"Hah?" Tanya Wendy kaget dan bingung. Taeyong menoleh sejenak dan terlihat bingung harus merespon apa jika Wendy ternyata menolak. "Euh... hari apa? Jam berapa? Tanggal berapa?" Tanya Wendy. "Jumat, 22 Mei 2020. Jam 7 malam." Jawab Taeyong. Wendy terlihat berpikir sejenak lalu mengangguk-anggukan kepalanya ragu. Taeyong menoleh sejenak sebelum kembali menatap jalanan.
"Jika kau bisa, jika tidak bisa ya tidak apa-apa, sungguh." Taeyong mengulang kalimat nya untul memastikan dirinya tidak membuat Wendy merasa tidak bisa menolak yang padahal keputusan benar-benar terserah Wendy. "Aku bisa. Itu minggu depan kan? Aku libur jadi tenang saja." Jawab Wendy juga meyakinkan Taeyong. "Benarkah? Glad to hear that." Ucap Taeyong sambil tersenyum ke arahnya. Wendy membalas tersenyun lalu kembali bertanya.
"Ada dress code kah?" Taeyong terlihat mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Wendy lalu menjawab. "Sebenarnya bebas, tapi biasanya ada aturan tidak tertulis untuk tidak mengenakan pakaian dengan warna mencolok atau terlalu terbuka. Hanya itu saja, selebihnya bebas." Jawab Taeyong. "Ok, aku catat. Karena aku belum pernah pergi ke acara resmi seperti ini sebelumnya, jadi aku akan pastikan untuk tidak membuat kesalahan yang nantinya membuatmu malu ㅋㅋㅋ" Wendy terlihat mencatat hal tersebut di ponselnya.
Taeyong terenyuh mendengar hal tersebut. "Kau benar-benar apik ya. Aku kagum dengan sifatmu yang tertata dan terorganisir." Puji Taeyong. Jujur Wendy terkejut mendengar penuturan Taeyong. Taeyong menoleh sejenak dengan wajah khawatir karena tidak mendengar jawaban apapun dari Wendy. "Ada apa?" Tanya Taeyong.
Wendy menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. "Tidak. Hanya terkejut. Selama aku dekat atau menjalin hubungan dengan seorang pria, tidak ada yang menyadari sifatku yang satu itu. Aku tidak menyangka kau menyadari hal tersebut." Ucap Wendy lirih.
"Bagaimana bisa mereka tidak menyadari hal tersebut? Bahkan aku yang baru kenal denganmu itungan hari saja bisa melihat dengan jelas sifat apik mu itu. Dari cara berpakaian, penuturan kata, bahkan semua hal yang menyangkut dirimu, itu rapi menurutku." Tambah Taeyong dengan tulus. Wendy tersenyum mendengarnya. "Terima kasih." Wendy terlihat sangat senang setelah Taeyong memuji sifatnya dan bukan fisiknya.
Ini pujian pertama Taeyong untuk Wendy selain pujian yang menyangkut parenting. Pujian yang Taeyong lontarkan untuk dirinya saja, sepenuhnya dirinya. Dan Wendy suka, hanya saja malu juga tidak tau harus merespon seperti apa selain berterima kasih.
..."Kita sudah sampai." Ucap Taeyong berhenti didepan gedung apartemen dimana Wendy tinggal. Wendy mulai membereskan barang-barangnya lalu bersiap untuk keluar. "Sampai bertemu besok?" Tanya Taeyong. Wendy menoleh dan menganggukan kepalanya sambil tersenyum. "Sampai bertemu besok. Terima kasih atas tumpangannya hari ini." Ucap Wendy.
Taeyong tersenyum lalu menatap Wendy yang keluar dari mobilnya.
...[Jumat, 22 Mei 2020 / 19.00]
Taeyong sudah siap dengan seragam militer resminya menunggu Wendy keluar dari gedung apartemen. Dirinya sibuk memainkan kunci mobil dan melihat sekitarannya yang begitu sepi tapi nyaman dan tidak menakutkan. Memang lingkungan elit, apa yang kalian harapkan selain lingkungan nyaman kan?
"Hei!" Panggil Wendy dari kejauhan. Taeyong mengangkat kepalanya dan secara reflek tersenyum melihat penampilan Wendy saat ini. Taeyong menatap Wendy dari ujung kaki hingga kepala. "Apa pakaian ini baik-baik saja? Aku tidak akan membuat malu dengan pakaian ini kan?" Tanya Wendy memastikan. Ia masih memikirkan Taeyong dan benar-benar berdandan cantik demi membanggakan Taeyong nanti di acara kenaikan pangkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P U Z Z L E✔️
Fanfic[Wendy/Taeyong] - Perjuangan Wendy, seorang dokter muda yang belum pernah menikah, mengadopsi pasien anak korban penyiksaan orang tuanya, Mark. Dipertemukan dengan seorang serdadu tampan, Lee Taeyong yang tiba-tiba sukarela menjadi ayah dari anak an...