Wendy adalah seorang dokter dokter di sebuah rumah sakit terbaik di Korea Selatan. Malam ini, pada jadwal yang seharusnya bukan menjadi jadwalnya, ia dikejutkan dengan pasien berusia 75 tahun, seorang anggota militer senior, yang tiba-tiba harus segera dipasang ring pada jantungnya.
BRAK!
"Wan! Darurat!" Ucap Seulgi dengan nafas tersengal pada Wendy yang sudah menggendong tas ransel nya untuk pulang. Wendy langsung menghela nafas dan segera melepas jaket juga menjatuhkan tas ransel nya dengan asal lalu ikut berlari dengan Seulgi secara terburu-buru.
...Wendy dan Seulgi melihat ada kerumunan pria berbadan tegap dengan gaya rambut yang khas sedang berkumpul bersama seorang wanita paruh baya juga ada beberapa rekan kerja mereka yang sudah berada di tempat.
"dr. Seungwan, dr. Seulgi, segera bersiap ke ruang operasi." Ucap dr. Onew selaku dokter bedah utama di penanganan operasi kali ini. Wendy dan Seulgi menerobos kerumunan pria tersebut lalu segera berlari ke dalam ruang operasi untuk bersiap-siap.
"Wan, maaf ya... padahal kau sudah menjalani shift 2 hari menggantikan shift-nya Joy. Aku tidak tau harus kemana karena dokter bedah lain sedang libur dan tidak ada ditempat." Ucap Seulgi merasa bersalah saat berhadapan dengan Wendy yang sama-sama sedang dipakaikan alat perlengkapan operasi oleh perawat yang akan ikut mendampingi proses operasi.
"Iya dok. Kami juga bingung saat dr. Onew meminta kami untuk mencari dokter 2 dokter bedah untuk operasi darurat sekarang. Kami hanya bisa menemukan dr. Seulgi dan dr. Wendy." Ucap Yeeun selaku perawat yang akan mendampingi mereka.
"Gwaenchana. Doakan saja semoga operasi kali ini tidak lama, karena aku tidak menjamin staminaku kuat sampai besok." Jawab Wendy pasrah dibalik masker juga segala peralatan operasi yang menempel ditubuhnya.
Tiba-tiba dr. Onew membuka pintu dan tersenyum tipis. "Sudah siap?" Tanyanya. Ke-4 wanita tersebut menganggukan kepalanya lalu mulai keluar dari ruang persiapan dan langsung pindah ke ruang operasi.
..."Scalpel." dr. Onew menengadahkan tangan kirinya tanpa menoleh. Wendy langsung memberikan pisau bedah yang diminta lalu tetap mencoba untuk siaga walaupun kepalanya mulai terasa pusing karena belum beristirahat cukup selama 2 hari terakhir.
"Gunting bedah." dr. Onew kembali meminta alat. Wendy kembali memberikan apa yang diminta. Setelah itu Wendy mulai menyiapkan alat-alat lainnya selagi ke-3 orang lainnya mengecek kestabilan detak jantung juga membersihkan darah yang mulai keluar dengan jumlah banyak.
"Wendy-ah, kapan terakhir kau tidur?" Tanya dr. Onew tiba-tiba saat Wendy sedang menyiapkan alat-alat bedah. "Kemarin siang dok." Jawab Wendy dengan santai sambil mulai mensterilkan semua alat yang akan dipakai.
"Apa kau kuat? Ini akan menjadi operasi yang panjang. Bisa memakan waktu 4-7 jam." Tanya dr. Onew. Wendy terdiam sejenak lalu membalikan tubuhnya sembari membawa alat-alat bedah yang steril ditangannya yang ditaruh didalam wadah besi. "Akan saya coba dok." Jawabnya nekat.
Mereka melanjutkan proses operasi dengan hening dan tekun juga perlahan karena pasien yang mereka tangani ternyata adalah seorang pejabat militer sehingga baru masuk akal untuk Seulgi dan Wendy saat melihat gerombolan pria berbadan tegap diluar tadi.
...7 jam proses operasi, Wendy terduduk lemah di ruang operasi dengan mata yang tertutup dipojok ruangan masih mengenakan pakaian operasi secara lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
P U Z Z L E✔️
Fanfiction[Wendy/Taeyong] - Perjuangan Wendy, seorang dokter muda yang belum pernah menikah, mengadopsi pasien anak korban penyiksaan orang tuanya, Mark. Dipertemukan dengan seorang serdadu tampan, Lee Taeyong yang tiba-tiba sukarela menjadi ayah dari anak an...