"Taeyong?" Wendy berbicara di teleponnya sambil memutar-mutar pulpen di jari tangan kanannya. "Hm? Apa sayang?" Jawabnya lembut. Wendy mencoba menahan senyum salah tingkahnya. "Apa kau sibuk hari ini?" Tanya Wendy.
"Hmm.... sedikit. Kenapa? Kau rindu padaku?" Wendy tertawa malu mendengar pertanyaan Taeyong yang jelas menggodanya. "Ini lebih penting dari rindu. Aku lupa kalau hari ini akan ada cek-up tahunan Mark yang kedua. Aku ingin kau datang jika kau bisa." Pinta Wendy dengan nada sedikit tidak enak karena sangat mendadak. Ia tidak akan memaksa jika Taeyong memang tidak bisa.
"Oh jika urusan Mark aku selalu bisa. Jam berapa? Aku bisa minta izin kepada atasanku karena hari ini juga tidak sibuk sebenarnya." Wendy tersenyum bahagia mendengar Taeyong bisa datang. "Sekitar pukul 14.00 jadi kau tidak perlu buru-buru. Masih ada 3 jam lagi."
"Aku akan mengatakan bahwa jadwal cek up nya pukul 12.00 kalau begitu." Wendy tertawa. "Heh! Untuk apa? Lagipula mau apa jam 12 siang kemari? Jadwal cek-up nya kan 14.00?" Wendy menggelengkan kepalanya gemas sendiri dengan Taeyong yang kadang kekanakan. Contohnya sekarang.
"Aku punya satu bayi yang harus cek-up pada pukul 14.00, dan aku punya satu bayi lainnya yang juga harus aku cek-up. Bayi besar." Entah sejak dari kapan wajah Wendy menunjukan senyum, pipinya terasa pegal saat ini. Terlebih dengan Taeyong yang terus-terusan menggombalinya.
"Berhenti menggodaku Taeyooooong! Sudah ih!" Wendy merengek malu juga sebal di waktu yang bersamaan. Ia bisa mendengar suara kekehan Taeyong di seberang sana. "Kita hampir tidak pernah makan siang bersama. Jika dulu sih tidak masalah karena kita masih belum punya hubungan apapun, tapi sekarang? Pelanggaran besar bagiku sebagai tunanganmu."
Wendy tersenyum. "Baiklah~ cafe rumah sakit? ㅋㅋㅋ" Wendy tertawa sendiri karena selama ini tempat kencan mereka hanya cafe rumah sakit. Dari awal bertemu hingga sekarang. Tidak ada yang berubah. "Kau tidak bosan? ㅋㅋㅋ Ayo sesekali kita makan siang diluar. Aku ada restoran yang rasa ramen nya luar biasa enak. Call?"
"Call! Akan kutunggu di ruang istirahat dokter seperti biasa."
...Taeyong datang bersama Johnny yang ternyata sekarang mulai bersikeras untuk mendekati Seulgi. Taeyong tidak bisa menghalangi sahabatnya yang satu itu untuk menemukan cintanya bukan? ㅋㅋㅋ Tidak ada salahnya untuk dicoba.
Wendy yang melihat Johnny ikut hanya bisa tersenyum jahil. "Ini aku akan berkencan dengan suami pertama dan suami kedua, atau pria yang satu ini berniat bertemu dengan orang lain?" Tanya Wendy jahil pada Johnny yang hanya bisa menggaruk tenguknya yang jelas tidak gatal.
Johnny dan Taeyong tertawa mendengar Wendy mengingat insiden tentang suami pertama dan kedua ketika acara kenaikkan pangkat di parkiran. Masih terdengar lucu ketika kejadian itu diingatkan kembali.
"Tentu saja untuk bertemu dengan sahabatmu. Takkan ku biarkan dia berkencan dengan kita, gila saja." Taeyong menjawab ketus yang dibuat-buat. Wendy tertawa, tak lama kemudian Seulgi keluar dari ruang istirahat dengan membawa papan dada dan terlihat sedang membaca sesuatu.
Seulgi terkejut ketika melihat ada Taeyong dan Johnny yang datang. "Ada apa ini ramai-ramai?" Tanyanya tersenyum ramah sebagai sapaan pertama. "Aku dan Taeyong akan makan siang diluar. Byeeee!" Wendy langsung menarik Taeyong pergi meninggalkan Seulgi dan Johnny yang kini bertatapan canggung.
"Apa kau sudah makan siang?" Tanya Johnny basa basi.
..."Kau jahil sekali malah ditinggal berdua ㅋㅋㅋ" Taeyong tertawa sambil menyantap ramennya. "Jika kita tetap disana, mereka tidak akan melakukan apapun! Hanya akan diam dan saling tersenyum. Aku malah berniat baik supaya mereka bisa berbincang!" Wendy membela dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P U Z Z L E✔️
Fanfiction[Wendy/Taeyong] - Perjuangan Wendy, seorang dokter muda yang belum pernah menikah, mengadopsi pasien anak korban penyiksaan orang tuanya, Mark. Dipertemukan dengan seorang serdadu tampan, Lee Taeyong yang tiba-tiba sukarela menjadi ayah dari anak an...