Bagian 14🐯

2.9K 278 11
                                    

"Seojoon, sebaiknya aku pulang saja." Ucap Soohyun yang meyakini jika acara makan malam sekaligus pertemuan lengkap dua keluarga itu berantakan.

"Oh– kenapa terburu-buru?" Jawab Seojoon.

"Aku pikir makan malam ini kacau."

Seojoon tersenyum canggung.
"Maaf, Soohyun."

"Tak apa." Ucap Soohyun seraya bangun dari duduknya.
"Ayo, Nayeon." Lanjutnya.

Nayeon hanya mengangguk dan mengikuti ayahnya. Dia diperingati untuk diam oleh sang ayah karna terkadang mulutnya ini tak terkontrol, sehingga tak sadar membeberkan semua rencana ataupun rahasia.

"Mari aku antar." Ucap Seojoon mengantar Keluarga Kim itu sampai didepan teras rumahnya.

"Jennie sudah pulang, appa." Ucap Nayeon ketika melihat diponselnya ada pesan dari sang adik.

Soohyun mengangguk.
"Jika anakmu memang tak ingin menikah dengan anakku, tak apa. Tapi ingat itu adalah permintaan terakhir istriku yang berstatus sahabat istrimu." Ucapnya pada Seojoon sebelum masuk ke dalam mobil.

Seojoon tersenyum canggung, lagi.
"Akan aku usahakan agar dia mau menikah dengan Jennie."

"Aku tunggu itu." Ucap Soohyun kemudian menepuk bahu Seojoon.

Seojoon hanya mengangguk.

"Aku pergi." Ucap Soohyun lagi.

Seojoon menghela nafasnya ketika melihat Soohyun masuk ke dalam mobilnya. Dia sebenarnya tak ingin memaksa seperti ini, tapi– ah sudahlah.

•••

Lisa dan Taehyung kini duduk berdampingan dikursi taman. Memandangi langit gelap yang dipenuhi kerlap kerlip dari bintang. Hanya saja kurang lengkap karna tidak ada sang bulan.

"Aku pikir kau sangat menyebalkan." Ucap Taehyung pada Lisa yang bersandar padanya.

"Ya, aku sudah terbiasa bertindak sesuka hati sejak kecil." Jawab Lisa.

"Kenapa?"

"Mmm— entahlah."

Setelah jawaban Lisa itu mereka kembali diam. Jujur, mereka sedikit terbawa suasana.

"Lisa." Ucap Taehyung pada akhirnya.

Lisa mendongkak untuk menatap Taehyung.
"Hm?"

Taehyung menunduk menatap Lisa.

Oke, sekarang jarak wajah keduanya berdekatan. Entah kenapa masing-masing jantung mereka berdetak tak beraturan, yang mana membuat keduanya saling membuang muka.

Taehyung berdehem untuk meredup detak jantungnya. Namun sia-sia saja karna Lisa tepat bersandar didada kirinya.

Lisa menghela nafas dalam diam. Dia mendengar dengan jelas detak jantung pria disampingnya ini. Kenapa mereka sama-sama berdebar? Mungkinkah?

"Lisa." Ucap Taehyung, lagi tanpa menatap Lisa.

"Ya?" Jawab Lisa tanpa mendongkak untuk menatap Taehyung seperti tadi.

"Apa sebaiknya kita coba menuruti keinginan orang tua kita?"

"Maksudmu?"

"Kita terima perjodohan itu."

"Tapi—" Ada jeda sebelum Lisa melanjutkan ucapannya.
"Bukankah kau memiliki kekasih? Aku tidak ingin menyakiti hati kekasihmu. Sebagai perempuan, aku tau rasanya. Yah walaupun hanya mendengar dari dua sahabatku."

Taehyung hanya mengangguk-anggukan kepalanya sampai dia menoleh ke arah Lisa dan bertepatan dengan gadis itu menoleh ke arahnya, maka terjadilah ciuman dikening gadis itu.

Lisa terdiam dan ketika tersadar dia langsung menjauhkan dirinya dari pria itu. Harusnya sejak awal dia tau bahwa posisi seperti tadi rawan menyebabkan kecelakaan seperti ini misalnya.

"Ma– maaf." Ucap Taehyung gugup.

Lisa menoleh dan tersenyum canggung.
"Tak apa."

Mereka berdua terdiam lagi. Kali ini mereka duduk sedikit berjauhan. Yah, sangat gugup sekarang. Lisa yang baru merasakan perasaan seperti ini menjadi bingung.

Sampai akhirnya Lisa merasakan udara semakin dingin karna dia hanya memakai kaos polos tipis.

Taehyung yang melirik Lisa menggosokan kedua tangannya, langsung melepas jaketnya lalu memakaikannya pada gadis itu. Lisa tersentak dan menoleh pada Taehyung. Yah, ujungnya dua orang itu saling menatap lagi.

"Oke Lisa, jangan gugup. Kau pernah melihat adegan ini pada drama-drama yang sering ditonton Rosé dan Jisoo." Ucap Lisa dalam hati.

"Oh shit! Bodoh! Kenapa kau membuat suasana menjadi lebih canggung?! Bodoh! Kau bodoh Kim Taehyung!" Maki Taehyung dalam hatinya.

"Te– terimakasih." Ucap Lisa.

"A– ah ya. Aku tidak tega melihatmu kedinginan. Maaf aku lancang." Jelas Taehyung.

Lisa tersenyum menatap Taehyung.
"Tak apa."

Namun sedektik kemudian senyuman Lisa luntur.
"Astaga! Aku lupa jaketmu yang waktu itu masih ada padaku."

Taehyung tersenyum.
"Tak apa. Untukmu saja."

"Aku– aku tidak terbiasa menerima pemberian orang lain." Ucap Lisa.
"Aku beli saja ya?" Lanjutnya yang kini mulai berani menatap Taehyung.

Taehyung menoleh dan menggelengkan kepalanya.
"Mulai sekarang kau harus terbiasa."

"Tapi—"

"Lalisa."

"Oh– oke."

Baru kali ini Lisa patuh pada ucapan orang lain. Kenapa? Entah dia juga tak mengerti.

"Sudah malam. Apa sebaiknya kita masuk ke dalam?" Ucap Taehyung.

Lisa menatap langit sebentar kemudian mengangguk.

Taehyung bangun dari duduknya, kemudian mengulurkan tangannya pada Lisa.
"Ayo."

Lisa mendongkak untuk menatap Taehyung.
"Tidak usah, aku bisa sendiri."

Taehyung menghela nafasnya.
"Sebagai sahabat yang baik, aku harus memastikanmu selamat."

Lisa terkekeh sebentar.
"Astaga, bahkan dari sini ke dalam rumah hanya berjarak 5meter, Kim Taehyung. Aku tidak mungkin terluka."

Taehyung mengendikan bahunya.
"Siapa yang tau."

Lisa menghela nafasnya dan menerima uluran tangan itu.
"Baiklah, kalau begitu jaga aku."

Taehyung tersenyum menatap Lisa yang kini berdiri disebelahnya, kemudian mengangguk.
"Aku akan menjagamu sampai kapanpun."

Lisa mendongkak menatap Taehyung kemudian membalas senyuman pria itu. Kini, mereka berdua berjalan beriringan dan bergandengan tangan.

"Huh, aku masih belum percaya pada pria itu." Ucap Jungkook yang tak sengaja melihat Lisa berjalan bergandengan dengan Taehyung.

It's You kim Taehyung! [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang