7

4K 464 8
                                    

"NAYAAAAA!!" Panggil Jeno panik.

Jeno masuk ke dalam kelas dengan panik dan terburu buru, nafas nya tak beraturan karena dia baru saja lari sekuat tenaga untuk sampai ke kelas.

"Kenapa sih, Jen?! Santi aja kali manggil nya." Ketus Naya.

"Nara, Nay. Nara.."

Mendengar nama Nara di sebut oleh Jeno, Naya langsung berubah panik, pikiran nya langsung kemana mana, hati nya tiba tiba merasa tidak tenang, dia rasa kalau kembaran nya itu sedang tidak baik baik saja.

"Nara kenapa, Jen? Nara kenapa?" Tanya Naya panik.

"Nara di uks, tadi gue nemuin dia hampir pingsan di depan toilet perempuan."

"HAH?!"

"Dia minta gue buat panggilin lo kesana."

Naya tidak menjawab lagi, dia langsung mengambil sesuatu yang ada di dalam tas Nara, setelah menemukan nya Naya langsung lari menuju UKS.

Sampai UKS Naya langsung menghampiri kembaran nya itu, "Nara, lo kenapa? Kenapa bisa gini?" Tanya Naya cemas.

Nara hanya menggeleng lemas, dengan cepat Naya memberikan beberapa obat untuk Nara. Dan langsung Nara minum dalam sekali tegukan, tak lama keadaan Nara cukup membaik.

"Gimana? Udah enakan?" Tanya Naya.

Nara mengangguk lemas, lalu tersenyum. "Makasih." Lirih nya.

"Lo kenapa sih? Jangan bikin gue panik dong, Nar. Gue bener bener takut lo kenapa napa."

"Maaf."

"Udah gak apa apa, istirahat ya. Jangan kecapean."

Nara hanya mengangguk, tiba tiba Jaemin datang ke dalam UKS, dengan keadaan terburu buru, dan nafas yang tidak beraturan, itu semua karena Jaemin berlari untuk sampai ke UKS.

"Nara, kamu baik baik aja kan?!" Tanya Jaemin panik.

Bahkan nafasnya saja masih sangat tidak beraturan.

"Aku gak apa apa, Na. Kamu ngapain sih lari lari? Jadi kan kamu cape."

"Gimana aku gak lari, Nar? Aku panik pas tau kamu ke UKS. Kamu kenapa sih?"

Jaemin mendekat ke tempat dimana Nara berbaring, duduk di kursi yang ada di depan ranjang UKS dimana Nara berbaring, meraih tangan Nara yang terasa dingin, dan mengecup nya beberapa kali.

"Aku khawatir, Nar. Aku takut kamu kenapa napa."

Nara tersenyum simpul, mengusap rambut Jaemin yang sedang menunduk sembari menggenggam tangan nya erat.

"Maaf, maaf udah buat kamu khawatir. Tapi aku gak apa apa, Na. Kamu gak usah khawatir ya, kamu percaya kan sama aku? Aku baik baik aja."

"Muka kamu pucet, tangan kamu dingin, kita pulang aja ya. Atau kita ke dokter, yuk." Ajak Jaemin.

Nara menggeleng, "Gak usah, aku istirahat disini aja."

"Istirahat di rumah atau pergi ke rumah sakit?"

Nara menghela nafas pasrah, "Istrihat di rumah."

Jaemin langsung tersenyum menang, ah mereka melupakan satu orang yang sedari tadi ada memerhatikan mereka, bahkan mereka mungkin hampir lupa akan keberadaan Naya.

"Ekhemm." Deheman dari Naya menyadarkan mereka akan keberadaan nya.

"Nay, gue bawa Nara pulang ya. Lo bilangin ke guru kalau Nara pulang sakit dan gue izin nganterin dia pulang."

Naya hanya mengangguk, Jaemin langsung membopong tubuh Nara keluar dari UKS dan membawa nya ke mobil, mengantar nya untuk pulang ke rumah.

Setelah kepergian Nara dan Jaemin, Naya masih diam di tempat.

Kenapa lo selalu lebih beruntung dari gue, Nar. Kenapa lo selalu di kelilingi oleh banyak orang yang sayang dan tulus buat jagain lo.

...

Sampai rumah Nara dan Jaemin langsung di sambut Kakak nya Nara, Jaehyun.

Jaehyun yang ngeliat adiknya di bopong dengan keadaan cukup lemas pun langsung menghampiri dan ngerangkul adik nya.

Membantu nya duduk di sofa ruang keluarga mereka.

"Nar, kamu kenapa? Muka kamu pucet." Kata Jaehyun.

"Gapapa, Bang. Biasa."

Mendengar nya Jaehyun langsung paham, "Udah minum obat kan?" Tanya Jaehyun.

"Udah, Bang."

Jaemin yang bingung dan gak ngerti apa yang di maksud sama Kakak Beradik itu, cuman bisa diem dan bengong.

Nara sama Jaehyun langsung sadar sama Jaemin yang lagi diem dengan keadaan bingung.

"Kemarin waktu Nara sakit, kita manggil dokter keluarga. Terus di kasih obat, belum abis obatnya. Gausah khawatir." Kata Jaehyun.

Jaemin langsung bernafas lega, pikiran jelek yang udah melayang kemana mana pun langsung tenang pas denger penjelasan dari Jaehyun.

"Yaudah sana lo balik lagi, Jaem. Makasih udah anterin Nara, biar Nara gue yang jagain." Titah Jaehyun.

Jaemin mengangguk, "Nar, aku balik lagi ke sekolah ya. Kamu istirahat, nanti pulang sekolah aku sempetin buat liat keadaan kamu lagi kesini."

"Nanti pulangnya anterin Naya ya, Na. Kasian kalau dia pulang sendiri." Kata Nara.

"Iya, kamu istirahat ya. Cepet sembuh, aku gak suka liat kamu sakit kaya gini."

Nara hanya tersenyum tipis dan mengangguk patuh. Setelah Jaemin pergi, Jaehyun langsung mengangkat tubuh adik nya untuk pergi ke kamar nya.

"Bang, aku bisa jalan sendiri."

"Selagi ada Abang yang bisa gendong kamu kaya gini, kenapa kamu harus cape cape jalan, Nar."

Nara hanya terkekeh mendengarnya, pasrah saat Kakak nya tetap menggendong nya sampai ke kamar, karena jika boleh jujur, Nara pun merasa lemas sekarang.

...

Jam pulang sekolah tiba, Naya dan Jaemin sedang berjalan menuju parkiran. Sesuai amanah Nara, Jaemin harus mengantar Naya pulang, lagian dia juga ingin bertemu dengan wanita kesayangan nya, Nara.

"Jaemin, Naya."

Jaemin dan Naya mengengok bebarengan ke arah belakang, di sana ada Jeno yang menanggil mereka.

"Lo mau pada kemana?" Tanya Jeno.

"Pulang lah."

"Ke rumah lo, Nay?"

"Iya."

"Mau jengukin Nara ya, Jaem?"

"Iya, gue mau liat keadaan Nara."

"Gue mau ikut dong, mau jengukin Nara juga." Kata Jeno.

"Yaudah, ayo."

Mereka bertiga langsung pergi ke rumah Nara dan Naya. Naya tetap ikut bersama Jaemin, dia ikut di mobil Jaemin.

Kinaraya| Na Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang