__
Aku suka terik;
tapi benci gerah.
Aku suka hujan;
tapi benci basah
Aku suka kamu;
tapi benci terluka.
__Aku dan Tuan. Kapan lagi bisa duduk berdampingan seperti ini?
“Kalau begitu, kapan ulang tahunmu?”
“Bibirmu berdarah.”
“Tidak usah mempedulikannya, June. Jawab saja pertanyaanku.”
Ia menyentuh bibirku dengan ibu jarinya, mengusap darahnya dengan lembut dan membawa sensasi gelenyar disekujur tubuhku.
“Hari ini.” jawabnya usai melakukan hal yang ia anggap biasa-biasa saja, padahal hatiku berdebar-debar dibuatnya. Kedua netranya beralih memandang lurus kedepan, menyisa sepeninggalan Odette yang mungkin sudah dibawa masuk ke kamar rawatnya.
“Sungguh? Tanggal 1 Juni?” Aku tergelak tak menyangka. Lantas mengeluarkan dua kotak kecil dari dalam totebag-ku. Sesuatu yang selalu kubawa sejak beberapa waktu lalu dengan keyakinan akan bertemu Tuan Juni kapan saja.
“Taraaa! Satu hadiah untuk ulang tahunmu tahun lalu. Dan satu hadiah ulang tahunmu tahun ini. Happy birthday!”
Ia menatap kedua kotak itu sebelum menerimanya ragu. Setelah tanganku kosong, aku melepas jepit rambutku dan memberikan padanya juga.
“Untuk Odette. Pasangkan di rambutnya ya? Tadi kulihat poninya berantakan.”
Tuan Juni tidak kunjung menerima jepitan itu. Terkesan menolak. Membuatku harus menaruhnya paksa kedalam saku celana yang ia kenakan.
“Terimakasih.”
“Sama-sama. Mana senyumnya?”
Ia tersenyum, tipis. Yang jika diizinkan, ingin sekali kupotret dan kuabadikan dalam bingkai.
Kini, tibalah saatnya aku pergi.
“Kamu boleh membuka kadonya setelah sepuluh meter aku berjarak denganmu.”
Aku mulai menghitung jejak, berjalan dengan langkah kaki kebelakang agar terus menghadap ke arahnya. Aku harus melihat sosok Tuan Juni sampai puas sebelum aku tidak lagi bisa. Setelah kira-kira sepuluh meter, tanganku segera memberinya kode untuk ia membukanya.
Dari kejauhan, aku melihat Tuan Juni membuka kotak pertama. Sebuah kartu memori yang didalamnya berisi video rekaman sajak-sajak yang kutulis dengan Tuan Juni sebagai tokohnya.
Didalam kotak itu, tertera catatan kecil,
Juni ada 30 hari, karenanya ada total 30 sajak. Nikmati satu setiap hari, meski aku mencintaimu sepanjang hari.
Ia tersenyum, lagi. Senyum terakhir yang kusaksikan sebelum pergi, sebelum menyerah seperti permintaannya.
Dan ketika ia membuka kotak kedua, aku menghadap kedepan untuk berjalan dengan benar. Aku tidak tahu bagaimana responnya ketika kotak yang berisi mp3 player ia buka. Aku hanya tidak sanggup. Tidak sanggup melihatnya lagi.
Pada kotak kedua aku menuliskan,
Aku ingin bisa merayakan ulang tahunmu di Juni berikutnya. Dan sampai hari itu datang, aku sudah menyiapkan mp3 player yang isinya 365 list lagu bagus yang harus kamu dengarkan satu per harinya. Kamu bisa menghapus lagu setiap selesai mendengarkan. Hingga ketika lagu-lagu itu habis, itu artinya kita sedang merayakan ulang tahunmu di Juni tahun depan :)
Tulisan itu, tampaknya tidak bisa terwujud ya? Rencana itu dipatahkan oleh takdir yang memisahkan kita di Juni tahun ini.
“Tuhan, kisah kami sudah tamat? Sesingkat ini alurnya? Semenyedihkan ini endingnya?”
Aku mengusap airmata yang tiada henti mengaliri kedua pipi. Cengeng sekali!
“Tuan, apa kamu benar-benar mencintai Odette? Atau itu hanya akalanmu semata agar aku menyerah memperjuangkanmu dan melepaskanmu?”
Kakiku mendadak lemas, menguatkan diri untuk terus berjalan, sebelum akhirnya ambruk di hamparan rerumputan.
“Tuan, Bulan Juni berikutnya Odette-lah yang akan merayakan ulang tahunmu disampingmu. Berbahagialah. Aku mungkin akan merindukanmu.”
Satu tahun lalu, aku jatuh cinta. Sekarang, aku jatuh tanpa cinta. Menyakitkan.Cerita ini bukan tentang terik yang mengalah agar mendung menyinggah. Ini tentang Juni yang kehilangan hujannya.
Juni adalah Tuan sedangkan hujan adalah luka yang berhasil kamu sembuhkan. Syukurlah! Tuan kehilangan lukanya.
Ada juga pengibaratan yang lain.
Jika Juni adalah aku, sedangkan hujan adalah Tuan. Dimana bulan Juni bukanlah bulan penghujan, oleh sebabnya hujan yang hadir itu ke-sementara-an.
Sehingga, Juni yang kehilangan hujannya adalah aku yang kehilangan Tuannya. Sebab hadirnya Tuan itu ke-sementara-an.
⬆️Sajak Tuan Juni [15]⬆️
.
Tuan masuk dalam nominasi; pematah hati terbaik.
Dan risiko luka dari hati yang patah, tidak bisa ku antisipasi..
/Antisipasi/
1. perhitungan tt hal-hal yang akan (belum) terjadi; bayangan; ramalan: petugas keamanan itu cepat ~ mengamankan lingkungan;
2. Psi penyesuaian mental thd peristiwa-peristiwa yang akan terjadi;SELESAI.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Juni | NJM ✔
PoetryIni bukan tentang terik yang mengalah agar mendung menyinggah. Ini tentang Juni yang kehilangan hujannya. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ "Namaku Hara, siapa namamu?" ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ "Aku lahir di bulan Juni." ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ "Baiklah, aku akan memanggilmu Tuan Juni." ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ Start: 13 Juni 2...