Bagian 21🐯

2.8K 219 8
                                    

"Apa Lisa sudah sadar?" Tanya Seojoon pada Jimin.

"Belum." Jawab Jimin singkat.

"Dia siapa?" Tanya Minyoung ketika melihat Rosé yang berada direngkuhan Jimin.

Jimin menatap Rosé sebentar lalu kembali menatap ibunya.
"Kekasihku, eomma."

"Park Jimin!" Teriak Minyoung tak peduli jika dirinya berada dirumah sakit.
"Apa yang kau bicarakan?! Apa kau tidak lihat calon istrimu disana?!"

"Cukup eomma." Ucap Jimin.

Seojoon dengan cepat menarik istrinya yang akan menarik Rosé dari Jimin.
"Jaga tata kramamu Park Minyoung! Ini rumah sakit."

"Tapi—"

"Biarkan aku menentukan masa depanku eomma." Ucap Jimin lagi.

"Tidak. Kau harus bersama Jennie." Ucap Minyoung dan menatap nyalang pada Rosé yang menunduk takut.

"Apa kau pikir aku akan bahagia dengan pilihanmu, eomma?"

"Pilihan eomma adalah gadis yang sempurna. Kau tentu akan bahagia dengannya."

"Okay itu pendapatmu. Sekarang tanyakan pada gadis pilihanmu itu. Diantara aku dan Taehyung, siapa yang akan dia pilih."

"Kenapa—"

"Taehyung mantan kekasihnya."

Minyoung menatap Jennie dan Taehyung bergantian.
"Apa itu benar?"

Jennie mengangguk.
"Ya, itu benar bibi. Taehyung mantan kekasihku. Kami terpaksa berpisah karna perjodohan ini."

"Jadi—"

"Ya, kalian memisahkan dua insan yang saling mencintai." Ucap Jennie lagi.

"Lebih tepatnya kau yang masih mencintai karna Taehyung sudah tidak memiliki perasaan apapun padamu." Ucap Jinhwan.

"Jangan—"

"Aku belajar ilmu psikolog." Sela Jinhwan kemudian menatap tajam Jennie yang akan membantah ucapannya.

"Ada apa ini?" Tanya Seokjin begitu sampai disana.

Jisoo melepaskan pegangan tangannya ketika melihat sahabatnya menangis dan menunduk takut.
"Rosé." Lirihnya kemudian menarik gadis itu dari Jimin dan memeluknya.

"Jika Lisa tau eomma akan melukai sahabatnya, aku yakin Lisa akan marah." Ucap Jimin.

Minyoung dan Seojoon masih terdiam. Mereka masih mencerna kata-kata yang keluar dari orang-orang tadi.

Tak lama kemudian, dokter beserta satu suster datang untuk memeriksa keadaan Lisa lagi.
"Permisi tuan, nyonya, saya harus memeriksa keadaan pasien." ucap dokter itu karna Minyoung dan Seojoon berdiri tepat didepan pintu.

Minyoung dan Seojoon menggeser dirinya memberi akses jalan pada dokter itu, kemudian ikut masuk ke dalam.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Minyoung ketika dokter itu selesai memeriksa Lisa.

"Masih belum ada perubahan, nyonya. Saya menyarankan agar nona Lisa dipindahkan ke rumah sakit besar agar perawatannya bisa lebih maksimal." Ucap dokter itu.

"Buat surat rujukan sekarang juga." Ucap Seojoon.

"Baik, tuan. Mari ikut saya." Ucap sang dokter.

Seperginya Seojoon dengan sang dokter, Minyoung mendekati Lisa yang masih dipasangi beberapa selang ditubuhnya.
"Maafkan eomma sayang."

•••

Malam itu juga Lisa dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar. Jungkook juga ikut dibawa untuk disimpan dirumah duka dekat rumah sakit besar itu.

Sekarang, hanya Minyoung yang menemani Lisa didalam ambulance karna yang lain membawa mobilnya masing-masing. Tadinya, Rosé ingin menemani Lisa juga tapi dia mengurungkan niatnya begitu melihat Minyoung memasuki ambulance itu.

Tak lama, mereka sampai dirumah sakit besar itu. Berhubung ini sudah terhitung dini hari, jadi perjalanan mereka lebih cepat karna jalanan yang lenggang.

Lisa langsung dibawa menuju ruang VVIP yang memang dipesan Seojoon sebelumnya.

"Tuan, nyonya, juga semuanya, dimohon tidak membuat keributan dan jika terjadi sesuatu pada pasien silahkan tekan tombol emergency disana." Ucap perawat yang membantu memasangkan alat pada Lisa. Semua yang ada disana mengangguk paham.

Sepeninggalan perawat itu, Taehyung masih belum sanggup menghampiri Lisa. Baju dan tubuhnya masih penuh dengan darah campuran Lisa dan Jungkook yang mulai mengering.

"Tae, sebaiknya kau membersihkan diri dulu." Ucap Seokjin yang diangguki pria itu.

"Aku ikut." Ucap Jennie yang membuat semua orang diruangan itu menatapnya.

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri." Ucap Taehyung yang mulai melangkah keluar dari ruang rawat itu.

"Tunggu. Aku akan mengantarmu." Ucap Jinhwan.

Taehyung menoleh kemudian mengangguk. Dia dan Jinhwan kemudian berjalan bersama ke luar dari ruang rawat Lisa untuk mencari toko pakaian yang masih buka disekitaran rumah sakit.

"Taehyung." Ucap Jinhwan.

Taehyung menoleh.
"Ya?"

"Bisa ceritakan sedikit tentang kau dan Jennie?"

Taehyung menyernyitkan keningnya.
"Untuk apa?"

"Hanya ingin mengetahui suatu hal."

"Huh? Hal apa?"

"Jika kau tidak ingin menceritakan apapun, tak masalah." Ucap Jinhwan dan berjalan mendahului Taehyung.

"Oke oke aku akan ceritakan." Ucap Taehyung setelah menyusul Jinhwan.

"Aku dan Jennie berpacaran selama 1tahun lebih. Tapi, sejak Jennie mulai berubah kami semakin menjauh karna aku mulai merasa nyaman dengan kehadiran Lisa. Sampai akhirnya aku, Lisa dan Jennie bertemu—"

"Dan Jennie tidak suka kau dan Lisa bersama, right?"

"Mungkin. Karna aku tidak tau pastinya."

"Sudah jelas. Aku yakin Jennie dalang dari kecelakaan Lisa."

"Tapi– Lisa bersama Jungkook. Dan Jennie, dia bilang sedang ke rumah saudaranya, kan?"

Jinhwan tersenyum smirk.
"Kau terlalu polos bocah."

"Aku tidak—"

"Kau bahkan tidak tau jika Jennie mengikutimu."

"Bagaimana kau bisa tau semua itu?"

"Lihat." Ucap Jinhwan menunjukan ponselnya.

Taehyung membelalakan matanya begitu melihat gps dari mobilnya, mobil Jungkook dan mobil Jennie.
"Bagaimana bisa—"

"Aku pintar dalam segala hal." Sombong Jinhwan.

"O– okay. Hyung, bisakah kita melaporkan wanita itu sekarang?"

"Kita belum cukup bukti."

"Apa ini belum cukup?"

Jinhwan menggeleng.
"Kita perlu beberapa bukti lain. Mau bekerja sama?"

"Maksudmu?"

"Kau dekati Jennie lagi dan cari bukti sebanyak-banyaknya. Aku juga tau perusahaan milik ayahnya juga sedang mencari celah untuk menghancurkan perusahaan paman Seojoon."

"Hyung, bagaimana kau bisa tau semua ini?"

"Aku menyukai hal-hal yang berbau detektif dan psikolog."

"Ah karna itu kau bisa tau semuanya? Wow hebat!"

"Huh biasa saja. Jadi bagaimana?"

"Selama itu untuk Lisa, aku setuju hyung."

Jinhwan melepas jaketnya kemudian memberikannya pada Taehyung.
"Aku yakin itu cukup, karna ditubuhku jaket itu sangat kebesaran. Kita kembali ke dalam. Tidak mungkin ada toko pakaian yang buka jam segini."

Taehyung mengangguk.
"Terimakasih, hyung."

Mereka berdua kembali berjalan ke dalam dan Jinhwan mengantar Taehyung untuk membersihkan diri ditoilet rumah sakit.

It's You kim Taehyung! [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang