25

6.9K 515 84
                                    

"Na, makan dulu." Titah Nara.

Jaemin hanya menggeleng, dari tadi Jaemin bener bener gak mau lepas dari Nara, dia selalu duduk di sebelah Nara dan gak pernah ninggalin Nara sedikit pun.

Dia setia menggengam tangan Nara tanpa melepaskan pandanganya dari Nara.

Nara menghela nafas, dia udah berkali kali nyuruh Jaemin makan, tapi Jaemin selalu nolak.

"Makan dulu, sebentar aja. Aku gakkan kemana mana, aku disini, aku gak mau kamu sakit, ya? Makan dulu ya?"

Jaemin hanya diam, tak menjawab permintaan dari Nara.

"Nay, temenin Jaemin makan ya, biar gue disini sama Jeno."

Mendengar itu Jaemin langsung menggeleng, dia gak mau Nara cuman berdua disini sama Jeno dan dia harus ke kantin rumah sakit sama Naya.

Pokonya dia cuman mau sama Nara, cuman mau di samping Nara.

"Engga, aku gak mau." Tolak Jaemin.

"Na, jangan gini. Kamu harus makan, nanti kamu malah sakit, aku mohon, ya?"

"Nay, bawa Jaemin ke kantin ya. Pastiin dia makan."

Naya hanya mengangguk lalu dia menarik tangan Jaemin keluar dari ruangan Naya, dan Jaemin hanya bisa pasrah, dia tak tega juga melihat Nara yang terus terusan memohon.

Sampai di kantin, Jaemin maupun Naya tak ada yang berbicara, mereka sama sama diam, apalagi Jaemin, mungkin raga Jaemin ada disini, tapi jiwa nya tidak ada.

Setelah lama menunggu akhirnya makanan Jaemin datang, dan baru beberapa suapan saja Jaemin merasa ada hal mengganjal di hatinya.

Dia tiba tiba merasa gusar, hati nya tiba tiba gelisah, dan tanpa sepatah kata pun Jaemin tiba tiba berlari meninggalkan Naya begitu saja.

...

"Jeno, mau titip ini buat Jaemin." Kata Nara sambil memberikan sepucuk surat yang entah kapan dia tulis.

"Kenapa gak kamu kasihin langsung?" Tanya Jeno.

"Takut gak keburu."

Jeno langsung melotot mendengar jawaban Nara, "Kok gitu sih ngomong nya?" Tanya Jeno tak terima.

"Jen, makasih ya. Makasih karena kamu mau temenin aku di sisa waktu yang aku punya, makasih karena kamu udah mau melindungi aku di saat terakhir aku, makasih banyak udah mau jadi malaikat pelindung aku selama ini."

Keadaan Nara setelah sadar memang tidak menjamin keadaan nya sudah membaik atau pulih, bahkan kata dokter gak ada perubahan sama sekali dari Nara.

Nara harus segera mendapatkan donor jantung yang pas, hanya saja sampai sekarang belum ada donor jantung yang pas untuknya.

Itu sebab nya kenapa Jaemin gak mau ninggalin Nara sebentar pun.

"Nar, jangan ngomong gitu." Lirih Jeno.

Air mata Jeno sudah mengalir begitu saja, Nara hanya bisa tersenyum lemah sambil meraih pipi Jeno, menghapus air mata yang mengalir di pipi Jeno.

"Jangan nangis, aku mau saat aku pergi kamu tersenyum, bukan menangis."

Bukannya berhenti Jeno malah semakin terisak, dia meraih tangan Nara yang berada di pipi nya.

Mengecup tangan Nara dan menggelengkan kepalanya kalau dia tidak setuju akan apa yang Nara ucapkan.

"Kamu gak boleh pergi, Nara. Kamu harus kuat, kamu harus bertahan, kemarin kan kamu udah istirahat lama, pokonya kamu gak boleh pergi, gak boleh!"

Kinaraya| Na Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang