DUA PULUH EMPAT

574 74 27
                                    

Ketegangan yang tercipta sejak pengakuan yang dilakukan oleh seorang pria yang menjadi mantan suami Zhanita Lizandra telah membuat emosi Garavian naik ke atas ubun - ubun. Pasalnya, pria tersebut memang telah menunggu momen yang sangat langka ini untuk terjadi.

Kedua tangan pria kekar itu pun saat ini tampak sudah mengepal keras dan seolah sedang mencari waktu yang tepat untuk bisa melayangkan serangan tinjunya.

"Hai, om! Saya Kendrick, putra angkatnya mommy Zhanita."

Dengan sigap Kendrick segera menyambut ajakan bersalaman dari Aksal Garvi sambil tersenyum ramah. Namun, rahasia dibalik senyuman tersebut selalu memiliki tujuan ataupun maksud yang terselubung.

Aksal kemudian membalas senyuman bocah tersebut sembari berjabat tangan dengannya. Dia sedikit mengacak rambut bagian atas Kendrick dengan gemas.

"Mommy, aku sangat lelah sekali. Bisakah kita pergi ke kamar dan langsung tidur?" rengek Kendrick sambil menarik baju atasan Zhanita setelah selesai bersalaman.

"Oh ya, tentu saja sayang," balas Zhanita sambil membelai puncak kepala bocah itu.

Garavian tampak masih terlihat berang walau tidak dapat mengatakan sesuatu apapun. Kendrick pun segera meraih salah satu lengan sang ayah dan juga Zhanita. Bocah itu sengaja memposisikan dirinya untuk berada di tengah - tengah mereka.

"Aku duluan," pamit Zhanita pada Aksal. Dia pun segera menyamakan langkah bersama Kendrick yang mulai menariknya untuk memasuki lift.

"Iya, silahkan," balas Aksal dengan wajah sendunya.

Pria itu pun hanya bisa menatap kepergian sang mantan istri bersama keluarga barunya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tatapan Aksal saat ini sangat dipenuhi rasa penasaran dan juga penyesalan ketika melihat seseorang yang pernah berada di dalam hidupnya ternyata sudah membuka hati untuk orang lain. Ditambah lagi, perkataan dari Kendrick sesaat lift akan tertutup rapat telah membuat hatinya semakin runtuh.

"Terima kasih ya om, anda sudah berpisah dengan mommy saya! Berkat anda, kehidupan daddy saya jauh menjadi semakin sempurna. Semoga kita semua bisa hidup rukun ya, om !" teriak Kendrick dengan lantang.

Aksal hanya bisa mematung dan seketika lidahnya terasa kelu ketika mendengar pernyataan dari seorang bocah laki - laki yang sempat bersikap ramah kepadanya.

***

Garavian mempercepat langkahnya untuk menuju kembali ke arah guest lift dari lantai lima tempatnya berada saat ini. Beberapa menit yang lalu pria itu hanya mengantar Zhanita beserta anak semata wayangnya untuk sampai di salah satu kamar suite dan kamar executive dengan connecting door yang akan mereka tempati selama tiga malam ke depan.

Sesampainya di dalam lift, pria itu langsung memencet tombol L untuk menuju ke lobby. Dan tidak butuh waktu lama agar dirinya sampai di tempat tersebut.

Selama beberapa waktu, kedua matanya mulai memeriksa sekeliling lobby untuk mencari sosok seseorang yang sempat ditemuinya beberapa waktu yang lalu. Ya, pria itu mau tidak mau harus meredam segala amarahnya saat kepalan tangannya ingin sempat dia layangkan pada wajah seseorang yang menjadi sumber penghancur kebahagiaan wanita yang dicintainya saat di masa lalu. Dan menjadi hal yang tidak bermoral jika dirinya harus melakukan tindak kekerasan dihadapan orang - orang yang disayanginya.

Garavian pun akhirnya memutuskan untuk mencari keberadaan Aksal Garvi sampai ke dalam toilet tamu. Bahkan, dia pun sempat memastikannya ke sekitar lobby luar berharap jika pria tersebut masih berada di sekitar sana.

Kesibukan pencariannya tersebut telah mencuri perhatian salah seorang staff front office yang sedang berjaga di konternya. Sapaan dari staff itu pun tidak sempat dihiraukannya karena fokus utamanya hanya mencari sosok Aksal Garvi.

Lama berkeliaran di sekitar lobby, dan tidak menemukan petunjuk apapun, dia pun akhirnya menyerah. Dengan terpaksa pria itu harusbmelakukan langkah terakhir untuk segera menghampiri konter front office, dimana staff yang sempat menyapanya tadi sudah menampilkan ekspresi wajah yang tegang.

"Selamat malam, pak Gara," sapa Leo yang menjadi staff front office incharge malam ini.

"Malam," balas Garavian sambil setengah tersenyum. "Coba kamu cek, apa ada tamu atas nama Aksal Garvi menginap disini?"

Nada interogasi dari Garavian langsung membuat Leo memeriksa sistem hotel dengan cepat. Pria berumur dua puluh tiga tahun tersebut tidak ingin membuat sang owner hotel menunggu jawaban yang lama darinya.

"Ada pak. Atas nama bapak Aksal Garvi memang menginap disini untuk tiga malam ke depan dengan rekan satu kamarnya yang bernama bapak Hasadirga Daniswara. Dan mereka berdua baru check in siang tadi, " terang Leo.

"Apa tujuan mereka menginap disini?" lanjut Garavian.

"Kalau saya cek disini sih.... mereka berdua adalah anggota grup law firm gathering dari Jakarta yang diadakan disini. Aktivitas mereka......"

"Mereka stay di kamar nomor berapa?" potong Garavian saat Leo berusaha akan menjelaskan hal lain yang lebih detail

"517 pak," jawab Leo sigap.

Garavian setengah terkejut mendengar jawaban dari karyawannya.

Bukankah dia juga akan tinggal di lantai yang sama selama tiga hari ke depan?

Berbagai pemikiran negatif pun kemudian muncul di dalam benak pria itu. Bagaimana bisa dia harus tinggal berbarengan dengan seseorang yang menjadi musuh besarnya saat ini?

Seketika itu juga Garavian langsung mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan jari - jari tangannya mulai lihai untuk mengetikkan sesuatu.

Pak Willy GM

Mulai besok sampai tiga hari ke depan lantai 5 wajib dikosongkan kecuali kamar yang saya tempati!!!

Menjadi salah satu owner hotel yang sedang dia tempati saat ini terkadang sangat menjadi sebuah keuntungan bagi dirinya jika dihadapkan dalam situasi seperti ini. Setidaknya, pria itu bisa menjauhkan bayang - bayang kelam dari masa lalu wanita yang sangat dicintainya saat ini.

Penyalahgunaan sistem kekuasaan untuk bisa menjauhkan orang - orang yang bisa mengancam kebahagiaan selama periode liburan bersama dengan calon keluarga kecilnya merupakan pilihan dan langkah yang harus diambil. Dan ingatlah, bahwasanya hal tersebut hanyalah sebuah permulaan.

"Ada lagi yang bisa saya bantu, pak?" tanya Leo pada Garavian setelah sang owner sudah mulai memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya.

"Tidak ada, Leo. Selamat malam and happy working!"

Dan Garavian pun langsung pergi meninggalkan karyawannya tersebut yang mulai memasang ekspresi kebingungan.

***

Hai.... Hai....

Gak kerasa udah hampir seminggu yaa...

Mudah2an minggu ini aku bisa double upate lagi kayak kemaren, tapi jangan diharepin juga sih 🤣🤣

Ini story kayaknya bakalan lebih cepat tamat dari perkiraan....

Jadi, selama masih bisa kangen2an sama Gara, Kendrick dan Zhanita maka sempatkanlah 😂😂😂

Kutunggu voment yang banyak 🙏🙏🙏

❤️❤️❤️

SOUL HEALER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang