SEMBILAN

756 93 16
                                    

Garavian harus benar - benar memutar otak untuk bisa mencari waktu yang tepat agar dia bisa kembali bertemu dengan Zhanita di acara makan bersama nanti. Dia ingin memberikan sesuatu yang spesial terhadap wanita tersebut. Seperti makan malam di sebuah restoran mewah dengan suasana yang cukup romantis. Namun, pada kenyataannya waktu yang sangat memungkinkan hanyalah saat jam makan siang saja. Dan itupun ketika Kendrick masih berada di sekolahnya.

Dua minggu hampir saja berlalu. Tapi Garavian masih saja belum berhasil mewujudkan rencananya. Metode pendekatan yang bisa dilakukan pun hanya sebatas mengirimkan chat yang berisi perhatian atau bualan semata. Dan sesekali Garavian memberanikan diri untuk menelepon wanita tersebut pada jam - jam tertentu. Dia hanya berpura - pura menanyakan beberapa hal mengenai konsep acara perayaan ulang tahun anaknya yang terhitung masih lama. Terkesan bodoh memang, tapi hanya hal tersebut yang bisa dilakukannya sampai saat ini untuk bisa mengenal lebih jauh mengenai seorang Zhanita Lizandra.

Empat belas hari memang bisa dikatakan sebagai kurun waktu yang sangat lama bagi seorang Garavian untuk bisa menaklukan hati seorang wanita. Mengingat bahwa dirinya selama ini adalah seorang pria yang berkemampuan tinggi dalam memikat hati para wanita manapun hanya dalam hitungan menit atau satu hari saja. Dan ya, sebagian besar dari mereka akan berakhir di atas ranjang bersama dengan dirinya.

Namun, kali ini sungguh berbeda. Zanitha adalah salah satu dari seribu orang wanita yang tidak mudah dia taklukan begitu saja. Garavian merasa sangat tertantang untuk bisa menerobos benteng pertahanan hati dari seorang wanita yang jelas - jelas tidak memiliki ketertarikan terhadap dirinya. Mungkin saja ini bukanlah rasa suka, tapi lebih kepada rasa penasaran untuk ingin menaklukan hati seseorang. Dan Garavian secara terang - terangan sedang berusaha untuk bisa memasuki kehidupan wanita itu lebih jauh lagi.

Keadaan hidup seorang Garavian akhir - akhir ini terasa menakutkan. Pada sore atau malam hari, sosok Kendrick seakan terus mengamati setiap pergerakannya. Misalnya, saat dia sedang makan, menonton TV, menikmati cemilan malamnya dan yang paling penting adalah saat dimana dia sedang menggunakan ponselnya. Tatapan yang selalu dilayangkan oleh bocah tersebut akan semakin menajam, jika dia berlama - lama bercengkrama dengan ponselnya. Padahal, pada kenyataannya dia hanya sedang asyik bermain game online saja. Terkadang, komunikasi yang dilakukannya dengan Zhanita pun harus menunggu sampai jam tidur malam Kendrick tiba atau setidaknya saat Kendrick sedang tidak berada di rumah.

Akhir - akhir ini, Kendrick jarang mengunjungi rumah Zhanita. Biasanya, dia akan pergi kesana setiap pulang sekolah. Namun, dikarenakan waktu perlombaan sains antar sekolahnya akan segera diadakan, waktu siang hari bocah tersebut sering dihabiskan untuk mengikuti jam pelajaran tambahan. Dan sore harinya dia memilih langsung pulang ke apartemennya untuk beristirahat. Jadi, pantas saja jika intensitas kebersamaannya dengan sang ayah semakin tidak dapat dihindari.

Hal aneh lainnya yang tak kalah menarik adalah selama dua kali hari libur yang sudah terlewati, seorang Kendrick kini sering menjadi penguasa living room untuk menonton TV dan belajar. Mau tidak mau Garavian pun harus menyesuaikan diri dengan perubahan sikap anaknya tersebut. Karena, bagaimanapun hal itu merupakan harapannya selama ini. Ya, walaupun dia harus rela hati membiarkan acara kesayangannya terlewati begitu saja hanya untuk ikut - ikutan menyaksikan saluran acara yang sedang ditonton oleh anaknya.

Tak hanya itu, seorang Kendrick yang sangat anti beraktivitas di saat hari minggu pun kini merasa tertarik untuk mengikuti sang ayah pergi ke toko kue. Dan disana, dia selalu mengekori setiap langkah ayahnya untuk pergi kemana pun. Walaupun Garavian harus berada di pastry kitchen dalam waktu yang cukup lama, Kendrick tanpa protes ikut - ikutan untuk berdiam diri di dalam sana.

Kendrick Zander Prasaja sudah benar - benar seperti arwah penasaran yang terus menghantui kehidupan ayahnya. Dia seperti kamera berjalan yang terus mengamati setiap gerakan yang dilakukan oleh musuhnya. Bahkan, hal konyol pun dilakukannya, seperti ketika Garavian harus buang hajat atau sekedar buang air kecil, bocah itu dengan setianya menunggu di depan pintu kamar mandi.

SOUL HEALER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang