15

3.9K 447 12
                                    

"Nay, gue mau ke perpus, kalau Jaemin nyariin gue, kasih tau gue ke perpus ya." Kata Nara.

Naya cuman ngangguk doang, sekarang jam istirahat, Jaemin udah masuk sekolah lagi sekarang, dan biasanya Jaemin bakal nyamper Nara ke kelas buat ngajak ke kantin bareng.

Setelah nitip amanah ke Naya, Nara langsung jalan ke perpus.

Nara gak yakin sama amanah nya tadi, entah bakal di kasih tau ke Jaemin nya apa engga, atau respon dari Jaemin yang bakal nyusulin Nara seperti biasanya, atau mungkin sekarang dia bakal milih buat pergi ke kantin aja sama Naya.

Lumayan kesempatan berduaan sama Naya kan? Mumpung Nara gak ada.

Diri Nara gak yakin kalau Jaemin bakal nyusulin dia, malah hati Nara lebih yakin kalau Jaemin lebih milih pergi ke kantin sama Naya.

Bukan Nara berprasangka buruk sama Jaemin, tapi Nara gak mau terlalu berekspetasi tinggi, dan akhirnya dia sendiri yang ngerasain sakitnya karena kecewa ke Jaemin yang lebih milih cewe lain dari pada dia.

Bahkan Nara ragu sekarang, dia ragu kalau dia masih jadi prioritas nya seorang Na Jaemin.

Setelah mendapatakan beberapa buku yang Nara dapat, Nara berniat buat balik ke kelas atau nyusul yang lain ke kantin.

Karena nyatanya, Jaemin beneran gak nyamperin Nara ke perpus seperti biasanya, untung Nara tak berharap besar tadi.

Baru beberapa langkah tiba tiba Nara merasakan sakit di dada nya, sakit itu kembali muncul, dan rasanya benar benar menyakitkan untuk Nara.

Nara meremas dada nya kuat kuat, mencoba mencari beberapa pil obat yang ada di saku seragamnya, namun sial, Nara lupa membawanya.

Nara semakin lemas, hampir saja dia pingsan dan terbaring lemas di lantai dingin perpustakaan, sebuah tangan kekar berusaha menompang tubuh Nara agar tidak terjatuh.

"Nara, lo kenapa?!" Tanya nya panik.

Dari sedikit kesadaran yang Nara punya, dia masih bisa ngeliat walau gak jelas, dan dia tau itu suara siapa.

"Jen..." Lirih Nara.

"Iya, ini gue Jeno. Lo kenapa, Nar?!"

"Sakit, Jen..."

Jeno yang kalut langsung membawa Nara ke UKS, ini kali ketiga Jeno menggendong Nara sambil berlari dengan keadaan Nara yang seperti ini, keadaan lemah dan terlihat seperti menahan rasa sakit di dada nya.

"O-bat g-gue." Lirih Nara.

"Dimana obatnya?"

"T-tas."

Jeno membaringkan Nara di ranjang UKS, terus dia berlari menuju kelas Nara untuk mengambil obat yang Nara maksud.

Ada beberapa jenis obat, Jeno gak tau mana obat yang Nara maksud, dia langsung ambil semua obat itu dan balik lari ke UKS.

Sampai UKS udah ada Jaemin sama Naya yang entah dari mana.

"Jen, lo bawa obatnya?" Tanya Naya panik.

Jeno ngangguk, "Ini banyak, gue bawa semua karena gue gak tau yang mana."

Dengan cepat Naya ngambil segelas air, dia juga langsung ngasih beberapa macam obat itu ke Nara, dalam sekali tegukan.

Jeno sama Jaemin yang liat itu cuman kaget dan bingung, sebenernya obat apa yang Nara konsumsi.

Gak lama Nara mulai membaik lagi.

"Nar, lo gapapa kan? Lo kenapa?" Tanya Jeno khawatir.

Nara berusaha senyum dalam keadaan lemas, "Gapapa, Jen. Makasih lagi ya, udah dua kali lo nyelametin gue, makasih banyak Jen."

Jeno semakin curiga, dari awal Jeno sudah merasa ada hal yang janggal dari Nara, dan sekarang kecurigaanya semakin menjadi.

Sedangakan Jaemin sedikit menahan rasa dongkol dan kesalnya melihat Nara yang bersikap terlalu manis ke Jeno.

Iya, itu terlalu masih menurut Jaemin.

"Mending lo ke kelas, biar gue yang jaga Nara." Ketus Jaemin ke Jeno.

Jeno gak gubris omongan Jaemin, seakan gak denger omongan Jaemin sama sekali, seakaan Jaemin gak ada di ruangan ini.

"Lo yakin lo baik baik aja?" Tanya Jeno memastikan.

Nara mengangguk yakin.

Jeno menghela nafas pasrah, Jeno tahu betul kalau Nara sedang berbohong sekarang, Jeno bertekad untuk mencari tahu semuanya sendiri kalau Nara masih enggan bercerita padanya.

"Yaudah lo istirahat ya, gue balik ke kelas dulu." Pamit Jeno.

Jeno sempat mengelus pucuk rambut Nara lembut sebelum meninggalkan ruangan UKS.

Sedangkan Jaemin yang melihat itu semua hanya menahan hawa panas yang tiba tiba datang. Jaemin ingin marah, namun dia tahu keadaan Nara sekarang seperti apa.

Jaemin udah salah dengan ninggalin Nara sendiri ke perpus dan milih nemenin Naya ke kantin, jadi jangan salahin Jeno kalau Jeno yang dateng dan ada pas Nara butuh bantuannya.

"Yaudah, gue juga ke kelas kalau gitu. Jaem, titip Nara." Pamit Naya.

Nara sempat melihat lilirakan tak enak antara Naya dan Jaemin, saat seperti ini, rasanya Nara ingin menangis, terlihat jelas kalau ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari Nara, walau tanpa mereka tahu bahwa itu semua sudah di ketahui oleh Nara.

"Nar, kamu kenapa bisa kaya tadi?" Tanya Jaemin.

"Gapapa, Na. Aku gapapa kok." Jawab Nara.

"Gak mungkin, kamu gak mungkin gapapa, obat yang kamu minum tadi, obat sebanyak itu, obat apa?" Tanya Jaemin.

Nara sempat diam, namun gak beberapa lama Nara menjawab kembali.

"Itu vitamin sama obat asma aku, aku asma Na, tadi di perpus banyak debu, jadi asma aku kambuh."

"Sebanyak itu obatnya?"

Nara ngangguk, "Iya, kan ada vitaminnya juga."

"Kenapa baru bilang kalau punya asma?"

"Gak parah, jadi gak bilang, malah jarang banget kambuh nya, jadi kadang aku juga lupa kalau aku punya asma."

"Lain kali kalau gini lagi langsung panggil aku, biar aku yang jadi orang pertama yang tau keadaan kamu, dan jadi orang yang ada buat nolong kamu, bukan orang lain." Kata Jaemin sambil mengelus rambut Nara lembut.

Aku juga maunya gitu, Na. Tapi bagaimana bisa kamu jadi orang yang pertama tahu, kalau nyatanya kamu gak ada di samping aku. Dimana kamu saat aku butuh bantuan? Kenapa malah orang lain yang dateng.

Nara hanya mengangguk meng-iya kan. Tapi hatinya tak yakin kalau Jaemin bisa menjadi orang pertama yang tahu keadaan nya, bagaimana Jaemin bisa jadi orang yang pertama tahu, posisi nya saja sudah jarang di samping nya sekarang.

Kinaraya| Na Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang