunakan panggilan 'Pak' untuk memanggil dirinya. Tapi kedepannya dia akan mencoba berhati-hati menghadapi gadis disampingnya.
Tak berapa lama, mereka telah sampai di tower Hana. Gadis itu tak ingin berlama-lama, ia segera membuka pintu mobil Leo.
"Pak eh mas ini pintunya dibuka"
Hana yang baru menyadari kalau sedari tadi dia memanggil Leo dengan sebutan yang biasa ia gunakan dikantor akhirnya mengetahui bahwa Leo mengira dirinya marah karena panggilan tersebut.
"Udah sadar kamu?" Jutek Leo
"Ck, nggak usah kayak anak kecil deh. Itu cuman panggilan. Dikantor juga aku kan manggil gitu. Jadi kebiasaan"
"Aku laper"
Hana menyatukan kedua alisnya, bingung
"Ya terus?"
"Masak buat aku. Mumpung kita udah disini"
"Astaga, kenapa nggak beli aja sih tadi pas dijalan"
"Itu kan karena kamu yang pengen cepet-cepet sampe"
Hana menghela napasnya. Berdebat dengan Leo memang tidak ada gunanya. Lelaki itu sangat pintar bersilat lidah.
"Yaudah iya. Ayo kalau gitu"
Leo mengarahkan kendaraan miliknya menuju tempat parkir yang telah disediakan. Setelah memastikan mobilnya terkunci, Leo dan Hana berjalan bersama menuju apartement Hana.
"Malam Han, itu sama siapa?" Sapa satpam yang sedang berjaga
"Temen Hana, pak. Bapak sendirian aja jaganya malem ini?"
"Iya sendiri aja"
"Kalau gitu Hana duluan ya pak"
Setelah berbasa-basi sedikit Hana bergegas menuju lift dan menekan angka 7 yang merupakan lantai apartementnya berada.
Ting
Hana berjalan mendahului Leo dan langsung memasukkan sandi ketika ia sampai didepan pintu.
"Ayo masuk Mas"
Kesan pertama yang Leo dapatkan begitu memasuki apartement Hana adalah minimalis. Hampir semua yang ada didalam berwarna hitam maupun abu-abu.
Sebenarnya itu cukup tidak terduga untuk ukuran rumah seorang gadis. Apalagi seorang Hana yang selama ini selalu memperhatikan fashionnya. Meskipun setelah dipikir-pikir selain dari setelan kerjanya, Leo lebih sering melihat Hana mengenakan pakaian berwarna hitam.
"Mas udah laper banget? Aku mau ganti baju dulu"
"Ganti aja sana. Aku tungguin"
"Yaudah bentar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Secretary ✔ [Tamat Di Karyakarsa]
Casuale"Maaf Pak, apa yang harus saya kerjakan?" Pertanyaannya dianggap angin lalu oleh Leo, Hana mencoba bersabar dan menunggu bosnya itu menyelesaikan pekerjaannya. Ia menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, mencoba menghapuskan rasa bosan yang mener...