Meeting bersama para petinggi baru saja selesai. Dan wajah-wajah karyawan divisi marketing terlihat berseri-seri. Mereka dipuji karena dianggap memiliki kemampuan tidak hanya dibagian penjualan tapi juga perencanaan.
Semua itu tentu saja berkat proposal yang dikerjakan Hana dan Leo."Ah, gila. Han lu keren banget. Kerja disini baru sebulan tapi lu berhasil naikin pamor anak marketing" Hendra bertepuk tangan heboh
"Bener kata Hendra. Biasanya divisi marketing selalu direndahin. Katanya kalau nggak ada Pak Leo, kami nggak bisa apa-apa." Timpal Irma
"Tapi ngapain sih kita disuruh buat proposal perencanaan? kan itu udah punya divisinya sendiri" Heran Hana
"Sebentar lagi kalian juga tau"
Leo menjawab pertanyaan Hana dengan nada sangat datar berbanding terbalik dengan tangannya yang tergerak mengusap rambut Hana lembut.
Sontak hal itu menarik perhatian mereka yang ada didepan ruang meeting tersebut. Mengingat Leo masuk kedalam salah satu manusia yang paling jarang bahkan tidak tertarik dengan karyawan wanita yang ada diperusahaan itu.
Tapi tentu berbeda dengan Hana. Hana telah terbiasa dijahili oleh Leo.
"Pak, rambut saya berantakan!" Kesal Hana yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Leo.
Pria itu malah berjalan santai menuju lift dengan masih mempertahankan wajah datarnya. Hana jadi misuh-misuh sendiri.
"Angel, itu beneran Leo kan?" Tanya Indra tak percaya
"Iya. Berani juga dia ya" Angel tersenyum
"Gila Han. Lu kasih pelet apa Pak Leo?"
"Kalian apaan sih? ya kali yang gitu mau gue kasih pelet? hidih. gue juga milih-milih ya"
"Lah emang ada yang salah sama Pak Leo?"
"Bang Hendra, lu tau sendiri selama sebulan gue disini gue selalu jadi objek bully-an dia" Kesal Hana
"Yuk ah balik ke ruangan kita"
Mereka masuk kedalam lift masih menyambung pembicaraan mengenai Leo.
"Lu sama Pak Leo cocok tau. Gue pengennya kalian jadian. Cuman lu doang yang berani sama dia disini" Dukung Angel
"Dan lagi selama dia kerja disini lo adalah satu-satunya yang bisa bikin dia nunjukkin ekspresinya" Tambah Hendra
"Bang, Mbak yang bener aja? masa cuman karena itu gue kalian jadiin umpan buat narik perhatian Singa sih?"
"Ya kan kali aja lu berhasil menaklukan hati raja hutan" Ejek Indra
"Lu coba ya deket sama Leo" Mohon Angel
"Liat ntar kalau dia bisa berperilaku baik" Jawab Hana asal
"Eh kok naik lagi sih liftnya. Siapa sih? bukannya tadi ikut masuk bareng kita. Capek deh" Kesal Indra
Bagaimana tidak kesal, Mereka sudah hampir sampai tapi liftnya malah kembali naik kembali ke lantai yang mereka tempati sebelumnya. Begitu pintu terbuka ternyata pelakunya adalah Leo.
"Tuh biang keroknya bang. Mau diapain?" Ejek Hana
Leo mengangkat sebelah alisnya tapi memutuskan untuk mengabaikannya.
Begitu ia masuk ia merasa ada yang aneh, akhirnya ia menoleh kesudut lift.Disana berdiri wanita paruh baya yang sangat dikenalnya. Wanita itu memberikan tatapan membunuh namun bibirnya tetap tersenyum.
"Mama?"
Satu kata dari Leo yang berhasil menarik perhatian semua orang yang ada di lift.
"Loh tante kok kesini nggak bilang-bilang?" Tanya Angel menghampiri Mama Leo
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Secretary ✔ [Tamat Di Karyakarsa]
Acak"Maaf Pak, apa yang harus saya kerjakan?" Pertanyaannya dianggap angin lalu oleh Leo, Hana mencoba bersabar dan menunggu bosnya itu menyelesaikan pekerjaannya. Ia menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, mencoba menghapuskan rasa bosan yang mener...