SEMBILAN BELAS

568 69 19
                                    

Dua puluh menit kemudian Zhanita baru menyusul ke area meja makan. Tubuh mungilnya sudah terbalut oleh simple dress berwarna putih dengan sentuhan make up tipis yang merias wajah cantiknya. Senyuman yang terbit dari bibir tipisnya terlihat sedikit canggung ketika melihat Kendrick yang hanya mengenakan setelan baju tidur saja. Tiba - tiba di otaknya terbesit pemikiran yang mengarah pada perasaan yang sedikit memalukan, mengingat dirinya yang harus repot - repot merias diri untuk sekedar hanya ingin menuruti keinginan seseorang yang jelas - jelas tidak memiliki ikatan apapun dengan dirinya. Namun, kenapa selama berdiam diri di dalam kamar tadi, wanita itu harus sibuk untuk memilih baju dan mempersolek wajahnya agar bisa membahagiakan hati seorang pastry chef yang selalu bertindak seenaknya?

Di sisi lain, Garavian dan Kendrick masih pada posisi duduk tegap mereka saat bokong wanita itu sudah mendarat di atas kursi meja makan. Keheningan tercipta lebih lama di antara ketiganya. Pandangan mata Garavian tidak bisa terlepas saat melihat kecantikan yang semakin terpancar dari seorang wanita yang baru muncul di hadapannya tersebut. Kendrick langsung berdehem keras saat menyadari sikap ayahnya yang dirasa cukup memalukan. Pria bermata keranjang itu terus melemparkan tatapan menggoda dan takjub pada seorang wanita yang ingin selalu dia jaga.

"Kita jadi makan malam, kan?" sindir Kendrick dengan sikap arogannya. Garavian langsung tersadar dari imajinasi liar yang sejak tadi merasuki pikirannya.

"Jadilah, Ken. Calon mommymu sudah cantik begitu," balas Garavian dengan terang - terangan. Zhanita hanya bisa memasang ekspresi bingung sekaligus terkejut. Tidak menyangka bahwa candaan Garavian harus mengarah kesana.

"Cih!" decih Kendrick sambil membuang muka ke arah lain. Sebisa mungkin asalkan tidak melihat wajah sang ayah yang sudah dirasuki iblis pembawa rasa tidak tahu malu sejak lahir.

"Aku masak khusus untuk kalian berdua. Jadi, tolong habiskan semua makanannya.....dan selamat makan !" kata Garavian dengan sumringah. Dia kemudian menyodorkan sepiring salad ke arah Zhanita yang langsung disambut oleh kedua tangan wanita itu. Mereka bertiga pun mulai menyantap Caesar Salad sebagai menu pembuka makan malam, lalu disusul dengan hidangan utama yaitu Beef Salmon.

Selama makan malam berlangsung, Garavian masih sempat mencuri pandang terhadap wanita yang dikaguminya. Terkadang, dia tersenyum kecil sendiri secara tiba - tiba. Sungguh, sikap anehnya telah membuat bocah laki - laki yang sedang duduk di sampingnya merasa sangat merinding.

"Bagaimana? Kalian berdua suka?" tanya Garavian setelah mereka bertiga menghabiskan makanannya masing - masing.

"Semuanya enak! Terima kasih, Gara," jawab Zhanita dengan antusias.

"Kendrick?" tanya Garavian memancing yang seolah masih haus dengan sebuah pujian. Sang ayah kini menampilkan ekspresi imutnya yang membuat Kendrick bergidik dan ingin segera memuntahkan seluruh makanan yang sempat ditelannya.

"Ya, ya, seperti biasa," jawab Kendrick dengan malas.

"Seperti biasa bagaimana, Ken?" tanya Garavian kembali masih belum puas dengan jawaban anaknya. Kendrick hanya mendelik kesal dan terpaksa memberikan jawaban yang diharapkan oleh ayahnya tersebut.

"Enak," jawab Kendrick singkat.

"Terima kasih," balas Garavian disertai senyuman. Zhanita hanya tertawa kecil melihat tingkah laku konyol yang sedang terjadi di antara keduanya.

"Kalau begitu, saya ke atas duluan, masih ada PR yang harus saya kerjakan," pamit Kendrick sambil bangkit dari tempat duduknya, namun sang ayah langsung mencegahnya.

"Please don't go anywhere, Ken. Seperti yang sudah Daddy katakan tadi, kamu harus menjadi saksi kami malam ini," tuntut Garavian. Kendrick memutar kedua bola matanya jengah. Dengan terpaksa dia pun mengurungkan niatnya dan kembali ke posisi duduknya semula.

SOUL HEALER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang