Bagian 5🐯

4K 321 12
                                    

"Boleh aku minta tolong?" Tanya Jimin pada Rosé.

Rosé menoleh pada pria disampingnya itu.
"Jika aku bisa, apapun itu boleh."

Ya, saat ini mereka berdua sedang berada ditaman dekat gedung apartemen Lisa.

"Tolong jaga Lisa." Ucap Jimin menunduk.

"Maksudnya?" Tanya Rosé yang tak paham akan ucapan Jimin.

Jimin menghela nafasnya.
"Tadi, dia hampir celaka lagi."

Rosé membelalakan matanya.
"Benarkah?!"

Jimin mengangguk.
"Hm ya. Setelah mereka, memaksaku menerima perjodohan, sekarang Lisa juga akan dijodohkan."

Rosé menghela nafasnya. Apa kehidupan konglomerat seperti itu? Saling menjodohkan anak yang belum tentu mereka mau.

"Aku mohon jangan biarkan Lisa sendiri. Temani atau ajak bicara ketika dia sedang kacau." Ucap Jimin sedikit memohon.

"Tanpa oppa mintapun aku akan dengan senang hati menjaga Lisa."

Jimin menghela nafasnya, lagi.
"Aku tau. Aku-- hanya takut kejadian 2tahun lalu terulang."

Rosé menundukan kepalanya. Dia ingat persis apa yang dialami sahabatnya itu.
"Aku juga-- takut."

Jimin menoleh pada Rosé. Perlahan dia menggenggam tangan gadis itu.
"Kita jaga Lisa bersama-sama."

Rosé menoleh pada Jimin dan mengangguk.

•••

"Lisa ini jaket siapa?" Tanya Jisoo yang merasa asing dengan jaket yang berada disofa.

Lisa menoleh sebentar lalu melanjutkan kembali aktifitasnya bermain nintendo switch.
"Milik seseorang yang aku tak tau siapa."

Jisoo menyernyitkan keningnya.
"Tak tau siapa tapi dia memberikanmu jaket? Lisa, harga jaket ini bisa untuk membeli banyak chicken."

"Kau mau? Ambil saja. Lagipula aku tidak akan bertemu dengan orang itu lagi."

Jisoo berdecak dan memandang Lisa kesal.
"Eh Lisa. Bagaimana jika pemilik jaket ini adalah jodohmu dimasa depan?!" Pekiknya senang.

"Jangan mengatakan hal yang tidak mungkin Kim Jisoo."

"Aish didunia ini tidak ada yang tidak mungkin jika tuhan sudah menentukan."

"Lalu? Kau ingin aku meresponmu seperti apa?"

"Terserah kau Lalisa!" Ucap Jisoo meninggalkan Lisa sendiri.

Lisa terkekeh melihat Jisoo kesal karenanya.

Namun tak lama kemudian Jisoo kembali lagi dan diduduk disofa kosong dekat Lisa.
"Aku marah padamu! Dan jika ingin aku maafkan kau harus membelikan chicken!" Ucapnya melipat tangan didada.

"Tidak mau. Silahkan marah saja." Ucap Lisa.

Jisoo menoleh pada Lisa.
"Kau ingin aku marah?! Baiklah aku akan marah! Mulai besok aku tak akan memberikanmu jatah makan!"

"Jisoo, restoran banyak. Aku tak akan mati kelaparan karna kau tidak memberikanku jatah makan disini."

Jisoo menganga mendengar perkataan Lisa. Jujur, dia sedikit sakit hati ketika sehabatnya itu berkata demikian.
"Baiklah. Aku ke kamar dulu." Ucapnya tersenyum tipis dan masuk ke kamarnya.

Lisa tersenyum menang melihat Jisoo yang benar-benar marah padanya. Tanpa sahabatnya itu tau, dia sudah memesan 3porsi chicken dengan bumbu yang berbeda.

Tak lama kemudian, bel apartemennya berbunyi. Lisa dengan segera membuka pintu itu setelah melihat deliverynya sampai melalui layar kecil didekat pintu.
"Terimakasih." Ucapnya mengambil satu kantung plastik besar itu dan masuk kembali.

Lisa tersenyum kemudian menyimpan kantung plastik itu dimeja dan dia berjalan ke dapur untuk mengambil dua kaleng cola dikulkas. Setelahnya, dia menyimpan kaleng cola itu dimeja dan melangkahkan kaki menuju kamar Jisoo.

Lisa mengetuk pintu kamar sahabatnya itu. Tak ada jawaban maupun sahutan. Dia tau, Jisoo pasti sedang menangis karnanya. Perlahan dia membuka pintu kamar Jisoo dan mendapati isakan kecil yang tertahan dibalik selimut. Dia tersenyum lalu mendekati ranjang itu dan memeluk Jisoo.

"Maaf. Ayo keluar. Aku membelikanmu chicken!" Ucap Lisa.

"Tadi kau bilang tidak mau?!"

"Aku hanya bercanda. Ayo. Sebelum Rosé datang dan menghabiskan semuanya."

Tiba-tiba Jisoo menyibakan selimutnya hingga Lisa sedikit terdorong dan langsung berlari menuju ruang tamu.

Lisa sedikit kaget namun setelahnya terkekeh. Rosé dan Jisoo memang sering berebut ayam. Ah, lebih tepatnya berebut makanan.

"Lisa ayo makan bersama!" Teriak Jisoo tanpa melepaskan pandangannya pada 3 kotak penuh ayam didepannya.

"Tidak usah berteriak. Aku tidak tuli." Ucap Lisa yang berdiri dibelakang Jisoo.

"Cepat Lisa ini enak!" Ucap Jisoo menoleh ke samping dan menyodorkan ayam yang tadi dia gigit pada Lisa.

Lisa menggigit ayam yang diberikan Jisoo.

"Enak bukan?" Ucap Jisoo senang lalu menggigit ayam itu lagi untuknya.

Lisa mengangguk.
"Ya ini enak. Tapi masih kalah enak dengan ayam buatanmu."

Jisoo tersipu malu.
"Kau bisa saja."

"Jangan marah lagi hm?"

Jisoo mengangguk.
"Maaf sudah mengancammu menggunakan ayam."

Lisa terkekeh.
"Itu hanya 3kotak ayam. Aku bisa membelikanmu restorannya jika kau mau."

"Berlebihan." Ucap Jisoo mendelik.

Tiba-tiba pintu apartemen terbuka dan menampakan Rosé serta Jimin disana.

Jisoo buru-buru menyembunyikan satu kotak ayam dibawah meja. Aman, ucapnya dalam hati.

"Woah ayam!" Teriak Rosé heboh dan berlari mendekati Jisoo.

Jimin terdiam melihat Rosé yang antusias ketika menyangkut soal makanan. Bukankah baru saja tadi gadis itu memakan semua makanan yang dia bawa? Kenapa sekarang sudah merecoki Jisoo? Entahlah...

"Oppa jangan heran pada sifat Rosé yang maniak makanan." Ucap Lisa yang melihat ekspresi bingung dari kakaknya.

Rosé yang lupa akan kehadiran Jimin, perlahan menoleh ke arah pria itu dan tersenyum kikuk.
"Jalan kaki dari taman kesini membuatku membuang banyak tenaga oppa. Jadi aku harus mengisinya ulang." Ucapnya mengacungkan ayam yang sedang dia makan.

Jimin terkekeh.
"Tak apa. Asal kau bahagia, lagipula kau terlihat semakin menggemaskan dengan pipimu, Chipmunk."

Rosé tersipu malu dan salah tingkah hingga tak sadar memukul lengan Jisoo hingga ayam yang dipegang sahabatnya itu terlempar.

"Astaga!" Teriak Rosé panik begitu melihat ayam milik Jisoo terdampar dilantai.

"Rosé." Ucap Jisoo tanpa melepaskan pandangannya dari ayam yang jatuh itu.

"Y- ya Jisoo." Jawab Rosé takut.

"Kau tau apa itu?"

"Ba- bagian kesukaanmu."

"Jadi?"

"Aku minta maaf." Ucap Rosé yang kini menangis.

Jisoo menghela nafasnya.
"Kau hutang satu kotak ayam padaku!"

"Tunggu, akan aku belikan sekarang." Ucap Jimin membela Rosé.

Rosé menghapus air matanya dengan dramatis.
"Terimakasih pangeran berkudaku."

"Sama-sama princess Chipmunkku." Ucap Jimin mencubit pipi Rosé gemas.

Jisoo mendelik mendapatkan pemandangan yang merusak matanya.

Sedangkan Lisa hanya terdiam melihat drama dihadapannya. Sudah biasa untuknya melihat Rosé yang ceroboh, lalu Jisoo memarahinya dan berakhir Jimin yang membela Rosé.

It's You kim Taehyung! [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang