Kilas Balik

537 168 12
                                    

01 Juni 2020.

Sesuai janjiku. Aku ingin merayakan ulang tahun pemuda yang pernah aku cintai. Atau mungkin masih aku cintai?

Aku bahkan sudah menyiapkan hadiah berupa lukisan wajahnya.

Kamu tahu? Aku berusaha keras selama setahun ini untuk belajar melukis. Aku tidak percaya melakukan ini demi Tuan yang bahkan sudah memiliki Puan-nya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sudah tidak tinggal disini, sus?"

Pagi ini aku menginjakkan kaki ke rumah sakit jiwa yang merupakan rumah Tuan Juni. Tapi nihil, dia tidak disana. Bahkan suster berkata jika pemuda itu sudah lama meninggalkan tempat ini.

"Kalau begitu aku ingin bertemu dengan Odette."

"Maaf? Odette?"

"Ya, gadis yang seumuran denganku, cantik, rambutnya panjang dan mempunyai lesung pipi."

Suster itu tampak bingung dengan deskripsi yang aku paparkan.

"Maksudmu Karen Sofia?"

Tiba-tiba seorang wanita yang berpakaian layaknya dokter menengahi pembicaraan kami.

"Gadis di kursi roda ini?"

Aku menatap gadis di kursi roda yang datang bersama si dokter.

Aku terkejut. Dia orangnya! Odette! Gadis yang Tuan Juni cintai!

Aku membungkuk dan tersenyum ke arahnya, wajah cantik dengan sorot mata kosong, tidak memalingkan pandangnya yang lurus kedepan untuk sekadar bertemu mata denganku. Dirambutnya, aku melihat jepit yang pernah kutitipkan pada Tuan Juni. Aku senang, Tuan Juni benar-benar memberikannya pada Odette. Bahkan gadis itu masih setia memakainya. Mungkinkah dia juga mencintai Tuan Juni?

"Odette, kamu tahu dimana pemuda yang memberikan jepit ini untukmu?" Aku mengajaknya berbicara.

"Dia bukan Odette. Namanya Karen Sofia." Suara dokter menginterupsi.

"Huh? Aku tidak mungkin salah orang, dokter."

"Mungkin kamu tidak salah orang, tapi salah nama."

Tunggu, lalu Odette yang Tuan Juni maksud itu siapa jika bukan gadis di hadapannya ini?

"Kamu mencari siapa sebelumnya?"

"Tuan Juni, uh, maksudku June Elaksi. Mantan pengidap paranoia."

Dokter itu mengernyit, lalu tersenyum ramah.

"June sudah meninggalkan rumah ini satu tahun yang lalu. Sedang untuk Odette yang kamu maksud, mungkin alamat ini akan mempertemukanmu dengannya."

Dokter itu mengeluarkan pulpen dan menulis sesuatu pada secarik kertas kosong, lantas memberikannya padaku.

"Pergilah kesana. Kamu akan menemukan jawabannya."

Atas dasar petunjuk yang sempat membuatku tersesat, aku sudah berdiri di tempat yang tidak pernah aku duga-duga.

Pamakaman umum!

Apa maksud dokter ber-name tag Annyelir Rose itu membawaku kesini?

Lantas dengan langkah ragu, aku menyelusuri lingkungan makam, menelisik satu demi satu batu nisan hingga menemukan nama yang sepertinya aku kenali, Nisrina Odette binti Prama Elaksi.

Nama itu, persis dengan nama yang aku cari.

Dan marga keluarga itu, memiliki kesamaan dengan nama asli Tuan Juni.

Oh tidak. Odette adalah kakak Tuan Juni yang pernah diceritakannya sudah meninggal dunia?

Jadi Tuan Juni berbohong perihal gadis yang dicintainya.

Mengapa?!

Saking bencinya ia aku beri rasa? Hingga harus mengarang skenario sedemikian rupa?

Tuan Juni, kita harus bertemu lagi suatu saat nanti. Kamu harus menjelaskan alasan kebohonganmu!

Segala perasaan marah, kecewa, sesal dan sedih menjadi satu.

Aku duduk di samping makam yang terlihat bersih, mungkin Tuan Juni sering datang untuk merawatnya, dan mulai memanjatkan doa untuk seseorang yang aku kenal sebatas nama.

"Kak Odette, jangan khawatir dengan Tuan Juni. Aku yang mencintainya ini akan menjaganya. Persetan dengan Tuan Juni yang bersikeras melarangku menaruh rasa."

Tuhan, izinkan aku bertemu dengan Tuan sialan itu.





















○○☆○○

Hihihi
Barangkali chapter ini akan mengusir tanda tanya di benak kamu selaku pembaca.

Flashback satu tahun sebelum peristiwa di epilog.

Cr pict : Google

Salam sayang,

Saya

Tuan Juni | NJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang