18

4K 457 32
                                    

Hari ini Jaemin mau menuhin janjinya ke Nara. Dia mau ngajak Nara ke pantai buat liat sunrise sama sunset.

Walau gak sepenuhnya di tepatin, karena Jaemin janjinya berdua, tapi ini malah jadi banyakan.

Ada Naya, Jeno, Haechan, Jisung, Mark, Renjun dan Chenle.

Mereka mau nginep selama
dua malam di villa milik keluarga Chenle, kebeneran emang villa nya emang di sekitar pantai.

Sampai di villa semua nya istirahat dulu, karena mereka emang sampai agak malem jadi Jaemin mutusin buat ajak Nara liat sunrise sama sunset nya besok.

Dia udah mutusin buat ngabisin waktunya berdua besok sama Nara.

...

Subuh subuh Nara udah di bangunin sama Jaemin.

"Nara, ayo bangun."

Jaemin nepuk pelan pipi Nara, karena dasarnya Nara emang gak susah di bangunin, sekarang Nara udah bangun dari tidurnya.

Jaemin terkekeh liat wajah polos Nara pas bangun tidur, keliatan linglung tapi tetep cantik dan mempesona.

"Cuci muka sama sikat gigi, aku tunggu di ruang tengah ya." Kata Jaemin.

Nara cuman ngangguk patuh, terus dia pergi ke kamar mandi buat ngelakuin apa yang Jaemin suruh.

Sebelum keluar dari kamar Jaemin sempet ngelus rambut Naya yang lagi tidur, Naya sama Nara emang tidur sekamar.

"Aku sama Nara dulu ya seharian ini." Izin Jaemin ke Naya.

Naya yang emang posisi nya lagi tidur, gak jawab apapun.

Jaemin keluar dari kamar, dia takut kalau kelamaan nanti Nara keburu keluar dari kamar mandi dan curiga sama Jaemin yang masih stay di kamar.

Gak lama dari itu, bener aja Nara keluar dari kamar nya.

"Mau kemana? Masih shubuh juga." Kata Nara.

"Kan kita mau liat sunrise berdua. Ayo, keburu matahari nya muncul." Ajak Jaemin.

Nara ngangguk semangat, seumur hidupnya dia belum pernah liat sunrise dan ajakan Jaemin sekarang bikin dia seneng banget, apalagi liat sunrise nya berdua sama Jaemin.

Sampai pantai mereka berdua duduk di atas pasir sambil memandang langit yang masih cukup gelap.

Nara hanyut dalam pikirannya, begitu pun juga Jaemin.

Sampai tak terasa matahari mulai muncul memaparkan sinar nya. Senyuman kagum terukir di bibir Nara, dia tidak menyangka jika matahari akan muncul dengan seindah ini.

"Na, makasih ya. Makasih udah menuhin salah satu janji kamu, ini indah banget." Kata Nara.

Jaemin merangkul pundak Nara dan mempersempit jarak antara mereka.

"Kamu seneng?" Tanya Jaemin.

Nara ngangguk semangat. "Seneng! Seneng banget, hari ini adalah hari yang gak akan pernah aku lupain."

"Syukur kalau kamu seneng, aku juga seneng kalau gitu."

Nara tersenyum lalu memeluk pinggang Jaemin erat, dia menyandarkan kepalanya di pundak Jaemin.

Kali ini, dia tidak mau memikirkan soal Jaemin yang tega mengkhianati nya. Dia hanya ingin menikmati sisa waktu nya bersama Jaemin.

Toh nantinya kalau dia pergi, Jaemin akan lebih leluasa bersama Naya.

Dan ini juga alasan Nara kenapa sampai sekarang membiarkan Jaemin bersama Naya, karena Nara berharap, setelah dia pergi nanti, Jaemin tidak akan begitu kehilangannya karena ada Naya sebagai penggantinya.

"Sarapa yuk." Ajak Jaemin.

Mereka berdua milih buat beli sarapan di daerah pantai, setelah mereka sarapan, mereka balik lagi ke pantai, sampai hampir siang pun mereka masih di pantai.

"Ayo Nar, kita renang." Ajak Jaemin.

"Ih, gak mau ah. Takut tenggelam."

"Gakkan, udah ayo buruan."

Jaemin menggendong Nara secara paksa, "Nana! Turunin ih, gak mauuuu." Rengek Nara.

"Diem aja sih, Nar. Aku gakkan biarin kamu tenggelam juga, aku jagain."

"Gamauuuuuuuu, turunin akuuuuu."

Jaemin gak gubris, dia cuman ketawa kesenengan sambil bawa Nara ke dalem air, sedangakan Nara terus terusan ngerengek ketakutan.

"Na, jangan di turunin ih." Tegas Nara.

Jaemin baru mau nurunin Nara tapi malah Nara larang.

"Tadi katanya minta di turunin, tapi sekarang mau di turunin malah jangan." Kata Jaemin jahil.

"Ya engga di tengah laut juga!"

"Mana ada tengah, ini cuman sedada aku, Nara."

"Sedada kamu tuh segimananya aku sih, Na! Gak mauu ah, aku gak mau mati tenggelam."

"Hush! Ngomongnya ngelantur ah."

"Ya habis kamu."

Jaemin merubah posisi Nara yang sedari ia gendong dengan gaya bridal style menjadi gaya koala.

Nara mengaitkan lengannya di leher Jaemin, dan Jaemin memeluk pinggang Nara.

"Na ayo ih ke daratan."

"..."

"Na, nanti kalau ada hiu gimana?"

"..."

"Nana ih aku takut ih."

"..."

"Nana ayo dong, aku takut ada hiu."

Nara sedari tadi panik memerhatikan sekitarnya, sedangkan Jaemin tengah tersenyum sambil memandangi wajah Nara yang begitu dekat di hadapanya sekarang.

Jaemin tak pernah merasa sebahagia ini saat bersama seseorang, hanya Nara yang bisa benar benar membuat nya bahagia dan lupa akan semua nya.

Sekarang dia sadar, Naya hanya jadi tempatnya bersinggah kala dia membutuhkan seseorang dan saat Nara tak ada.

Tapi Nara, bagi Jaemin dia adalah tempatnya untuk menetap.

Jaemin rasa, secepatnya dia harus menentukan pilihan nya, sebelum semuanya terlambat dan berakhir menyesal.

Dia sudah jahat pada dua gadis nya, dia sudah menjadikan Naya sebagai pelampiasannya, dan dia juga sudah melukai Nara dengan mengkhianati nya.

Dia sadar sekarang, dia gakkan siap kalau nanti Nara pergi ninggalin dia saat tau semuanya.

Jaemin larut dalam lamunan nya dan larut dalam pesona wajah Nara yang benar benar cantik dan lugu.

Nara yang sadar gak ada sautan apapun dari Jaemin pun langsung beralih menatap Jaemin yang ada di hadapannya.

Jaemin yang tengah menatap nya lekat dengan senyuman manis yang terukir, membuat mata mereka saling bertemu.

"Na, ay—"

Ucapan Nara terpotong karena Jaemin yang membekap mulutnya menggunakan mulut Jaemin.

Bibir mereka saling bertemu dan bertautan, mata Nara membuka sempurna karena Jaemin yang tiba tiba mencium nya.

Perlahan Nara menutup mata nya menikmati setiap sentuhan dari mulut Jaemin.

Ini ciuman pertama untuk mereka berdua, dan apakah ini juga akan menjadi ciuman terakhir untuk mereka berdua?

Nara hanya bisa berterima kasih pada Tuhan, setidaknya dia bisa merasakan suatu kebahagiaan bersama orang yang dia cintai, di sisa umurnya.

Kinaraya| Na Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang