Wendy kembali ke pos nya dengan kondisi tidak baik setelah mengantar pasien Huang Yiren ke ruang lain untuk perawatan intensif bersama dengan kakeknya. Ia baru tau kalau kedua orang tua Yiren bukanlah orang baik. Mereka buronan polisi maka dari itu Yiren dititipkan kepada kakek neneknya yang sudah sangat tua.
"Orang tua kurang ajar. Kenapa begitu banyak orang tua jahat didunia ini. Aku muak lama-lama." Ucap Wendy bermonolog emosi saat membaca data Huang Yiren yang baru saja ia terima. Wendy terlihat baik-baik saja jika dilihat dari kinerjanya, ia masih fokus bekerja setelah bertengkar dengan Taeyong.
Jisoo kembali dan menghampiri Wendy dengan ragu. "Hai unnie. Apa ada kerjaan lain yang bisa aku bantu?" Tanya Jisoo. Wendy menoleh dan tersenyum tipis. "Tidak ada. Aku senang IGD hari ini tidak sibuk. Apa kau sudah makan?" Tanya Wendy. Jisoo terdiam dan terlihat berpikir. "Kau mau makan? Sandwich pemberian Jaehyun tertinggal di meja tadi jadi aku tidak bisa memakannya." Ucap Wendy seperti tidak terjadi apa-apa.
"B-Boleh. Mau makan dimana memang?" Tanya Jisoo. "Ada ramen instan di ruang jaga dokter jika kau mau. Kita izin sebentar karena IGD juga sedang tidak penuh kan. Ayo!" Wendy menarik tangan Jisoo.
..."Ya tuhan kau betah sekali di rumah sakit! Sekarang apalagi yang kau lakukan disini eoh!?" Tanya Joy melihat Wendy yang masih berada di rumah sakit diluar shift nya. "Dan halo Jisoo-ah!" Sapa Joy kepada Jisoo. Jisoo merunduk sopan kepada Joy. "Malam unnie!" Jisoo menyapa balik.
"Aku diminta menggantikan dr. Jennie jaga di IGD karena dia sedang rapat dengan residen dan petinggi rumah sakit." Jawab Wendy lalu mulai menyeduh 2 ramen instan untuknya dan Jisoo. "Ada apa dengan si Jennie itu. Dia selalu membuatmu bekerja, benci sekali." Ucap Joy kesal. "Biarkan saja Joy. Lagipula aku jadi makin sering bertemu dengan pasien." Jawab Wendy pasrah.
"HEH! APA INI!? KENAPA JAS DOKTERMU BERLUMURAN DARAH!?" Tanya Joy panik saat melihat punggung Wendy yang banyak bercak darah kering.
"Oh! Unnie belum menceritakan pasien yang baru saja kita tangani tadi." Ucap Jisoo mengingatkan mengenai Yiren. "Kenapa? Kenapa? Pasien nya tampankah?" Tanya Joy girang. "Pria tampan saja isi otakmu!" Seulgi yang baru saja datang langsung mencibir pertanyaan Joy.
"Anak balita usia 4 tahun." Jawab Wendy yang masih sibuk menyeduh ramen. Lalu Wendy menceritakan semuanya dengan nada datar dan emosi monoton. Selama mendengarkan cerita Wendy, Seulgi dan Joy menatap Jisoo meminta penjelasan ada apa dengan Wendy. Jisoo hanya bisa nyengir ragu tidak menjawab apa-apa.
"Apa... kau mau mencoba memberi bantuan finansial kepada mereka?" Tanya Seulgi. Wendy hanya terdiam seperti berpikir. "Jika bisa? Tentu saja." Jawab Wendy. "Kita kan akan ada acara tahunan Wan. Kita biasanya membuka donasi disana, mungkin kau bisa mendaftarkan donasi untuk Yiren dan kakek Jihoo." Saran Seulgi. Wendy yang sedari tadi tidak menunjukan emosi apapun tiba-tiba menoleh dengan mata berbinar.
"KAU CERDAS KANG SEULGI!" Ucap Wendy girang. Seulgi tersenyum melihat Wendy kembali ceria. "Ternyata sedari tadi kau murung itu karena ini? Seharusnya kau membicarakannya dengan kami dan kita cari jalan keluarnya sama-sama! Aku khawatir." Tebak Joy mengira masalah Wendy hanyalah pasien balitanya ini.
"Iya memang hanya karena ini! Aku benar-benar bingung karena kondisinya benar-benar kritis. Aku takut semua usahaku tidak berdampak apapun kepada kesehatan Yiren..." Jisoo bisa melihat bahwa Wendy berusaha menekan masalahnya dengan Taeyong dan benar-benar memilah antara urusan pekerjaan dengan pribadi secara profesional.
"Kau harus ingat jika kesehatan pasien tidak hanya bergantung kepada usaha tim medis. Itu juga usaha pasien dan kondisi pasien tersendiri. Kau tidak boleh menyalahkan dirimu sendiri." Seulgi mengingatkan yang lalu disetujui oleh Joy. "Kita manusia Wan. Kita bukan Tuhan. Kita hanya melakukan porsi yang diberikan sebagai tim medis. SEMANGAT! JANGAN MURUNG! AYO!" Joy berdiri lalu memeluk Wendy dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
P U Z Z L E✔️
Fanfic[Wendy/Taeyong] - Perjuangan Wendy, seorang dokter muda yang belum pernah menikah, mengadopsi pasien anak korban penyiksaan orang tuanya, Mark. Dipertemukan dengan seorang serdadu tampan, Lee Taeyong yang tiba-tiba sukarela menjadi ayah dari anak an...