Jaemin udah ada di depan rumah Nara sama Naya sekarang. Dia mau nemuin salah satu dari mereka, dan kalian tau siapa orang nya? Itu Naya.
Naya keluar dengan terburu buru pas dapet pesan dari Jaemin yang bilang kalau dia udah di depan rumah nya.
"Jaemin! Kamu ngapain kesini?!" Tanya Naya kaget.
"Ketemu kamu lah."
"Ish! Kalau ada yang liat gimana? Kalau Nara tau gimana?!"
"Nara kan gak ada, kata kamu dia lagi di rumah nenek."
"Iya, tapi kan tetep aja di rumah ada Bang Jaehyun."
Jaemin malah senyum liat Naya yang keliatan panik. Tangan Jaemin terulur buat ngacak pucuk rambut Naya.
"Gausah panik, aku cuman mau ngasih ini doang." Kata Jaemin sambil ngasih satu kantong yang berisi makanan kesukaan Naya.
"Waaaa, makasih Nana." Kata Naya kesenengan.
Apa tadi? Nana dia bilang?
Ah Jaemin jadi merindukan gadis nya itu, gadis yang memberikan panggilan yang menggemaskan itu, tidak seharusnya Jaemin marah dan meninggalkan Nara saat itu.
Seharusnya Nara yang marah, bukan malah dia.
Dan semenjak kejadian di pantai, Jaemin gak pernah ketemu lagi sama Nara, bahkan saat itu Nara sama Jeno langsung menghilang dan gak balik lagi ke villa.
Dan itu alasan kenapa Jaemin semakin marah. Tapi sekarang dia sadar, Nara menghilang pun karena dia, gak seharusnya dia ninggalin Nara, mungkin Nara juga marah makannya pergi dari villa.
"Jangan panggil aku, Nana." Tegas Jaemin.
Liat perubahan di raut wajah Jaemin, Naya jadi tak enak hati. "A-ah i-ya maaf."
"Cuman Nara yang boleh panggil aku Nana, udah sana kamu masuk, nanti Bang Jaehyun liat lagi. Aku pulang dulu." Pamit Jaemin.
Hati Naya pedih dengernya, dirinya gak sepenuhnya ada di hati Jaemin, tetap masih ada Nara yang utama.
Setelah Jaemin pergi, Naya masuk ke dalam rumah nya dengan perasaan miris, kadang dia selalu merasa bodoh, kenapa bisa dia menjadi sosok wanita yang menyakiti kembarannya sendiri.
Padahal Naya tahu, Jaemin adalah semangat hidup untuk Nara.
"Nay, siapa tadi?" Tanya Jaehyun.
"Eh, Bang. I-tu t-tadi, hmm—"
"Jaemin?"
Naya kaget pas tahu ternyata Abang nya tahu yang dateng itu Jaemin.
Naya gak mungkin bohong, jadi dia ngangguk aja.
"Ngapain dia kesini?"
Naya sempat memikirkan dulu apa jawaban yang harus Naya berikan.
"Emmm, itu bang, mau nemuin Nara tapi kan Nara gak ada."
"Jaemin sampai sekarang gak tahu soal kondisi Nara?" Tanya Jaehyun.
Naya geleng geleng.
Jaehyun mengehal nafas kasar, "Kalau Nara gak ngasih tau Jaemin, kenapa gak kamu aja yang ngasih tau?"
"Itu Bang, Naya—"
"Gak rela kalau Jaemin tau karena takut akhirnya dia bakal tinggalin kamu dan milih bertahan di samping Nara?"
Naya lagi lagi di buat kaget oleh Kakak nya itu, apa Jaehyun tau semuanya?
"Nay, kalau itu semua beneran terjadi, Abang kecewa sama kamu. Kamu tahu sendiri gimana kondisi Nara, Nay. Nara selama ini mempertaruhkan hidup nya, Nara selalu hidup dalam kesakitan, Jaemin sosok yang bisa buat Nara semangat hidup untuk lebih lama lagi, malah kamu ambil. Kamu bayangin gak, gimana sakitnya hati Nara pas tahu kalau pacar nya ternyata ada main sama kembarannya sendiri?"
"Gimanapun keadaan Nara, seburuk apa keadaan Nara, selalu keadaan kamu yang dia pikirin. Kamu tahu kenapa sekarang Abang ada disini? Kenapa Abang gak di rumah sakit nemenin Nara? Karena Nara minta ke kita semua buat gak tinggalin kamu sendiri di rumah."
"Gak cuman kali ini aja, Nay. Setiap kali Nara drop sampai harus di rawat, dia selalu minta Ayah, Bunda dan Abang pulang. Karena dia takut kamu kesepian di rumah, padahal kondisi nya pun lagi memburuk, tetep kamu yang dia pikirin."
"Tapi apa balasan dari kamu, Nay? Kasih sayang yang Nara kasih buat kamu, kamu balas seperti ini? Abang gak tau alasan kamu kaya gini itu apa, tapi disini Abang mau ngingetin kamu, Nar. Abang sayang sama kamu, sama seperti Abang sayang sama Nara. Bunda dan Ayah pun begitu, cuman Abang harap kamu ngerti, kita semua jauh lebih protective ke Nara, karena Nara butuh itu semua."
"Minta maaf ke Nara, Nay. Sebelum kamu menyesali semuanya. Bahkan sampai hari ini pun kamu belum jenguk dan liat keadaan Nara, terlalu asik berduaan sama Jaemin? Mumpung Nara nya gak ada, gitu Nay?"
"Kalau semua yang Abang bilang itu benar ada nya, Abang kecewa sama kamu."
Jaehyun menghapus air matanya yang tiba tiba keluar, setelah itu dia meninggalkan Naya dan memilih pergi menemui Nara di rumah sakit, dia tidak peduli jika nanti Nara mengusirnya karena meninggalkan Naya sendiri di rumah, yang dia pikirkan hanya Nara sekarang, dan dia ingin memeluk Nara detik ini juga.
Jujur Jaehyun tahu semuanya, dia tahu kalau adik nya ini, mempunyai hubungan bersama kekasih dari kembaran nya sendiri.
Jaehyun benar benar gak nyangka kalau Naya bakal tega ngelakuin ini, mengingat bagaimana Nara yang sangat peduli dan perhatian pada Naya. Nara yang selalu mengutamakan Naya dari pada dirinya sendiri.
Rasa nya hati Jaehyun juga merasakan sakit yang di rasakan oleh Nara.
Apalagi keadaan Nara sekarang cukup buruk, drop kali ini terbilang cukup parah, sudah lama Nara tidak pernah separah ini semenjak kehadiran Jaemin di hidupnya, baru kali ini lagi Nara harus di rawat sampai hampir satu minggu.
Hanya satu yang sangat Jaehyun takuti sekarang, dia takut Nara akan menyerah.
Naya yang mendengarkan semua ucapan Jaehyun pun hanya bisa menangis. Dia sudah banyak berburuk sangka kepada keluarganya, terutama Nara.
Dia selalu iri pada Nara, padahal disini dia jauh lebih beruntung dari Nara.
Dia bisa hidup bebas tanpa rasa sakit yang selalu tiba tiba datang, tanpa harus mengkonsumsi obat obatan yang begitu banyak, tanpa harus memikirkan soal kematian yang akan datang karena kondisi nya yang buruk.
Naya benar benar kecewa pada dirinya, dia sudah melakukan kesalahan besar pada Nara, dia sudah berlaku jahat pada orang yang jelas jelas sangat baik padanya.
Kebaikan Nara, malah ia balas dengan kejahatan.
Naya merasa menjadi orang paling jahat di dunia, dia bodoh dan dia benci dirinya sekarang.
"Maafin gue, Nar. Maaf." Lirih Naya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinaraya| Na Jaemin [Completed]
Fanfiction"Gue sayang sama Nara, Jen. Tapi gak bisa di pungkiri kalau gue juga udah mulai sayang sama Naya." "Brengsek lo, Jaem."