Chapter 8

1.1K 188 9
                                    

Taeyong menunggu di lobby rumah sakit sambil memainkan kunci mobilnya dan juga memainkan ponselnya. Sampai tiba-tiba ia mendengar suara hentakan kaki seseorang yang berlari ke arahnya. Taeyong menoleh dan mendapati Wendy yang berlari dengan wajah gembira. Taeyong tersenyum menatap Wendy hingga Wendy berada dihadapannya.

"Ayo!" Ucap Wendy dengan semangat. Taeyong terkekeh lalu bertanya, "Kau bahagia sekali. Sini." Taeyong menarik tas ransel Wendy dan menggendongnya karena merasa iba melihat Wendy yang mungil harus mengangkat ransel yang hampir sebesar tubuhnya setiap hari. "Tentu saja! Aku senang karena aku akhirnya bisa pulang cepat setelah sekian lama!" Jawab Wendy girang sambil melompat-lompat seperti anak kecil.

Taeyong cemberut dan mendecak. "Kukira karena akan pergi denganku." Wendy menatap Taeyong jengah. "Dalam mimpimu~" Ejek Wendy yang langsung ditoyor oleh Taeyong keningnya menggunakan telunjuk. "Ya sudah sana pulang sendiri! Ransel nya aku sita!" Taeyong pergi meninggalkan Wendy yang kini merengek dan mengejarnya keluar rumah sakit.

...

Selama di dalam mobil lagi-lagi mereka tidak banyak berbincang dan Wendy sedari tadi hanya bernyanyi pelan saja sambil mendengarkan musik yang terputar di radio mobil. Taeyong sedari tadi melirik-lirik Wendy yang terlihat sangat bahagia dan mood-nya sedang bagus.

"Kau tersenyum sendiri sedari tadi ㅋㅋㅋ" Tanya Wendy menyadari Taeyong yang tersenyum sendiri sedari tadi. "Tidak. Hanya senang melihatmu akhirnya bisa pulang dari rumah sakit dengan kondisi seperti ini. Biasanya aku melihatmu dilanda kesedihan dan stress. Aku khawatir." Ucap Taeyong. Mendengar perkataan Taeyong, membuat jantung Wendy berpacu cepat dan wajah nya tidak bisa bohong karena kali ini ia menahan senyum bahagia.

Wendy tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Ini pengalaman baru baginya untuk merasakan perhatian dari lawan jenis yang ia sukai. Yap. Banyak yang suka padanya tapi baru kali ini Wendy tertarik balik pada seseorang yang tertarik padanya.

Wendy tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari bahwa Taeyong berusaha mendapatkannya. Tapi Wendy juga sangat menghormati Taeyong yang ternyata tau batasan dan tidak memaksakan kehendak ketika Wendy menunjukan ketidak siapan nya selama ini. Itu yang berhasil membuat Wendy berusaha untuk memberi kesempatan kepada dirinya sendiri agar membiarkan Taeyong masuk ke dalam kehidupannya.

"Ya, resiko pekerjaan. Kau sendiri juga begitu kan? Apalagi yang membahagiakan di dunia militer selain wanita cantik yang mengantri untuk menjadi kekasihmu hm?" Canda Wendy yang direspon tawa oleh Taeyong. "Iya. Hanya itu ㅋㅋㅋ" Wendy tertawa mendengar jawaban tersebut.

"Kau pernah menjalin hubungan dengan orang aparat sebelumnya?" Tanya Taeyong. Wendy terdiam mendengar pertanyaan tersebut. "A-Ah maaf, kalau tidak-" Taeyong panik saat melihat Wendy yang enggan menjawab, namun, "Pernah." Jawaban yang tidak terduga keluar dari mulut Wendy. Taeyong langsung terdiam dan tidak tau harus mengatakan apa lagi, karena jujur pertanyaan yang langsung muncul dikepala nya adalah, siapa. Tapi Taeyong tidak mau membuat Wendy merasa tidak nyaman sehingga dia hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lagipula sudah sangat lama. Itu waktu aku masih bersekolah dan belum lulus menjadi dokter, jadi yaaaa begitulah." Wendy melanjutkan. "Kalian masih kontak?" Tanya Taeyong sedikit cemburu. Wendy hanya tersenyum melihat Taeyong yang sangat sulit untuk tidak menunjukan sifat posesifnya, dan jujur Wendy suka ketika Taeyong posesif. Karena masih batas wajar tentu saja.

"Tidak. Tentu saja tidak. Tidak alasan juga untuk tetap kontak, jadi kami sudah lama tidak komunikasi." Jawab Wendy dan Wendy bisa melihat wajah Taeyong yang terlihat lega dibalik wajah cuek tak acuhnya. "Mmmm begitu." Jawab Taeyong. "Jadi kita ini dalam perjalanan ke asramamu?" Tanya Wendy mengalihkan topik.

"Hah? Oh- iya. Sebentar lagi sampai." Jawab Taeyong.

...

"Kau tunggu di mobil sebentar yah. Aku hanya akan mengambil beberapa baju dan barang lainnya." Ucap Taeyong setelah memarkirkan mobilnya di parkiran asrama militer. "Baiklah." Jawab Wendy yang lalu ditinggal sendirian didalam mobil.

P U Z Z L E✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang